Frigat Admiral Gorshkov Class, ‘Kesaktiannya’ Terganjal Persoalan Mesin
Di atas kertas, kemungkinan Admiral Gorshkov Class dipilih sebagai frigat untuk TNI AL terbilang tipis, namun ada harapan besar dari Russian Fans Boy di Indonesia agar kelak Indonesia kembali menggunakan kapal perang buatan Rusia, setelah di era 60-an Indonesia pernah dibuat ‘berjaya’ dengan andil alutsista dari Rusia (Uni Soviet). Meski dalam porsi yang kecil, seperti adopsi rudal anti kapal Yakhont menjadi pertanda bahwa bukan tak mungkin bila Rusia juga bisa memasok kebutuhan kapal perang utama untuk TNI AL.
Baca juga: KRI Irian – Monster Laut Kebanggaan Indonesia
Admiral Gorshkov Class sendiri merupakan pencapaian besar bagi Rusia, maklum sejak runtuhnya Uni Soviet, inilah kapal perang permukaan terbesar yang dibangun Rusia. Lepas dari kelebihan dan kekurangannya, Bagi Rusia, kehadiran Admiral Gorshkov Class secara politik dapat meningkatkan pride Vladimir Putin dalam kancah “perang dingin jilid II” dengan Amerika Serikat.
Tentu bukan sebatas ‘cinta buta’ pada Rusia, Admiral Gorshkov Class memang dirancang sebagai heavy frigate yang mumpuni, mampu meladeni peperangan aspek permukaan, udara, bawah permukaan, sampai peperangan elektronika pun telah disiapkan oleh biro perancangnya, Severnoye Design Bureau di Saint Petersburg.
Admiral Gorshkov Class atau disebut juga Project 22350, desainnya pertama kali disetujui oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada Juli 2003. Dengan bobot penuh mencapai 5.400 ton, Admiral Gorshkov Class digadang untuk melaksanakan peperangan jarak jauh, ini ditandai dengan penggunaan Combined Diesel and Gas (CODAG) sebagai dapur pacunya, dan seabreg rudal jelajah andalan. Awalnya dicanangkan produksi 20-30 unit, namun melorot menjadi 15 unit saja. Dan sampai saat ini dua kapal telah selesai dibangun, dan ada dua unit lagi yang sedang dalam proses produksi.
Kedua kapal pertama tersebut Admiral Gorshkov (417) dan Admiral Kasatonov (431). Admiral Gorshkov didapuk sebagai lead dari kelas kapal perang ini, mulai dibangun pada 2006 dan telah diluncurkan pada 2010. Sementata Admiral Kasatonov dibangun pada 2009 dan diluncurkan pada 2014. Walau sudah diluncurkan cukup lama, kedua kapal saat ini masih dalam status sea trial, dan belum diserahkan untuk operasional AL Rusia.
Baca juga: Riga Class – Eksistensi Frigat TNI AL, dari Operasi Trikora ke Operasi Seroja
Terdampak Isu Ukraina
Sedari awal pembuatan, Admiral Gorshkov Class menggunakan pasokan mesin gas turbin buatan Ukraina. Dan saat terjadi konflik antara Rusia vs Ukraina di 2014, maka putuslah jalinan kerjasama antara dua negara tersebut, Ukraina yang kini dekat dengan AS menolak memasok teknologi mesin turbin untuk kelanjutan Admiral Gorshkov Class. Bahkan mesin pada Admiral Kasatonov (431) kini dialihkan sebagai mesin cadangan di Admiral Gorshkov (417).
Sudah barang pasti Rusia tak tinggal diam atas masalah di atas, Russian NPO Saturn kini telah merancang desain mesin CODAG baru untuk Admiral Gorshkov Class, dan diharapkan dapat tuntas prototipe-nya sebelum 2020. Namun kendala permesinan ini telah menggeser jadwal pembangunan kapal ketiga dan keempat.
