F-16 Viper Taiwan Jatuh ke Laut Sesaat Lepas Landas, Pilot Dalam Pencarian
|Belum lama berselang, yaitu pada 5 Januari lalu, 12 jet tempur F-16 Viper AU Taiwan hasil upgrade unjuk kesiapan tempur dengan melakukan “elephant walk” di Pangkalan Udara Chiayi. Dan seolah tak lepas dari kontroversi, hari ini (11/1/2022) ada kabar duka, bahwa salah satu F-16 Viper tersebut mengalami musibah jatuh ke laut sesaat tinggal landas dari Lanud Chiayi.
Baca juga: Unjuk Kesiapan Tempur, 12 Unit F-16 Viper Taiwan Lakukan “Elephant Walk”
Dikutip dari reuters.com (11/1/2022), Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan F-16 Viper itu hilang dari layar radar setelah lepas landas untuk misi pelatihan di atas lapangan tembak pesisir. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah mengeluarkan instruksi untuk melalukan dalam misi pencarian dan penyelamatan dan melakukan investigasi secara menyeluruh atas indisen ini.
Pusat Komando SAR mengatakan para saksi telah melihat pesawat itu jatuh ke laut dan dua helikopter SAR serta kapal sedang mencari pilotnya. Buntut dari insiden yang menimpat F-16 Viper, maka seluruh latihan udara yang melibatkan F-16 Viper ditunda hingga penyelidikan tuntas.
Sejumlah insiden diketahui telah mewarnai proses upgrade F-16 A/B Taiwan untuk menjadi F-16 Viper. diwartakan jet tempur F-16 Viper pada 11 Agustus 2021 mengalami insiden di udara, yaitu saat melakukan latihan manuver tajam, tutup kanopi pada penempur bermesin tunggal itu terlepas di udara. dalam insiden tersebut pilot tetap tenang dan mampu menguasai keadaan hingga melaksanakan pendaratan darurat.
Kemudian pada 19 Agustus 2021, diwartakan telah terjadi kebocoran hidrazin pada satu hari sebelumnya. Hidrazin adalah cairan beracun tidak berwarna yang digunakan dalam sistem kelistrikan dan unit daya darurat pada armada F-16 Taiwan. Menurut pihak Aerospace Industrial Development Corporation (AIDC), hidrida sangat beracun dan berbahaya bila terkena manusia. Namun AIDC mengatakan proses pengujian selama modernisasi F-16 berlangsung sangat ketat dan dilakukan di area terbuka.
Baca juga: Taiwan Resmikan Skadron Pertama dengan Komposisi Penuh F-16 Viper
AIDC mengatakan bahwa meskipun terdeteksi kebocoran (kecil) zat ini, staf akan segera membersihkan semua peralatan yang digunakan, dan mereka yang bersentuhan dengan hidrazin akan menjalani pemeriksaan medis untuk memastikan keselamatan mereka. Sejauh ini belum ada kabar lebih lanjut, tentang apa yang menyebabkan kebocoran cairan tersebut. (Bayu Pamungkas)
Kinerja AIDC dibawah tim Lanud Iswahjudi..banyak banget trouble dalam proses upgrade F 16 🤣🤣🤣
Kan sudah dibilang ini memang pesawat jadul, teknologinya jg jadul. Superioritas nyungsep.
Makanya TNI AU nolak.mentah2 waktu didesak spy terima pengadaan viper. Nah kebetulan sang Menhanpun sdh satu hati dng TNI AU. No way for next F-16. Maka tamatlah riwayat sang elang botak berjuang di Indonesia alias angkat koper..😁😁
Mari sama2 kita sambut dng suka cita kedatangan sang kesatria angkasa baru penggebuk f-16 viper dan F-35, the real air superiority RAFALE F3 & F4 sebagai kesatria langit Nusantara yg sdh betel prupen di palagan timur tengah dan membuat F-22 raptor jd pespur pecundang….🤣🤣
Ya. Salaamm…😂😂
Sales Lockheed Indonesia makin K3tar-K3tir.
Dipaksa terus2an scramble namun usia airframe tak pernah bohong
Pesawat tua di paksakan di upgrade ke paling modern..ya bgni resikonya.
Hal yg wajar beberapa pespur jatuh karena mereka dalam kondisi siaga tertinggi mengingat perang dengan China bisa terjadi kapan saja dan dalam sejarah, perang saudara antar bangsa China adalah salah satu perang paling brutal dalam sejarah. Beban latihan yg luar biasa tinggi dengan taruhan nyawa itu merupakan implementasi dari semangat mereka untuk mempertahankan kemerdekaan Taiwan.
