Farewell Flight, AU Australia Resmi Pensiunkan F/A-18A/B “Classic” Hornet
Setelah 40 tahun mengabdi, tepat hari ini, 30 November 2021, Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force/RAAF) resmi memensiunkan jet tempur F/A-18A/B Hornet atau kondang disebut Classic Hornet. Prosesi pelepasan penempur twin jet tersebut dilakukan dengan penerbangan terakhir F/A-18A/B Hornet yang mendarat di Pangkalan Udara Williamtown pada pukul 15.00 waktu setempat.
Baca juga: Armada Classic Hornet Australia Bakal Menjadi Pesawat ‘Agresor’ di Amerika Serikat
Berdasarkan catatan, AU Australia mengoperasikan F/A-18A/B Hornet dengan jumlah 75 unit dan dioperasikan oleh dua skadron (75 dan 77 squadron – masing-masing bermarkas di Lanud Tindal dan Lanud Williamtown). Guna menandai penerbangan terakhir, sebuah Hornet di-cat dengan livery khusus. Selama 37 tahun penugasan, total armada Classic Hornet telah membukukan 408.000 jam terbang.
Bagi Australia, F/A-18A/B Hornet adalah jet tempur yang penuh kenangan dan begitu banyak penugasan, termasuk jet tempur inilah yang aktif mendukung misi INTERFET di Timor Timur pada tahun 1999. Bila Anda pernah mendengar kisah pesawat tempur asing yang nyaris duel di udara dengan Hawk 209 TNI AU (insiden 16 September 1999 di atas udara Nusa Tenggara Timur), maka F/A-18A/B Hornet Australia diduga kuat sebagai pelakunya.
AU Australia mulai menerima F/A-18A/B Hornet dari McDonnell Douglas (sekarang Boeing) pada tahun 1981 dan menjadi negara pertama pengguna Hornet di luar AS. Proses akusisi pun lewat pertimbangan yang ketat, dan akhirnya Hornet dipilih setelah menyisihkan F-16 Fighting Falcon dari General Dynamics (sekarang Lockheed Martin). Bagi RAAF kehadiran F/A-18A/B Hornet digadang sebagai pengganti Mirage III yang usianya telah menua.
Di bawah kesepakatan senilai US$2,788 miliar, AU Australia mengakuisisi 57 unit F/A-18A kursi tunggal dan 18 unit F/A-18B kursi ganda. Sebagian dari armada Classic Hornet dirakit secara lokal oleh Pabrik Pesawat Pemerintah di Avalon, selatan Melbourne.
Seiring modernisasi, posisi F/A-18A/B Hornet akan digantikan oleh F-35A Lightning II yang kini sudah puluhan unit diterima Australia. Pada awal tahun 2020, 46 unit F/A-18A/B Hornet Australia dijual dan dipindahkan ke basis barunya di Illinois, AS. Kontraktor swasta ini akan menggunakan Classic Hornet asal Australia sebagai pesawat agresor “Red Air” untuk melatih pertempuran bagi para pilot AU AS (USAF).
Baca juga: Operasikan F/A-18F dan EA-18G Growler, Jadi Bukti AU Australia Loyalis Keluarga “Hornet”
Dan sampai saat ini, AU Australia masih dikenal sebagai loyalis sejati keluarga Hornet. Sebagai catatan, dimana AU Australia kini mengoperasikan 24 unit F/A-18F Super Hornet yang ditempatkan pada No. 1 Squadron di Lanud Amberley. Tidak itu saja, AU Australia juga dikenal sebagai negara pengguna EA-18G Growler, yakni varian Super Hornet yang punya peran untuk melaksanakan misi peperangan elektronika. RAAF setikdanya kini mengoperasikan 11 unit EA-18G Growler yang bermarkas di Lanud Amberley. (Gilang Perdana)
Tp tetap gak ada SU-33 yg jatuh bunuh diri spt F-35 itu mbah gatol. Sejatinya nmemang f-18 dan F-35 dibaiat utk menjadi pesawat tempur penyelam handal ya mbah gatol…😁😁😁
Ya Salaamm…😂😂😂
Coba tanya ke atasan ente Dhek Rukimin udah berapa Su-33 yg udah nyemplung di laut??? Banyakan mana Ama F-18 dan F-35?? Hhhhhhhhhh
Pespur yg paling terbanyak penghuni laut dalam samudra.
Dan perpur juara nyelam peringkat pertama, disusul F-35 sebagai Runer Up nya. Khusus katagori pespur juara nyelam ini cuma menyediakan 2 peringkat saja yg tersedia….😁😁
Ya Salaamm…👍👍👍
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera ajukan tawaran pembelian seluruh unit Hornet lawas Australia tersebut. Sebagian jet Hornet lawas Austarila ini gunakan sbagai pesawat agressor utk latihan pilot2 F-35, Rafale, F-15 EX, EF Typhoon dan SU-35 kita. Sebagian lagi upgrade menjadi drone kamikaze dan pengintai. 3-5 unit bongkar utk dipelajari dan dijiplak mesinnya. Sisanya masukkan ke storage, utk digunakan ketika keadaan genting. Laksanakan ! Bravo !