FV180 CET – Traktor Amfibi untuk Satuan Zeni Tempur, di Asia Tenggara Hanya Singapura yang Punya
|Traktor dengan dozer yang punya kemampuan amfibi, sepertinya ideal digunakan oleh satuan zeni tempur di lingkup TNI AD maupun Korps Marinir. Namun, sejauh ini belum ada ransus (kendaraan khusus) jenis itu di Indonesia, mungkin saja karena belum dilihat kebutuhannya. Tapi tahukah Anda, bahwa justru Angkatan Darat Singapura yang menjadi satu-satunya pengguna traktor amfibi di Asia Tenggara.
Baca juga: Komatsu D155W – Bulldozer dengan Kemampuan Amfibi, Ideal untuk Zeni Korps Marinir
Bukan dari jenis Komatsu D155W yang bisa menyelam dengan sistem remote, melainkan yang dimaksud adalah FV180 Combat Engineer Tractor (CET). Ransus lapis baja roda rantai ini dirancang sebagai spesialis amfibi untuk Royal Engineers Angkatan Darat Inggris dan telah digunakan sejak tahun 1976.
Oleh AD Inggris, FV180 CET banyak digunakan dalam persiapan lapangan untuk konstruksi jembatan dan kegiatan penarik di garis depan pertempuran, seperti menggali lubang pertempuran kendaraan, membangun penghalang tanah, memperbaiki jalan, memulihkan kendaraan yang terperosok air dan rintangan, mempersiapkan tepi sungai untuk penyeberangan kendaraan serta membersihkan beragam halangan yang dapat menghambat pergerakan satuan bantuan tempur.
Kedua awak CET duduk dalam posisi tandem di sisi kiri kendaraan, masing-masing dengan satu set kontrol mengemudi menghadap ke arah yang berlawanan. Sebuah ’ember’ pemindah tanah yang besar dipasang di bagian belakang kendaraan dan jangkar berpeluncur roket yang dipasang pada winch 8 ton dapat dipasang di bagian depan.
Saat dioperasikan dari kursi belakang, bucket digunakan untuk pemindahan tanah; membersihkan rintangan, jalan setapak atau menggali tangki atau lubang senjata dan parit anti-tank. Saat dioperasikan dari kursi yang menghadap ke depan, ia dapat dikendarai di jalan raya, dan jangkar dapat digunakan untuk menarik CET ke atas rintangan yang curam seperti tepi sungai. Tali winch dapat dipasang ke depan atau belakang kendaraan dengan tarikan maksimum 8 ton di kedua konfigurasi. Auxiliary Lifting Attachment (ALA) dengan roller tali winch yang dipasang di bagian dalam bucket pemindah tanah dapat digunakan untuk mengangkat beban hingga 4 ton.
FV180 CET sudah dilengkapi proteksi NBC (Nuclear, Biological and Chemical) dan memiliki unit penyaringan udara, memasok udara bersih ke kru saat beroperasi dengan palka kru yang ditutup di lingkungan yang terkontaminasi. Sistem udara NBC juga digunakan untuk mengembang alat bantu apung yang diperlukan saat kendaraan ini menjalankan moda amfibi.
Bicara tentang kemampuan amfibi, FV180 CET mengandalkan dua Dowty water impellers, satu dipasang di setiap sisi kendaraan dan dikendalikan oleh komandan di kursi belakang menghadap ke depan. Pancaran air digunakan untuk mengarahkan kendaraan saat berenang. Alat bantu pelampung kadang diperlukan untuk memangkas kendaraan untuk berenang dan “wash board dipasang di bagian depan untuk mencegah gelombang haluan membanjiri kompartemen kru saat memasuki air. Kecepatan maksimum FV180 CET di air adalah 15 km per jam.
Baca juga: Komatsu Type 75 – Bulldozer Lapis Baja Ciri Khas Zeni Konstruksi AD Jepang
Ditenagai mesin diesel Rolls-Royce C6TFR dengan kekuatan 320 hp, ransus ini dapat melaju di jalan raya dengan kecepatan maksimum 56 km per jam. FV180 CET punya dimensi panjang 7,54 meter, lebar 29,94 meter dan tinggi 2,67 meter. Dengan bobot sekitar 17,5 ton, satu unit FV180 CET dapat dibawa oleh pesawat angkut sekelas C-130 Hercules. Selain Inggris dan Singapura, negara lain pengguna adalah India. (Haryo Adjie)
United Tractor di Cakung banyak
ini yang perlu dipermasalahkan seperti kata dek paijo…inventori nya yang perlu kita pikirkan kalou kita jadi negara konsumen…😅biar lekas botak kepala kita konsumen berpikir ala produsen…🤣🤣🤣jadi kalou belum bisa buat yang sengak engaknya kita bisa berpikir dulu…😁
Komatsu Masih banyak
Traktor Amphibi ini SDH betel prupen diperbantukan di perang Yaman. Untuk membersihkan sampah rongsokan tank Abrams dan kendaraan infantri milik Arab Saudi yg babak belur dihajar gerilyawan houti dng rudal jadul era Sovyet.
Ini boleh dibeli utk TNI kita.