Update Drone KamikazeKlik di Atas

Korps Marinir AS (USMC) Borong Tiga Baterai Sistem Hanud Iron Dome, Termasuk 1.840 Rudal Tamir

Expeditionary launcher Iron Dome. Sebanyak 10 tabung rudal Tamir terlihat di sini dimuat di peluncur, yang dapat menampung hingga 20 tabung sekaligus
Expeditionary launcher Iron Dome. Sebanyak 10 tabung rudal Tamir terlihat dimuat di peluncur, yang dapat menampung total hingga 20 tabung sekaligus

Setelah serangkaian pengujian internal, Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) akhirnya mengikuti jejak Angkatan Darat AS (US Army) yang lebih dulu menggunakan rudal Tamir pada sistem hanud Iron Dome buatan Israel. Pengadaan sistem hanud Iron Dome untuk USMC terdiri dari tiga baterai dengan hampir 2.000 unit rudal Tamir. Tentu ada maksud tersendiri bagi pasukan pendarat terkuat di dunia ini untuk melengkapi arsenalnya dengan Iron Dome.

Baca juga: Korps Marinir AS Sukses Uji Peluncuran Sistem Hanud Iron Dome Varian Mobile Launcher

Persisnya, Korps Marinir AS telah menyusun rencana untuk mengakuisisi tiga baterai (kompii) sistem Iron Dome, yang terdiri dari 44 peluncur dan 1.840 rudal pencegat Tamir. Perkiraan nilai pasti dari pembelian ini tidak diketahui, namun berdasarkan angka yang tersedia untuk umum, biaya pembelian Tamir saja bisa mendekati US$200 juta. Marinir mengatakan mereka menginginkan sistem Iron Dome terutama untuk membantu melindungi unit terdepan dari rudal jelajah, namun sistem ini juga dapat memberikan pertahanan terhadap drone dan roket serta peluru artileri lainnya.

Rincian tentang rencana akuisisi Iron Dome oleh USMC diposting di situs web kontrak System for Award Management (SAM) pemerintah AS sebagai bagian dari pemberitahuan tentang potensi kesepakatan sumber tunggal dengan Raytheon di masa depan. Pabrikan Irom Dome, Rafael Advance Defence System, memiliki kemitraan dengan Raytheon untuk menawarkan sistem tersebut di Amerika Serikat, yang juga disebut sebagai SkyHunter. Korps Marinir telah secara aktif berupaya memperoleh sistem Iron Dome yang disebut sebagai Medium Range Intercept Capability (MRIC), sejak tahun 2020.

Rudal Tamir.

Menurut pemberitahuan kontrak, USMC akan membeli tiga baterai sistem MRIC, yang terdiri dari 1.840 rudal Tamir, 44 Expeditionary launcher yang terintegrasi dengan Iron Dome Missile Firing Unit Launch Control Electronics (LCE), 11 Mini-Battle Management and Control (mBMC) sistem dengan uplink yang kompatibel dengan LCE dan terintegrasi dengan expeditionary Command and Control (C2), yaitu Processing and Display Subsystem (PDS) dari USMC Common Aviation Command and Control System (CAC2S).

MRIC Expeditionary Launcher terdiri dari varian yang dipasang di trailer atau turunan dari peluncur Iron Dome standar yang diberi palet. Sebuah peluncur tunggal dapat memuat hingga 20 pencegat Tamir yang dimuat dalam tabung tersendiri sekaligus.

Saat rudal Tamir berhasil mencegat serangan roket.

Setiap rudal Tamir dilengkapi pencari radar aktif dan datalink dua arah yang memungkinkannya menerima data penargetan terbaru melalui unit manajemen dan kontrol pertempuran Iron Dome untuk lebih meningkatkan akurasinya.

Dari spesifikasi, rudal Tamir punya panjang 3 meter, diameter 0,16 meter dan berat 90 kg (termasuk hulu ledak fragmentasi 11 kg). Rudal Tamir dapat melesat dengan kecepatan Mach 2.2 dan menjangkau sasaran di rentang 4 – 70 km.

Operator Iron Dome di dalam BMC.

Biaya per unit yang dilaporkan untuk Tamir sangat bervariasi dari satu sumber ke sumber lainnya, namun angka ini diketahui berkisar antara $40.000 dan $100.000 per unit. Rudal ini sangat murah dibandingkan dengan banyak rudal permukaan-ke-udara lainnya, bahkan yang dirancang khusus berbiaya rendah.

Iron Dome awalnya dirancang untuk melawan sekelompok ancaman yang biasanya disebut sebagai roket, artileri, dan mortir (RAM), namun juga telah menunjukkan kemampuan melawan drone dan rudal jelajah.

Program Iron Dome oleh Korps Marinir AS dimulai dengan serangkaian tiga tes penerbangan MRIC selama tahun lalu, dan menyelesaikan tuntas dengan acara tes ketiga pada 7 – 9 September 2022 di White Sands Missile Range di New Mexico. Uji coba oleh Korps Marinir AS menandai untuk pertama kalinya sistem hanud ini menggunakan peluncur Iron Dome yang dipasang di truk, dan dikatakan secara keseluruhan dapat berfungsi sesuai rencana.

Sistem kerja Iron Dome dapat dibagi dalam tiga tahap, dimana radar akan mendeteksi ancaman yang datang dan perkiraan arah datangnya. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke unit BMC yang akan menghitung lintasan dari target, mulai dari posisi luncur sampai titik perkiraan jatuh. Berdasarkan kalkulasi tersebut, sistem kemudian menyiapkan rudal Tamir untuk mencegat sasaran di koordinat yang tepat.

Peluncur rudal yang diperkecil dimuat di bagian belakang truk flatbed besar, membuat sistem Iron Dome mudah diangkut. Kartridnya pada mobile launcher dapat menampung 10 rudal hanud Tamir. Sebagai perbandingan, pada varian standar Iron Dome kartridnya mencapai 20 rudal.

Baca juga: Rafael Advanced Israel Luncurkan Naval Iron Dome – Sistem Hanud Berbasis Laser untuk Kapal Perang Permukaan

Sebagai catatan, pada Iron Dome varian standar (non mobile), sistem rudal Tamir dikemas dalam kotak peluncur yang berkapasits 20 rudal. Mobilitas launcher ini dibawa dengan truk 6×6, namun untuk standby peluncur dipasang di atas dudukan ‘mati’. (Gilang Perdana)

7 Comments