Lepas dari sengkarut masalah yang menghadang Admiral Gorshkov Class, harus diakui frigat dengan lambung semi stealth ini memang menarik untuk disimak. Dibalik sosoknya yang terkesan minimalis, Admiral Gorshkov Class dilengkapi dengan kanon utama 130 mm pada haluan, dua kanon CIWS Palash kaliber 30 mm, 8 rudal jelajah anti kapal SS-NX-26 Yakhont dan 8 rudal jelajah SS-N-27 Kalibr. Guna menghadapi kapal selam pun tak perlu minder, lantaran sudah ada rudal anti kapal selam Medvedka-2 ASW, tabung torpedo 21 inchi. Dan seperti halnya PKR Martadinata Class, pada bagian haluan disematkan deretan peluncur rudal hanud dengan VLS (Vertical Launch System), setidaknya ada 32 peluncur untuk rudal hanud jarak menengah Redut dan 32 rudal pertahanan udara menengah Redut.
Admiral Gorshkov Class dilengkapi dengan radar search air 3D Furke-4, radar pengendali tembakan Puma dan sonar suite with hull-mounted LF sonar dan sonar LF VDS. Frigat ini juga dilengkapi dengan sistem penargetan anti pesawat dan anti kapal Garpun-BAL.
Dengan kombinasi mesin diesel dan turbin, tanaga yang dihasilkan bisa mencapai 65.400 shp (48.800 kW). Kapal dengan bobot standar 4.500 ton ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum 29,5 knots. Sementara jarak jelajah tanpa bekal ulang sampai 8.980 km pada kecepatan 14 knots. Dalam sekali berlayar Admiral Gorshkov Class punya endurance 30 hari dengan dukungan 210 awak.
Mendukung operasi udara, tersedia hanggar yang dapat dimuati helikopter AKS Ka-27. Secara umum, Admiral Gorshkov Class punya panjang 135 meter, lebar 15 meter dan draught 4,5 meter. (Gilang Perdana)
Tingkatkan peran pindad dapam alusista kapal tnial karena menurut saya kapal pindad sudah bagus tinggal tingkatkan sistem radar canon tembak dan prluncur roketyg masih export dari barat
milih yang persenjataannya lengkap dan dapat TOT Gitu aja dah !
Bung @ayam jago kalau Indonesia akan mengakuisisi NSM & ESSM apa ToT atau offsetnya buat kita ?
essm bisa dpt tot yaitu ikut dlm konsorsium essm tp dgn persyartan nasams dibeli & essm jg dibeli serta jumlah yg dibeli cukup banyak setidknya diatsa 300 unit
utk nsm tdk ada tot
kita mmbeli rudal memang tdk ada tot. yg baru ada tot-nya cuma starsrak doang
Fungsi ikut konsorsium apa bung…apa spt yg dulu pernah anda katakan..bisa mendapatkan jarak rudal di 550 km??..itu 300 unit utk rudalnya ya…biasanya kalo diterapkan di sistem nasam..bisa utk berapa unit sistem nassamnya?..trima kasih sebelumnya..
Masih belum diputuskan apakah produksi bersama atau komponen doang
1 baterai nasabah standar nato 5-7 peluncur @6 rudal (total 30-42 rudal)
tp kita condong paket hemat yaitu 3-4 peluncur
target utk nasams yg dibutuhkan untuk 8 resimen paskhas yang artinya 16 baterai nasams. Jika dipakai paket hemat maka kebutuhan essm untuk nasams 288-384 rudal
Hanya 5400 ton ya…kemaren grigoro juga hanya 4400 ton..mantap ini utk jadi acuan pembuatan kaprang di Indonesia..tonasenya gak perlu besar2 tapi yg penting senjatanya mematikan dan kompak…jadi biaya pembuatan kapalnya saja gak perlu mahal2,..yg mahal2 isiannya…
Kalo melhat letak kanon CIWSnya..kayakna kalo kaprang 4400 keatas pake minimal 3 titik..yg samping2 kalo bisa setara pantsyr M sekalian rudalnya..kalo gak punya uang setara AK 630,kalo gak punya uang lagi,tipe 90 35mm-nya china yg lisensi dr jerman manual gak papa(bisa minta yg dobel laras atau single,mungkin om sales norinco aian lebih tahu)….itu palasnya kalo ditambahi rudal spt yg pantsyr lumayan bisa 8+8…(kenapa samping2 gak pake oerlykon?…soalnya terlalu bagus.. oerlykon depan ok lah)..
