Final Pengadaan Sukhoi Su-35, Indonesia Sukses Dorong Rusia Untuk Imbal Beli Hingga 50%
Sesuai undangan konferensi pers dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Kementerian Perindustrian pada 21 Agustus, maka hari ini menjadi momen yang penting sebagai ujung dari lika-liku pengadaan jet tempur pengganti F-5 E/F Tiger II. Dalam Konferensi Pers Bersama antar dua Kementerian hari ini (22/8/2017) di Aula Bhinneka Tunggal Ika, disebutkan skema imbal beli terkait proses pembelian sebelas unit Su-35 Super Flanker dari Rusia.
Baca juga: Satu Tahap Lagi, Proses Pengadaan Sukhoi Su-35 Masih Tersandera
Disebutkan bahwa Pemerintah Republik Indonesa dan Rusia sepakat melakukan imbal beli dalam pengadaan alat peralatan pertahanan keamanan (Alpalhankam) berupa pesawat tempur Sukhoi Su-35 yang dibutuhkan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia. Total nilai pembelian Su-35 mencapai US$1,14 miliar, dan ini memberikan potensi ekspor ke Rusia bagi Indonesia sebesar 50 persen dari nilai pembelian tersebut, atau persisnya senilai US$570 juta. Hal ini disampaikan Menhan Ryamizard Ryacudu dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada Konferensi Pers Bersama.
Dalam Undang-Undang No 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, pada pasal 43 ayat 5 (e) dinyatakan bahwa setiap pengadaan Alpalhankam dari luar negeri waiib disertakan imbal dagang, kandungan lokal dan offset minimal 85 persen, dimana kandungan lokal dan/atau offset paling rendah 35 persen. Karena pihak Rusia hanya sanggup memberikan offset dan lokal konten sebesar 35 persen, maka lndonesia menegaskan kembali bahwa pembelian Su-35 ini dibarengi dengan kegiatan imbal beli yang mencapai 50 persen dari nilai kontrak.
Baca juga: Menhan Ryamizard: “Tunggu Saja, Negosiasi Harga Su-35 Masih Berjalan”
Pemerintah lndonesia membeli Su-35 dari Rusia dan Rusia sebagai negara penjual berkewajiban membeli seiumlah komoditas ekspor dari Indonesia. Dengan skema imbal beli tersebut, Indonesia mendapat potensi ekspor sebesar 50 persen dan nilai pembelian Su-35 Persentase dalam pengadaan Su-35 ini yaitu 35 persen dalam bentuk offset don 50 persen dalam bentuk imbal beli. Dengan demikian, lndonesa mendapatkan nilai ekspor sebesar US$570 dari nilai US$1,14 miliar.
Kesepakatan tersebut ditandatangani pada 10 Agustus 2017 lalu, saat pelaksanaan Misi Dagang ke Rusia yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan. Pemerintah Rusia dan lndonesia sepakat menunjuk Rostec dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai pelaksana teknis imbal beli tersebut. Dalam MoU, Rostec menjamin akan membeli lebih dari satu komoditas ekspor, dengan pilihan berupa karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, mesin, kopi dan turunannya, kakao dan turunannya, tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, furniture, kopra, plastik dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk industri pertahanan dan produk lainnya. Sementara itu, pihak Rostec akan diberikan keleluasaan untuk memilih calon eksportir sehingga bisa mendapatkan produk ekspor Indonesia yang berdaya saing tinggi.
Baca juga: Menerawang Plus Minus Sukhoi Su-35 Super Flanker Untuk TNI AU
Tentang jadwal pengiriman Su-35, Menhan menyebut bakal dilakukan dalam dua tahun (delivery pertama), sedangkan untuk kontrak resmi pengadaan akan dilakukan dalam waktu dekat ini. (Gilang Perdana)
Full Paket logistik, tentengannya, maintenance, pelatihan pilot, kru darat..
dng total usd 1,14m dpt brp unit su-35 ???….komplit ap kosongan kah ???
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3610357/berapa-harga-pesawat-sukhoi-yang-dibarter-kopi-hingga-karet-ri
yg mnarik dr berita di atas:
1. spek su35 TNI, berbeda2,…beda d mananya, ya?…apa ada yg spesial air superiority & ada yg spesial dlm ground attack??…
2. pembangunan MRO. akhirnya TNI punya jg, mnyusul vietnam & malaysia.Dng demikian nnti maintenance gak perlu jauh2 lg k rusia sono. Kaya’nya TOTny ada di sini.
Sebetulnya MRO tidak bisa dikatakan ToT
Biasanya setiap pembelian Alutsista (barat) selalu mewajibkan pembelinya bisa maintennce sendiri.
