Frigat Malaysia KD Maharaja Lela 2501 Dijadwalkan Memulai Sea Trial pada November 2024

Setelah tertunda tujuh tahun, akhirnya frigat Maharaja Lela class, atau disebut juga Littoral Combat Chip (LCS) telah memasuki air di galangan Boustead Heavy Industries Corporation pada 25 Mei 2024. Flagship Angkatan Laut Malaysia tersebut adalah KD Maharaja Lela dengan nomer lambung 2501. Dan ada kabar lanjutan, bahwa KD Maharaja Lela direncanakan akan memulai tahapan sea trial pada bulan November 2024.

Baca juga: Setelah Tujuh Tahun Tertunda, Frigat Malaysia KD Maharaja Lela 2501 Akhirnya Menyentuh Air

Menurut informasi yang dipublikasikan Defense Security Asia pada 16 Oktober 2024, KD Maharaja Lela, untuk Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (TLDM), sedang menjalani tahap pemasangan terakhir di Lumut Naval Shipyard (LUNAS). KD Maharaja Lela memasuki Harbour Acceptance Trials (HAT) mulai November mendatang, diikuti oleh sea trials segera setelahnya.

Fase pengujian kritis ini akan memakan waktu sekitar dua tahun, dengan kapal diharapkan akan sepenuhnya diserahkan ke Angkatan Laut Malaysia pada Agustus 2026. Ini adalah bagian dari program Malaysia yang lebih luas untuk memodernisasi angkatan lautnya, dengan empat kapal LCS tambahan yang sedang dibangun dan dijadwalkan untuk pengiriman pada tahun 2029.

Maharaja Lela class dirancang dari basis korvet Gowind 2500 class, Angkatan Laut Malaysia dan Naval Group dari Perancis mengembangkan jenis kapal baru yang konsep awalnya disebut Second Generation Patrol Vessel (SGPV) atau Littoral combat ships (LCS). Dibandingkan korvet Gowind 2500 class, Maharaja Lela class punya bobot lebih besar, yaitu 3.100 ton dengan panjang 111 meter.

Angkatan Laut Malaysia (TLDM) menghadapi berbagai tantangan saat menavigasi upaya untuk memodernisasi armadanya dan menjaga keamanan maritim di kawasan tersebut. Salah satu masalah inti adalah usangnya armada saat ini. Sebagian besar kapal perang TLDM berusia puluhan tahun, dengan dua pertiga armada berusia lebih dari 30 tahun. Kapal-kapal tua itu berjuang untuk memenuhi tuntutan peperangan angkatan laut modern yang terus meningkat, terutama mengingat ketegangan geopolitik di Laut Cina Selatan.

Mangkrak Sebelum Berlayar, Nasib Tak Jelas Frigat Stealth (Gowind) Maharaja Lela Class

Untuk mengatasi tantangan tersebut, TLDM memulai Program Transformasi “15-ke-5” pada tahun 2015. Rencana ini bertujuan untuk merampingkan jumlah kelas kapal dari 15 menjadi 5, mengurangi kompleksitas operasional dan biaya pemeliharaan. Ini juga mencakup akuisisi kapal-kapal baru, seperti LCS Maharaja Lela class dan Keris class littoral mission ship (LMS).

Kemajuan lambat dari yang diharapkan, dengan keterlambatan dalam pembangunan dan pengiriman. Misalnya, dari 18 unit littoral mission ship yang direncanakan, hanya sebagian kecil yang telah dikirim sejauh ini, yang secara signifikan melemahkan kemampuan patroli Malaysia di wilayah maritimnya yang luas.

Keris Class LMS Ketiga Meluncur, Impian Alih Teknologi Malaysia yang Kandas

Kementerian Pertahanan Malaysia sejak Mei 2021 telah memutuskan bahwa proyek LCS Maharaja Lela class yang mangkrak akan dilanjutkan kembali. Namun, keputusan itu pun tak berjalan mulus, pada Februari 2022, dikabarkan jumlah pesanan LCS Maharaja Lela class akan dikurangi. Pengurangan jumlah rupanya tak menyelesaikan persoalan, lantaran dibutuhkan kucuran dana besar untuk melanjutkan proyek LCS yang lama mangkrak ini.

Di bawah jadwal pengiriman baru, galangan kapal Malaysia Boustead Heavy Industries Corp (BHIC) akan mengirimkan kapal pertama — KD Maharaja Lela 2501 — pada tahun 2026, yang artinya tujuh tahun molor setelah jadwal yang direncanakan semula. Sementara kapal terakhir – KD Tok Janggut, akan diserahkan pada tahun 2029, atau molor lima tahun dari jadwal semula. (Gilang Perdana)

Maharaja Lela Class – Dari Basis Gowind Class, Inilah Obsesi Malaysia di Lini Frigat Stealth

3 Comments