admiral gorshkov maupun modernized kirov & slava class mengadopsi integrated air defence ala aegis milik amrik. pd areleigh burke flight 2 & 3 rudal searam ditiadakan. fungsi missile based ciws diambil alih essm. pd admiral gorshkov class tdk bkalan ada plama maupun pantsyr krn fungsi missile based ciws di s350 vityaz
palash itu twin ak630m
Berarti grigoro yg kemaren ditawarkan ke NKRi bisa dikatakan sistem aegis ala russia karena jenis sistemnya sma gorshkov yang beda hanya jumlah VLSnya…”admiral gorshkov maupun modernized kirov & slava class mengadopsi integrated air defence ala aegis milik amrik”..kalo mengacu dari info ini..betul tidak om ayam…yah tapi rangkaian sistem yang kecil…tidak segede gorshkov….trima kasih infonya…bung ayam jago..
grigorovich class blm menganut integrated air defence ala aegis. cms-nya beda. belum support s500 & s350
fungsi missile based ciws msh dipegang pantsyr ataupun palma
grogorovich blm memiliki ballistic missile defence capability ala aegis krn fitur itu cuma dimiliki s500
justru lbh baik platform frigate barat dmn baik aster 30 maupun sm2er block iv punya bmd capability
Jadi yg ditawarkan ke Indonesia dg grigoro nya belom..saya kira sudah…soalnya disini https://en.wikipedia.org/wiki/Missile_defense_systems_by_country …dikatakan S400 bisa bmd capability..atau mungkin yg versi daratnya ya?..trima kasih infonya..agak ngelantur ini..wkwkwk
ngawur!!
rusia blm menguasai konstruksi modular yg menyebabkan biaya pembuatan kaprangnya lebih nahal drpd negara lainnya. kualitas shipyard rusia adalah salah satu yg terparah sedunia akhirat. indonesia msh lebih oyeee!!!
gepard class milik vietnam paketan hull kosongan dgn radar, sonar & cms doang usd 250 juta tanpa persenjataan satupun. bandibgkan dgn sigma class yg cuma usd 220 juta sdh trmasuk naval gun otmel 76mm
mmbeli kaprang rusia felas amir2 deh bakalan bikin negara kita cepat bangkrut!!!
Biasa sajalah… sampai dibilang sedunia akirat…
Toh meskipun kualitas kapal buatan Indonesia jika lebih baikpun kalau ketemu kapal perang Russia juga cuma bakalan jadi ajang target rudal…
Wkwkwkwwk…Yulihantoro ini orang rusiakah ?
Sampai begitu amat membelanya…
Ahver narang palumbani …
Ngga lah… saya orang Indonesia… saya hanya berusaha memberikan pandangan dari sisi yang lain… dari sisi Russia…
Sama halnya ketika produk kita di jelek2an negara lain tentu saja tidak terima, apa susahnya memberikan informasi secara proporsional, kurang disini lebih disini bandingkan dengan ini dan lebih unggul yang ini… sederhana, tidak perlu sampai terlalu berlebihan… bagaimanapun yang bisa mengimbangi dan berani melawan hegenomi kekuatan USA adalah Russia dengan segala kondisinya…
Bagi saya US dan Eropa itu sama saja, sedangkan Russia berada diposisi yang lain dan itu bisa memberikan keseimbangan dari kondisi hegenomi kekuatan tunggal…
Apakah Russia yang terbaik? jelas bukan, tetapi mereka mengimbangi kekuatan terbesar di dunia ini dengan segala keterbatasan yang mereka miliki dan mereka sejauh ini mampu…
Apakah menurut saya alutista Indonesia harus menggunakan buatan Russia? saya tidak peduli, itu urusan petinggi militer dan pemerintah, mereka yang memiliki wewenang dan kajian… saya sendiri hanya ingin memberikan pandangan dari sisi yang berbeda itu saja…
@yulihantoro
yg dibahas biaya dan proses pembuatan kapal dan harganya, knp anda jawab kapal indonesia jadi ajang rudal rusia ? ngak nyambung !
