F-16 Viper Gotong AQM-37 Jayhawk – Target Drone Supersonik dengan Profil ala Rudal Jelajah dan Balistik
|
Beredar foto yang memperlihatkan F-16D (tandem seat) Viper milik Angkatan Udara Amerika Serikat tengah mendarat dengan menggotong jenis ‘rudal’ yang terlihat baru dengan sayap yang ujungnya terdapat winglet. Dan usut punya usut, ternyata yang dibawa F-16D Viper adalah AQM-37 Jayhawk High-Speed Target Drone.
Baca juga: Raytheon Umumkan Uji Coba Penembakan Rudal AIM-120D3 AMRAAM ke Target Drone QF-16
Dikutip dari thedrive.com (15/9/2022), foto tersebut rupanya tergolong langka, namun diduga diambil selama latihan pengujian baru-baru ini yang diadakan di Naval Air Station Point Mugu. Sebuah F-16D Viper dari Pangkalan Angkatan Udara Edwards baru-baru ini difoto saat mendarat di Naval Air Station Point Mugu dengan membawa target drone supersonik AQM-37D yang diluncurkan dari udara di bawah sayapnya.
Menurut Kedar Karmarkar, fotografer yang mengambil foto tersebut, F-16D dalam foto tersebut sedang ambik bagian dalam latihan bersama berbagai jenis pesawat Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS. Latihan yang dimaksud adalah “Gray Flag” yang dimulai bulan lalu, tetapi menarik perhatian, latihan tersebut mendapat partisipasi langkap, yaitu setelah F-117 aggressors tiba, dan tidak lama kemudian, hadir F-35C Angkatan Laut yang menggunakan ‘mirror-like’ skin.
Kembali tentang AQM-37 yang dibawa F-16D Viper. Diproduksi oleh Raytheon varian terbaru dari AQM-37 adalah AQM-37D yang diluncurkan pada tahun 1996 dan diuji perdana satu tahun kemudian. Target drone ini direkayasa terutama untuk latihan air-to-air target, kemudian juga menawarkan peran sekunder sebagai target udara-ke-permukaan dan pengganti rudal balistik. Asal-usul rancangan AQM-37 berasal dari tahap awal Perang Dingin.
Sebelum diproduksi oleh Raytheon target drone dengan nama AQM-37A pada awalnya dikembangkan oleh Beechcraft dalam kemitraan dengan Angkatan Laut yang dimulai pada akhir 1950-an. Sebuah prototipe dari iterasi pertama kemudian dikembangkan pada tahun 1962, dan drone memasuki layanan operasional dengan Angkatan Laut pada tahun berikutnya.
Generasi perdana, AQM-37A membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk menarik minat Angkatan Udara, tetapi akhirnya mereka menerima AQM-37A pertama pada tahun 1967. Pada saat itu, terget drone diluncurkan dari jet tempur seperti A-4 Skyhawk, A-6 Intruder, atau F-4 Phantom. AQM-37A ditenagai oleh LR64-NA-4 pre-packaged liquid-fuel rocket engine buatan orth American Aviation/Rocketdyne.
Sementara spesifikasi resmi AQM-37D tidak tersedia, tetapi diketahui bahwa varian termuda dikembangkan dengan mengganti komponen AQM-37C (EP) yang usang melalui penggunaan baterai baru, gyros, prosesor digital-avionics, dan suite augmentasi radar yang diperbarui. Tetapi tidak jelas seberapa besar perbedaan kinerja sebenarnya dari versi sebelumnya.
Sebelumnya pernah ada foto bagaimana AQM-37D telah digunakan pada F-16. Pada November 2018, dua F-16 juga dari Lanud Edwards diaktifkan dengan cepat untuk membantu pengujian sistem tempur Aegis di atas kapal perusak HMAS Hobart milik Angkatan Laut Australia.
Dalam skenario, AQM-37D digunakan untuk mensimulasikan serangan rudal berkecepatan tinggi yang menyasar HMAS Hobart. Konkritnya AQM-37D digunakan untuk menilai operasional sistem pertahanan HMAS Hobart dengan lebih baik. Hal ini sangat penting mengingat kapal perusak pertama milik Australia tersebut dilengkapi dengan sistem Aegis, yang berarti pengujian kinerjanya dalam berbagai skenario serangan dan pelacakan rudal akan menjadi sangat penting.
Bila mengacu pada varian AQM-37C yang kini digunakan AL AS, target drone ini diluncurkan dari udara, terprogram, dan tidak dapat dipulihkan (digunakan kembali). Versi saat ini terbang di ketinggian mulai dari 304 meter di atas permukaan hingga 30.000 meter dengan kecepatan hingga Mach 4.
AQM-37 dengan perangkat lunak khusus dapat terbang dengan profil simulasi rudal balistik pada ketinggian hingga 30.000 meter. Rudal target ini mencakup autopilot digital, sistem telemetri untuk evaluasi penerbangan dan sistem komando/kontrol yang memungkinkan manuver lateral untuk koreksi arah serta penyelaman dan pull-up untuk mensimulasikan ancaman rudal. Target memberikan pelatihan pada respon senjata di sasaran dan evaluasi untuk Departemen Pertahanan dan negara-negara NATO.
AQM-37 punya panjang 4,27 meter, lebar bentang sayap 1 meter dan berat 281 kg. Jarak jelajah AQM-37 ada di rentang 166 km sampai 196 km. Target drone ini tidak bisa terbang lama, lantaran endurance-nya kurang dari 5 menit. (Gilang Perdana)
Tinggal diisi peledak bisa jadi lotering munition yg sulit di cegat. Cocok buat menghajar kapal induk cina yg cm 3 biji.
@Dul, emangnya gampang nenggelamin kapal induk meskupin 3 biji?, 1 biji aja dah sulit
Dul….dul…..
Iya kali itu kapal induk jalan sendirian 🤣🤣🤣🤣