Contoh F-16A/B jadul dulu, Skatek kita sudah mahir bongkar pasang semua komponen sendiri, termasuk memperbaiki RADAR, bahkan MESIN pun sudah bisa overhaul berat sendiri
Berarti benar kata bung ayam jago…
Bahwa pespur su-35 ini terlalu mahal karna ada upeti, china juga mendapatkan paket lengkap tetapi harganya hanya sekitar US$ 83-85 juta per-unit…
china beli su35 lbh murah,..krn tdk disertai ama prsenjataan. sukhoi mrk make rudal2 buatan cino, mrk deh pede make snjata2 buatan sndiri. itu sebabnya su35 mrk jg diinstal dgn bbrapa perangkat instrumen buatan cina, agar bener2 optimal dlm pnggunaan snjata dr cina. makany beda, su35 cina ama TNI nantinya. moga2 punya TNI sama kualitasnya ama puny rusia sndiri.
@nakedangel,
mungkin krn sulitny dpt TOT dr rusia, smntara skrg ada UU pmbelian alutsista dgn TOT,..makany diakalin dgn TOT di maintenance ini, trmsk TOT upgrade komponen, kaya’ di vietnam.
bung,…ini ada y aneh dr prnyataan menhan,
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3610041/ini-dia-kecanggihan-sukhoi-yang-dibarter-kopi-hingga-karet-ri
TNI akan beli su35 dgn 3 spek brbeda, salah satuny su35 seharga 30jt us, tapi msh kosong,..maksud ny apa ya?…apa ini buat latihan?
smntara yg su35 yg lngkap,..harganya 90jt us.
@ardino92
Komentar menhan tersebut perlu diperjelas
Aslinya Su-35 ditawarkan USD150 juta, akhirnya bisa anjlok jadi USD90 juta per pesawat
(Luar biasa, harga kok bisa dipotong sampai hampir 50%)
Itu kosongan atau hasil pembagian paket ???? komen Menhan tidak jelas
Memang semenjak di EMBARGO Amerika dan Sekutunya, Su-35 harganya naik luar biasa
Pembanding : Harga F-35 terbaru sudah mendekati USD 95 juta, yang jelas secara teknologi F-35 sangat jauh lebih unggul dari Su-35
@ardino
Mungkin wartawannya salah kutip atau Pak RR yang kepleset….kalo jadi beli su-35, kita punya tiga varian sukhoi (su-27, su-30, su-35).
Nah yang datang dulu2 kan belinya kosongan…malah konon tanpa radar ya?
tdk ada mro. sdh saya jelaskan bakal melanggar uu
ada tot tp utk teknologi sipil bkn teknologi militer. tp itu tot satu paket tdk hanya su-35 krn bhakal ada pembelian barang rusia lainnya krn 2018-2020 bakal jd russian party. tujuannya jelas menghbiskan jatah kredit ekspor kita yg nilainya usd 5,7 milyar
yg bakal menyusul
4 mi-24
2 be-200
bmp-3f
spg vena
3 il-76 d90
atgm kornet
2 kasel 636.2/6 custom krn tanpa vls dgn sensor & armament nato
@ayam jago
Bung, dr pernyataan anda ini cukup menarik, kalau pembelian SU-35 ini sebenarnya melanggar UU tntang TOT tp akhirnya di akalin dengan imbang dagang yg besar dan jg TOT dibidang sipil.
Lantas knp pemerintah dlm hal ini Kemenhan tetap memilih SU-35 yah?? Bahkan presiden kita akhirnya jg menyetujui. . .
Satu lg bung nanya, iya bener nih beli su-35 ini kan buat abisin jatah Krdit Expor Rusia. Trus itu bener listnya kita bakal beli SPH Venna sama Killo Class?
Kpn bung estimasi di ttd belinya
krn dlm perjanjian utk penambahan kredit ekspor sndiri tahun 2012 sbesar usd 5 milyar diwajibkan utk pmbelian 3 alutsista yaitu 4 streguschy class, 5 kasel kilo & 16 su-35. sprt yg diketahui streguschy & kilo akhirnya kena bantingan changbogo & nakhoda ragam + sigma. biar tdk menahan malu akhirnya su-35 tetap lanjut
ttd alutsista tunggu saja tanggal mainnya. ane tdk bisa mmprediksi
jadi kita beli itu emang karena emang butuh apa karena terlanjur nyebut ya ? kalo perencanaan medium, long range sam, datalink dll nya lebih condong ke nato, kenapa masi maksa beli ini barang mewah ya @_@
Alhamdulillah…akhirnya deal jg setelah bertahun tahun akan dan akan dan akan,kasihan skadron 14 udah pada nganggur pilotnya. Tinggal lanjut digoreng lagi kasel kilo plus klibr. Lanjut….
Maksudnya komoditas mesin itu apa?
kok masih sepi-sepi aja ni……
Kok anyep…apa udah kebal di PHP yah?
Bung Jimmy … langsung syukuran neh ..
kok cuma 35 % T.o.T mudah2an 4 teknologi utama SU-35 plus mesin jet
Mustahil
Jimmy mbeleh wedus iki….