yg bisa mnantrang hegem0ni usa cuma cina. rusia sdh terlempar. yg gw kritisiitu shipyard rusia bukan kapal perang.
tingkat efisiensi produksi shipyard rusia sangat buruk diperparah mereka blm menguasai kontruksi modular mngakibatkn masa pembuatan kaprang rusia sgt lama ditambah biaya produksi yg smakin mahal
gepard vietnam butuh 4-5 tahun dari first cutting steel ke first sailing bandingkan dgn pkr yg cuma 2 tahun
imbasnya harga kaprang rusia kemahalan tp kualitas trutama sensor & armament kalah dgn kaprang produksi negara lain yg harganya lbh murah
kaprang rusia bisa dianalogikan camry harga ferrari. lbh baik beli merek lain sprt maserati, bmw, mercy & audi
sejatinya soviet tahun 1097 memiliki galangan dek termodern. terbesar di dunia waktu itu dgn tujuan obyektif medio 1990an mmbangun cvn yg lbh besar drpd nimitz class. tp soviet bubar dan negara pecahan soviet yg memiliki galangan tersebut yaitu lithuania bergabung dgn nato
galangan tersebut msh eksis dan mmbangun bbrp kapal perang macam fremm, dzp, alvaro de bazan, fridjf nansen, iver, absalon bhkn separuh sigma pesanan indonesia dan maroko dibikin di situ.
ironis aset terbaik soviet kini ditangan nato dan rusia mewarisi shipyard maupun galangan dgn teknologi 1960an
ralat tahun 1987
Maksut saya @ bung ayam jago..tdak perlu tonase yg besar2..kalau masalah modular atau tdak..saya kurang tahu..bukan harus 100% spt rusia cara pembuatannya..yg spt anda katakan modular adalah sistem terbaik(cepat)untuk pembuatannya..ya okelah pakai sistem modular..kan tidak harus besar tonasenya..misal diatas 6500 ton..kalo russia bisa bikin kapal dg 4400-5500 ton sudah sangat mumpuni,kan kita hisa mencontohnya..tapi di tonasenya….mungkin cara pembuatannya kita dengan sistem modular…maksut saya begitu..
tptp antika
Anda harus melihat konteksnya… darimana ini berawal…
China secara ekonomi memang menjadi pesaing kuat… tetapi secara kemampuan alutista militer China masih banyak bergantung pada Russia… Russia secara ekonomi jelas kalah dari keduanya tetapi tetap saja Russia bisa menciptakan sesuatu yang kompetitif dan dalam beberapa hal lebih maju daripada negara2 barat…
Masalah utama Russia adalah pecahnya UniSoviet dan agresifnya menarik negara2 eks blok timur supaya menjauh dari Russia dan terakir Eropa juga diputus dari Russia dengan sangsi yang dbuat USA… dan karena itu Russia banyak kehilangan sumber daya dan penyuplai berbagai industri penting termasuk Ukraina yang juga berusaha ditarik ke blok barat… termasuk wahana untuk peluncuran antariksa yang akirnya menjadi milik Kazakstan, dan Russia harus membayar mahal untuk menggunakanya dan mesti membangun dilokasi baru…
Situasi saat ini jelas sebenarnya sangat tidak ideal untuk Russia tetapi tidak lantas menjadikan Russia benar2 jatuh… bahkan mereka tetap berusaha mandiri dalam segala kesulitanya…
Dari situasi yang sedang terjadi justru dengan membuat kapal tonase kecil tetapi dengan persenjataan maksimal terbukti efektif dan mirip dengan situasi yang dibutuhkan Indonesia…
Kalau yang ente maksud tonase 4500-5500 ton jelas yang paling tepat kdx2. 1 unit gorshkov class bisa dapat 2 unit kdx2 dgn kapabilitas armament setara
@yulihantoro
konteksnya ya proses produksi kapalnya, dan itu ngak ada korelasinya dengan kapal indonesia jadi ajang rudal rusia, ngak nyambung bung !
jangan berlebihan deh memuja rusia smpe ngejelekin kapal indonesia segala.