Jika China mengumumkan akan merebut Natuna pastilah Militer Indonesia akan melakukan apapun termasuk latihan yg luar biasa ekstrim agar bisa menjamin bahwa Indonesia akan mampu mempertahankan Natuna apapun resikonya dan tentu saja akan ada korban dari latihan yg luar biasa intens tersebut.
Hohoho
Total 3 loss dalam 1,5 tahun
Tambah 1 lagi menyamai rekor jatuh Su30 MKI India di era 2000an
Pesawat jadul, teknologi obselete kayak gini yang ditawarkan ke Indonesia, wkwk, untung g di pilih, masih mending nunggu KFX
Tumben ada yg kesurupan dukung Rafale, efek kena prank Su-35 kayaknya. Hhhhhhhhhh
Pesawat seri -35 tetap akan dibeli Indonesia, tapi F-35.. wkwk
Hanya bicara fakta aja mbah.
Jika tdk bisa mendapatkan SU-35 yg stroong bingiit. Haruslah penggantinya yg sepadan. Dan berdasarkan fakta lapangan memang kemampuan Rafale lah yg bisa melumat F-35 dng mudah. Begitu realitanya mbah gatol.
Jng sampe TNI dilemahkan hanya boleh mengakuisisi F-16 yg teknologi sdh jadul.
Tetapi walau Rafale mampu melibas F-35, namun Rafale tetaplah ditepuk bagai nyamuk oleh SU-35. Itu fakta…😂😂
Beginilah akibatnya ketika pembelanjaan×upgrade alutsista di AU dalam kontrak pengadaan nya tidak dicantumkan anggaran untuk sedekah laut aka. larung saji. Contohlah pespur IDN yg tidak pernah dalam sejarahnya mengalami crash di lautan–paling juga di komplek rumah warga aka. daratan #YaCykaBlyat
*apa lebih karena faktor penamaan pespur ataukah bawaan genetik yg sudah turun temurun…muehehe
Itu bukan fakta dhek Tukimin, tapi halu. Halu tingkat dewa, Su-35 bisa menang lawan Rafale apalagi lawan F-35. Ane kasih bocoran dikit. Kalo F-35 vs Su-35 kemungkinan besar kill ratio-nya 1:3,5-5. Setiap 1 F-35 jatuh harus mengorbankan 3,5 sampai 5 Su-35 buat jadi tumbal. Hhhhhhhhhh
Kok bisa??
1.) Su-35 gak bisa teaming dan berbagi data secara aman dengan pespur sejenis bahkan dengan yg beda platform, bahkan sistemnya mereka gak punya walopun di Su-57 sekalipun. Bicara data itu bicara area data map targeting, sensor dsb yg kesemuanya itu bisa dilakukan dgn aman. Ibarat kata Su-35 cuman bisa ngobrol pake HT dg pespur lainnya, F-35 udah bisa sharing data pake WA termasuk share lokasi, suara, video call dsb dst. Kalo cuaca buruk wasallam tuh komunikasi Su-35, beda jauh Ama F-35.
2.) Sensor dan komputer F-35 jauh lebih bagus dan lebih baik dari Su-35. Itulah kenapa Su-35 cuman bisa pake radar PESA,bukan AESA yg spek dan kinerjanya jauh lebih bagus dan canggih daripada PESA. Su-35 kalo mau pake radar AESA harus upgrade dulu yg itu juga mahal kalo dipasang,kalo maksain ntar tuh komputernya bisa nge-hang. Jangan F-35, Rafale atau bahkan Viper udah lebih dari cukup buat ngatasin Su-35 yg spek komputernya jadul. Percuma bisa bawa senjata banyak, bisa terbang cepat kalo otaknya lelet. Hhhhhhhhhh
3.) Karena spek komputernya yg canggih itulah F-35 bisa teaming dgn drone/UAV Loyal wingman. Bisa dipake buat beragam misi dari bantuin pasukan darat atau CAS sampai menembus pertahanan berlapis musuh/SEAD. Bahkan sekedar ngabisin rudal AAW pespur musuh pun juga bisa tuh loyal wingman. Su-35 mana bisa?? Bahkan Okhtonik itu cuman buat ngebom. Kalo dipake buat lawan loyal wingman macam Boeing Airpower Teaming system bakalan kalah tuh Okhtonik gegara kegendutan kurang diet. Hhhhhhhhhh
kalau beli alutsista mending ke yang minim kemungkinan embargo aja dah, kalau beli banyak terus kena embargo ya sama aja kayak beli pajangan
ayam jago@ kenapa harus dlm waktu 1 1/2 tahun? kenapa ga 2 tahun sekalian…dan mari kita hitung brp bnyak f35 yg jatuh dlm waktu 2 tahun belakangan… 😂😂😂