Fliegerfaust – Bukan Rudal Tapi Inilah MANPADS Pertama di Dunia
|9K32 Strela atau dikenal dengan nama NATO sebagai SA-7 Grail, adalah rudal hanud MANPADS (Man-Portable Air-Defense Systems) pertama. Rudal ini dikembangkan oleh Uni Soviet pada akhir 1960-an dan mulai digunakan secara operasional pertama kali dalam Perang Yom Kippur pada tahun 1973. Namun, tahukah Anda, jenis MANPADS pertama di dunia ternyata bukanlah Strela.
Baca juga: Cuci Gudang, Jerman Kirim 2.700 Rudal Hanud MANPADS Strela ke Ukraina
Meski bukan kategori rudal, namun senjata MANPADS ternyata adalah buatan Jerman, persisnya sempat dikembangkan di akhir masa kejayaan NAZI. Yang dimaksud adalah Fliegerfaust atau Luftfaust (tinju udara) adalah prototipe senjata anti pesawat portabel yang dioperasikan dengan cara dipanggul oleh seorang prajurit.
Fliegerfaust berupa senjata multi laras dengan roket tanpa pemandu dan dirancang untuk menghancurkan pesawat serang darat yang terbang rendah. Dipesan untuk diproduksi pada tahun terakhir Perang Dunia II, hanya sedikit yang dibuat dan digunakan sebelum berakhirnya perang di Eropa.
Dirancang oleh Hugo Schneider AG (HASAG) dari Leipzig pada tahun 1944, Fliegerfaust diproduksi dalam dua versi berbeda. Versi pertama, yang disebut Luftfaust A, memiliki empat laras sepanjang satu meter yang ditumpuk satu di atas yang lain. Versi ini menembakkan proyektil kaliber 20 mm (beratnya 90 gram dan mengandung 19 gram bahan peledak) yang merupakan Minengeschoss standar 20 mm yang didorong oleh roket kecil dan distabilkan dengan sirip. Luftfaust A adalah senjata sekali pakai (disposable).
Versi kedua, Luftfaust B, berganti nama menjadi Fliegerfaust pada bulan Februari 1945, menambah jumlah laras menjadi sembilan yang disusun dalam lingkaran, dan menambah panjang laras. Panjang totalnya 150 cm dan berat muatannya 6,5 kg. Urutan penembakan adalah empat putaran dari setiap laras lainnya diikuti oleh lima putaran tersisa setelah penundaan 0,1 detik.
Penundaan ini dimaksudkan untuk mencegah kerusakan proyektil akibat asap knalpot peluncuran sebelumnya, yang juga dapat mengganggu jalurnya.
Proyektil roket Fliegerfaust distabilkan putarannya, sebagian dari knalpot (exhaust) roket diarahkan keluar melalui empat lubang kecil bersudut yang dibor di sekitar exhaust yang menyebabkannya berputar. Kabarnya, prototipe enam laras kaliber 30 mm juga dibuat.
Fliegerfaust bukan termasuk senjata yang sukses, lantaran jangkauan efektifnya yang kecil, perkiraan jangkauan tembak 500 meter bahkan tidak pernah tercapai. Kecepatan luncur proyektil Fliegerfaust adalah 350 meter per detik, sementara sistem pembidiknya menggunakan
simple iron sight
Meskipun 10.000 peluncur dan 4 juta roket dipesan pada tahun 1945, hanya sedikit yang diproduksi. Sekitar 80 senjata ini digunakan dalam uji coba tempur oleh unit yang berbasis di Saarbrücken pada bulan April 1945. (Gilang Perdana)
……DEUTSCHLAND……..DEUTSCHLAND……..DEUTSCHLAND….