Saya lebih milih Iver Huiltfeld untuk kelas berat TNI AL. UntuK pilihan kdua sbgai pengganti kapal yg lain saya sarankan pilih F100/4 Alvaro de Bazan dari Spanyol. Spanyol mungkin kurang diminati TNI AL. Tapi mungkin harus mengetahui keunggulan angkatan laut Spanyol.. walaupun per unit lumayan mahal US$600m,tapi lebih murah dari DzP yg mnurut saya hargany sangat mahal.. Cukup bkin tegang Negara tetangga. Alvaro mrupakan Frigate yg mantap untuk TNI.. Sbagai pendamping SIGMA,& Iver.. Alvaro mrupakan Frigate yg ckup jauh jelajahny dari DzP. jauh jarak jelajah 8.300km pada kecepatan 33km/jam.
F100 sistem tempurnya Aegis (Lockheed Martin) Amerika. Kalau Amerika mau jual sistem itu ke kita seperti halnya Korea, Jepang, atau Australia, silahkan saja TNI-AL membelinya (dalam hal ini skenarionya sudah menang tender).
Mas Mix,
Alvaro class yang terakhir F105 harganya sudah USD 1,1 milyar.
Mahal banget mas.
Jangan beli yg F105.. Itu memang sangat mahal. Karna itu udah masuk class Destroyer.. Jadi yg F100/4 itu kelas berat Frigate mas..
navinia tdk ikut tender krn persyaratan harga max usd 780 juta
alvaro de bazan lebih mahal drpd iver, dzp, fremm, oversized kdx2 & type 26 tapi masih lebih murah drpd admiral goeshkov class
hobart class yg brbasis alvaro de bazan saja sdh usd 2,3 milyar
Nah.. Kita belinya yg type F100/4 aja bung.. Lebih murah.. Klo Hobard itu terbaru F105 udah masuk layanan kelas Destroyer Australia.. US$1.1milyar.. Klo yg type F100/4 masih disekitaran harga US$600juta. Sekali kali kita juga perlu menjajal dari Spanyol trutama Frigate kelas berat mas..?hehehe…
Emang sudah resmi ada tendernya di TNI-AL, ngomong-ngomong? (dan nama-nama yang ikut).
Baru tahu Type 26 Inggris dijajaki juga (Padahal belum “mature” alias belum jadi dan belum berdinas di Royal Navy)
min riques bahas tentang ranjau laut yg di gunakan tni…
Kalo ditanya pribadi saya lebih pilih Sigma class diperbanyak..misalkan kalo rencana 24 kaprang itu benar, ya minimal produksi 8 biji itu versi melarnya dimana 125/130m dengan lebar 15m…jadi ada 16 kaprang Martadinata Class dan sisanya Sigma Melar Class
Salam kenal Bung. Ngasih info terbaru: Perang Dingin jilid 2 segera dimulai.
https://www.google.co.id/amp/s/www.telegraph.co.uk/news/2016/10/22/unyielding-russia-and-us-heading-for-a-new-cold-war/amp/
Bakal menjadi peluang besar bagi USA untuk menjegal penjualan Su-35 dari Rusia dan juga S-400 ke negara2 lain atau sanksi berat seperti ekonomi, bantuan keuangan hingga sucad militer diberlakukan oleh USA/UK dan sekutunya (NATO).
yang bikin heboh “perang dingin” itu media bung, jangan di hype banget
sekarang itu bukan lagi perang dingin, dan belum akan menjadi Perang dingin lagi
opini yang alasanya lemah
Bukan perang dingin tpi perang baru d pasifik antara US vs China si naga merah.. russia skrng mah udh gk bsa ngapa2in lgi ekonominya tdk menunjang utk perang besar berkepanjangan
tdk bakalan us mnjatuhkan sanksi buat negara yg mmbeli alutsista rusia krn mnjatuhkan citra us sndiri
jauh lebih logos menaikkan pajak prsagangan komoponen militer biar industri alutsista rusia tambah semapur
Ivan Hurtelfeldt lah yang terbaik