Filipina Pertimbangkan Tawaran Korea Selatan, 10 Unit Jet Tempur KF-21 Boramae Block I
|Dengan kondisi Indonesia yang ‘kesulitan’ untuk membayar sisa angsuran biaya pengembangan, maka Korea Selatan tidak dapat berharap banyak bahwa pesanan produksi KF-21 Boramae dapat dijalankan sesuai porsi Indonesia (48 unit KF-21) untuk kebutuhan TNI AU. Untuk itu Korea Selatan harus mengupayakan ekspor KF-21, yang salah satunya tengah serius ditawarkan ke Filipina.
Dikutip dari akun X Max Defense, disebut bahwa Korea Selatan tengah menawarkan jet tempur KF-21 Boramae Block I kepada Angkatan Udara Filipina (PAF). Dalam wawancara dengan seorang pejabat Korea Aerospance Industries (KAI), terungkap bahwa perusahaan Korea Selatan tersebut telah menawarkan paket multifase yang mencakup ekspor 12 pesawat tempur ringan FA-50 Block 20 Fighting Eagle baru dan potensi penjualan jet tempur KF-21 Boramae untuk memenuhi multirole fighter (MRF) requirements Angkatan Udara Filipina.
Proposal ini sejalan dengan parameter yang ditetapkan oleh Tahap Akuisisi MRF PAF 1, yang memiliki alokasi anggaran sekitar Php61,2 miliar ($1.094.469.532). Anggaran ini awalnya dihitung berdasarkan tawaran Saab untuk memasok 12 hingga 14 pesawat tempur Gripen JAS-39C/D baru.
Dengan keterbatasan anggaran saat ini, KAI memperkirakan bahwa akuisisi 10 unit KF-21 Block I, termasuk Integrated Logistics Support (ILS), dapat dilakukan dalam anggaran Tahap 1. KF-21 Block I saat ini dikonfigurasi dengan kemampuan udara-ke-udara penuh, sementara kemampuan udara-ke-daratnya terbatas. Konfigurasi ini mungkin lebih cocok untuk misi yang berfokus terutama pada pertahanan udara dan interdiksi udara.
Jika kontrak segera ditandatangani, maka AngkatanUdaraFilipina kemungkinan akan mulai mendapatkan KF-21 Block I sekitar tahun 2026, sejalan dengan penempatannya di Korea Selatan.
KAI juga telah mengindikasikan bahwa peningkatan pada KF-21 Block II, yang akan memperluas kemampuan pesawat untuk mencakup misi udara-ke-darat yang lebih luas, diharapkan akan tersedia pada tahun 2028. Bergantung pada ketentuan yang disepakati, PAF berpotensi menerima peningkatan Block II ini hampir bersamaan dengan Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF).
Meskipun konfigurasi awal KF-21 Block I memiliki kemampuan terbatas, perolehan pesawat ini dapat memungkinkan Angkatan Udara Filipina memperoleh pengalaman operasional yang berharga dengan jenis pesawat tempur ini dan dengan cepat memperkuat kemampuan pertahanan udaranya.
Pemerintah Korea Selatan telah menyatakan kesiapannya untuk menjamin dukungan bagi KF-21 jika pesawat tersebut diperoleh oleh PAF. Komitmen ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa PAF mungkin menghadapi tantangan dalam berinvestasi pada platform yang relatif baru yang masih dapat menghadapi masalah pengembangan.
Departemen Pertahanan Nasional (DND) Filipina telah mengakui bahwa kendala pendanaan tetap menjadi faktor signifikan dalam rencananya untuk memperoleh 40 pesawat tempur MRF baru. Dengan mempertimbangkan pertimbangan finansial ini, DND dan PAF dapat memprioritaskan untuk melanjutkan Tahap 1 program Akuisisi MRF, karena pemerintah Filipina dapat mendanai tahap ini tanpa memerlukan pengaturan pembiayaan khusus. Setelah kerangka hukum dan finansial yang diperlukan ditetapkan, DND dan PAF kemudian dapat melanjutkan Tahap 2 program MRF untuk mendukung akuisisi lebih lanjut.
Duel Penawaran untuk Angkatan Udara Peru, KF-21 Boramae vs Dassault Rafale
KF-21 Boramae adalah pesawat tempur multiperan generasi 4,5 yang dikembangkan oleh Korea Selatan untuk menggantikan model lama seperti F-4 Phantom II dan KF-5E/F di Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF). Proyek ini dimulai pada awal tahun 2000-an dan menjalani beberapa studi kelayakan, dengan kolaborasi internasional yang melibatkan Indonesia dalam upaya pengembangan. Proyek KF-21 bertujuan untuk memperkuat kemampuan produksi pesawat tempur dalam negeri Korea Selatan dan mengurangi ketergantungannya pada pemasok asing untuk teknologi militer.
KF-21 memiliki beberapa varian yang direncanakan, termasuk Block I, Block II, dan Block III, serta turunan potensial seperti KF-21N (versi berbasis kapal induk), KF-21EA (varian peperangan elektronik), dan KF-21SA (versi ekspor). Block I berfokus pada kemampuan udara-ke-udara dasar, Block II bertujuan untuk meningkatkan misi udara-ke-darat dan kemampuan sensor, dan Block III (KF-21EX) direncanakan untuk menggabungkan fitur siluman yang lebih canggih dan integrasi dengan sistem tak berawak.
KF-21 Block I dijadwalkan untuk diproduksi dari tahun 2024 hingga 2028. KF-21 Block I dilengkapi dengan sistem avionik canggih, termasuk radar AESA (Active Electronically Scanned Array) yang dapat mendeteksi, melacak, dan menargetkan sasaran dengan akurasi tinggi, serta sistem peperangan elektronik (Electronic Warfare/EW) yang kuat.
Ditenagai oleh dua mesin General Electric F414-GE-400K, pesawat ini memberikan dorongan dan kecepatan tinggi dengan performa manuver yang sangat baik di berbagai ketinggian. Block I mendukung penggunaan berbagai senjata modern, termasuk rudal udara-ke-udara AIM-120 AMRAAM, rudal udara-ke-darat, dan bom berpemandu presisi. (Gilang Perdana)
Korea Selatan Kembangkan Jet Tempur KF-21 Boramae Menjadi Tiga Varian, Ini Rinciannya!
Jatah kita kapan dibikin, 2024 atau 2028?
Yang 20℅ itu biaya Riset, jadi Indo harus sedia cuan lagi sendiri untuk beli KF-21 boramei.
KF-21 itu jelas milik Korsel, kita kalau lanjut hamya kebagian sub sistem aja, misal dapat produksi bagian ekor aja, sedang perakitan final tetap di korea
Nggak yakin. Proyek akuisisi pespur Filipina ini dramanya lebih semrawut dari Indonesia. Dari jenis pespurnya saja calonnya terus berubah-ubah dan terus bertambah. Awalnya Grippen vs F-16 sekon, terus ingin F-16V. Pas Indonesia beli Rafale, mereka ikut masukin Rafale sebagai calon kandidat, sekarang KF-21. Belum lagi urusan pembiayaannya yang terus tarik ulur di Senat. Ujung2nya paling nambah FA-50.
Kalau jadi di pasok dari PT DI apa KorSel..?? Tahun 2026 mah tahun yg sama untuk pengiriman ke Indo