Update Drone KamikazeKlik di Atas

Galangan Korea Utara Lindungi Konstruksi Kapal Berukuran Besar yang ‘Misterius’, Kemampuan Satelit Mata-mata Jadi Taruhan

Kota pelabuhan Nampo di sebelah barat Pyongyang, sejak beberapa tahun belakangan menjadi salah satu obyek pengintaian serius satelit mata-mata (spy satellite). Di Nampo persisnya terdapat Nampo Shipyard, galangan kapal terbesar di Korea Utara, yang diduga tengah membangun proyek konstruksi kapal berukuran besar yang misterius.

Baca juga: Laporan Intelijen Ungkap Kemungkinan Korea Utara Tengah Membangun Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Disebut misterius, lantaran otoritas keamanan Korea Utara memberikan perlidungan khusus yang membuat proses pembangunan kapal tersebut sulit untuk diintai dari satelit, alhasil menciptakan beragan analisa karena kurangnya data dan informasi intelijen yang memadai. Mengutip dari iiss.org (30/10/2024) yang merujuk citra satelit Planet Labs, disebut bahwa deretan pilar tinggi didirikan pada bulan Mei 2024 di kedua sisi landasan luncur di Nampo shipyard di pantai Barat Korea Utara.

Pada bulan-bulan berikutnya, dinding kasa ditambahkan dan atap kasa kasa yang tampak meliputi area dengan panjang sekitar 170 meter dan lebar 30 meter. Mengingat atap yang tembus air hanya akan memberikan sedikit perlindungan lingkungan, kemungkinan besar kasa tersebut dirancang untuk memberikan tingkat perlindungan yang lebih baik dari mata-mata yang mengintip di permukaan dan sensor dari jauh di atas (satelit dan drone).

Pemasangan kasa tersebut bertepatan dengan perakitan yang sedang berlangsung dari apa yang tampak seperti kapal permukaan di landasan luncur. Bagian lambung dan bangunan atas yang tampak, dicat dengan cat dasar oksida merah khas yang sama, terlihat di dua landasan luncur paralel yang berdekatan.

Apakah bagian-bagian ini sedang dibangun di sana atau di tempat lain sebelum dipindahkan sebelum perakitan akhir tidak jelas. Konstruksi ini dilayani oleh dua derek gantry tanpa cakupan yang tumpang tindih, kemungkinan besar bagian-bagian tersebut dipindahkan melalui jarak pendek ke rakitan landasan luncur yang disaring dengan tongkang, yang dapat diamati di sampingnya.

Meskipun atap jaring jala telah ditambahkan, citra satelit masih memberikan ‘wawasan’ tentang ukuran kapal yang sedang dirakit, terutama saat segmen atap dilepas, mungkin untuk memudahkan akses derek.

Meskipun Nampo shipyard juga memproduksi beberapa jenis kapal komersial, upaya penyembunyian proyek ini menunjukkan bahwa sepertinya ini adalah proyek yang dirahasiakan. Tempat peluncuran ini juga menjadi tuan rumah bagi dua proyek terkait angkatan laut terkini, yakni korvet Amnok class dan platform uji coba kapal selam rudal balistik kedua di negara itu.

Joseph Dempsey, Research Associate (Imagery) for Defence and Military Analysis menyebut, bahwa desain kapal misterius ini tampaknya memiliki lebar sekitar 15 meter. Lebar ini sepertiga lebih lebar dari korvet Amnok class, yang merupakan kapal perang terbesar Korea Utara yang dibangun sejak frigat Najin class pada tahun 1970-an. Berdasarkan lebar ini dan bagian lambung yang telah dirakit, kapal perang diduga punya panjang lebih dari 100 meter.

Meskipun Angkatan Laut Korea Utara memiliki armada kapal permukaan yang besar dalam hal jumlah (kuantitas), namun armada ini sebagian besar terdiri dari kapal patroli dan kapal pesisir berukuran kecil dengan kemampuan terbatas. Dua frigat Najin class yang sudah usang adalah satu-satunya kapal tempur permukaan utama angkatan laut saat ini. Peluncuran korvet Amnok dan Nampo class yang telah lama dinantikan – yang setidaknya menunjukkan desain yang lebih modern – masih terbatas, dengan hanya dua dari masing-masing kelas yang diluncurkan, dibagi antara armada pantai barat dan timur.

Membetot Perhatian Dunia, Inilah Korvet Korea Utara ‘Amnok Class’ yang Luncurkan Rudal Jelajah Hwasal-2

Namun, selama sekitar satu tahun terakhir, kunjungan publik dan pernyataan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un telah lebih menekankan pada pengembangan industri pembuatan kapal negara tersebut dibangun bersamaan dengan penguatan angkatan laut, termasuk referensi untuk pengadaan kapal perang yang lebih besar.

Yang terbaru, selama kunjungan pada September 2024 ke pangkalan angkatan laut baru yang sedang dibangun, Kim menyatakan bahwa angkatan laut ‘akan segera memiliki kapal perang permukaan dan kapal selam besar yang tidak dapat berlabuh di fasilitas yang ada untuk menambatkan kapal perang, pembangunan pangkalan angkatan laut untuk menjalankan kapal perang besar terbaru telah menjadi tugas yang mendesak’.

Kim juga mengunjungi Galangan Kapal Nampo pada Februari 2024, hanya beberapa bulan sebelum perakitan kapal tampaknya dimulai, melaporkan tentang ‘pembangunan berbagai kapal perang dan persiapan untuk rencana besar baru yang diputuskan dan ditetapkan oleh Kongres WPK (Partai Pekerja Korea) kedepalan.

Planet Labs
Planet Labs adalah perusahaan swasta Amerika Serikat yang mengoperasikan jaringan besar satelit penginderaan jauh. Didirikan pada tahun 2010 oleh mantan ilmuwan NASA, perusahaan ini berbasis di San Francisco, California, dan bertujuan untuk menyediakan akses data citra satelit dengan frekuensi tinggi kepada berbagai pelanggan di seluruh dunia.

Planet Labs mengoperasikan konstelasi satelit kecil yang disebut Dove, yang memotret hampir seluruh permukaan Bumi setiap hari, memberikan citra resolusi tinggi yang sangat membantu dalam pemantauan lingkungan, pertanian, riset ilmiah, dan keamanan. Planet Labs memiliki dan mengoperasikan satelitnya sendiri. Mereka mengelola konstelasi satelit mini, termasuk seri Dove dan beberapa lainnya seperti RapidEye dan SkySat. Konstelasi Dove mereka terdiri dari ratusan satelit kecil yang dikenal sebagai CubeSats.

Keunggulan konstelasi Planet Labs terletak pada kemampuan mereka untuk menyediakan data penginderaan jauh yang sering diperbarui dengan resolusi tinggi, memungkinkan analisis yang cepat dan akurat untuk berbagai kebutuhan, seperti pemantauan perubahan lingkungan, deteksi bencana alam, dan analisis tren urbanisasi.

Planet Labs tidak secara langsung terkait dengan Pentagon, tetapi citra satelit mereka memang sering digunakan oleh instansi pemerintah Amerika Serikat, termasuk Departemen Pertahanan (Pentagon). Konstelasi satelit yang dimiliki Planet Labs menyediakan data dan analisis yang berguna untuk berbagai aplikasi, seperti pemantauan lingkungan, perubahan iklim, dan keamanan nasional. (Bayu Pamungkas)

Berselubung Peluncuran Rudal Balistik, Korea Utara Sukses Luncurkan Satelit Intai

One Comment