Update Drone KamikazeKlik di Atas

“First Kill,” Rudal MANPADS RBS-70 Tembak Jatuh Helikopter Serang Ka-52 Alligator

Perang di Ukraina tak bisa dikesampingkan sebagai ajang pembuktian kehandalan suatu alutsista. Bicara tentang rudal hanud MANPADS (Man Portable Air Defence System), maka nama-nama seperti FIM-92 Stinger, Starstreak, Martlet dan Strela, boleh dikatakan telah bersinar dengan prestasi menembak jatuh pesawat atau helikopter yang terbang rendah. Namun, ada yang terlewat, RBS-70 yang dipasok Swedia pada Maret 2023, seperti tidak terdengar debutnya.

Baca juga: Punya Akurasi Tinggi dan Anti Jamming, Inilah Tahap Peluncuran RBS-70

Baru pada 17 Agustus lalu, sebuah postingan di media sosial menginformasikan, RBS-70 produksi Saab Bofors Dynamics Swedia berhasil menembak jatuh helikopter serang Kamov Ka-52 Alligator. Tidak dapat dipastikan, apakah ini pertama kalinya RBS-70 berhasil menembak jatuh sasaran udara selama perang di Ukraina. Namun, laporan yang dilengkapi rekaman video pendek, menguatkan debut RBS-70 di Ukraina.

Penggunaan MANPADS RBS-70 yang dikuatkan oleh bukti video, menandai bukti nyata pertama bahwa Ukraina menggunakan sistem ini dalam skenario pertempuran. RBS-70 di Ukraina dioperasikan 47th Mechanized Brigade. Pada bulan Juli 2023, 47th Mechanized Brigade menyebut telah menjatuhkan Su-25 Frogfoot Rusia.

Sebelum itu, pada bulan Mei, Angkatan Bersenjata Ukraina telah membuat pernyataan yang signifikan bahwa mereka telah berhasil menggunakan sistem yang sama untuk mencegat dan menghancurkan “rudal jelajah Rusia dan drone kamikaze buatan Iran”. Namun, perlu dicatat bahwa klaim tersebut disajikan tanpa disertai bukti video atau konfirmasi visual tambahan.

Pasukan Ukraina lebih terbiasa menggunakan rudal hanud VSHORAD MANPADS yang berpemandu infrared, seperti halnya Stinger dan Strela yang mengusung konsep ‘fire and forget.’ Sebaliknya, RBS-70 tidak mengadopsi fire and forget.

Di RBS-70, rudal melesat mengikuti pancaran laser yang dipancarkan dari peluncurnya. Targetnya sendiri dapat dijejak oleh radar Giraffe yang juga buatan Saab. Radar Giraffe ini memberi input data dan parameter terkait sasaran ke visual dashboard operator. Saluran komunikasi dari radar Giraffe ke unit peluncur rudal dapat lewat kabel atau radio. Nah, selanjutnya urusan penjejekan akhir (final) harus dilakukan sendiri secara manual oleh operator RBS-70.

Jadi perlu dicatat, RBS-70 tidak menganut mahzab fire and forget. Pasca rudal melesat, operator memang harus terus melakukan pembidikan arah launch station ke sasaran.

RBS 70 milik Arhanud TNI AD.

Baca juga: RBS-70 NG – Menjajal Simulator Rudal Hanud Supersonic Berpemandu Laser

Yang unik, detektor pancaran laser diletakkan di bagian belakang rudal. Outputnya berupa perintah kendali, termasuk koreksi arah yang terintegrasi dengan giroskop penstabil. Canggihnya lagi, pancaran laser tak wajib telak mengenai sasaran secara langsung. Melenceng sedikit, asalkan tak lebih dari 30 meter dari posisi sasaran, maka tingkat perkenaan sudah mencapai lebih dari 80 persen.

Meski kalah praktis ketimbang Stinger dan Strela, dengan pemandu laser, RBS-70 menjadi rudal hanud anti jamming, bahkan sangat sulit dikecoh oleh flare sekalipun. (Bayu Pamungkas)

Spesifikasi RBS-70 NG
Jenis: VSHORAD (Very Short Air Defense) System
Jarak tembak maks: 8.000 meter
Ketinggian luncur: 5.000 meter
Kecepatan luncur: Mach 2 (Bolide missile)

8 Comments