Evolusi Super Hornet Menjadi Murder Hornet: Jawaban AS Atas Kebutuhan Pesawat Tempur yang Semakin Sangar

Pihak Angkatan Laut AS agaknya tidak main-main dalam hal pemutakhiran armada tempurnya – ini terbukti dari terpasangnya sejumlah rudal udara-ke-udara pada armada F/A-18F Super Hornet. Sebenarnya F/A-18F Super Hornet pernah terpantau lensa kamera dengan menggunakan konfigurasi ‘Beast Mode’ pada April 2024 silam, namun pada fakta tinjauan tahunan, Angkatan Laut AS mengikutsertakan Murder Hornet (Super Hornet versi Beast Mode) ke dalam daftar armadanya.
Dilansir dari theaviationist.com, Murder Hornet kini dipersenjatai dengan 5 unit AIM-120s dan 4 unit AIM-9Xs. Sedikit membahas tentang rudal udara-ke-udara AIM-120S merupakan pengembangan dari keluarga AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile (AMRAAM). Rudal ini sendiri memiliki kemampuan “fire-and-forget”, yang artinya setelah rudal diluncurkan, dapat mencari dan menghancurkan target secara mandiri tanpa perlu panduan terus-menerus dari pesawat peluncur. Ini memberikan fleksibilitas lebih besar dalam sebuah misi.
Lebih lanjut, rudal ini juga dibekali kemampuan ketahanan terhadap gangguan elektronik sehingga lebih sulit untuk ‘ditipu’ oleh sistem pertahanan musuh serta kemampuan untuk melacak dan menghancurkan beberapa target, membuatnya lebih efektif dalam pertempuran di semua medan.

Sedangkan untuk AIM-9Xs, generasi terbaru dari keluarga rudal Sidewinder ini terkenal akan manuvernya yang sangat tinggi serta kemampuan ‘lock-on after launch’ – menjadikannya salah satu senjata udara-ke-udara jarak dekat yang paling mematikan di dunia saat ini. Rudal dengan hulu ledak berfragmen tinggi ini mengandalkan sistem pencari inframerah yang dapat mendeteksi panas yang dipancarkan target. Sama seperti AIM-120s, AIM-9Xs juga sulit ditipu oleh sistem pertahanan musuh – itu berarti rudal ini memiliki efektivitas luar biasa selama misi.
Tentu saja 2 dari beberapa jenis senjata yang tersemat pada Murder Hornet ini akan memudahkan pesawat tempur untuk mengeliminasi musuh-musuhnya yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang – hal ini sejalan dengan sejumlah negara yang mulai memanfaatkan drone untuk melengkapi koleksi alutsistanya.

Lebih lengkap, Murder Hornet dipersenjatai 4 rudal pencari panas AIM-9X dengan jarak bidik jauh yang tinggi (2 berada di station ujung sayap dan 2 lainnya di station 2 dan 10), 5 unit AIM-120 AMRAAM, sebuah pod penargetan AN/ASQ-228 ATFLIR (Advanced Targeting Forward-Looking Infrared), dan tangki bahan bakar berkapasitas 480 galon di garis tengah.
Dengan konfigurasi senjata tersebut, Murder Hornet sebenarnya masih memiliki 2 slot kosong untuk senjata yang mungkin saja bisa ditambahkan. Namun justru kekosongan ini berpotensi untuk mengurangi hambatan dan memungkinkan pesawat untuk mempertahankan kecepatan dan kemampuan manuvernya.

Sekadar mengingatkan, Boeing F/A-18E/F Super Hornet adalah pesawat tempur multifungsi yang merupakan pengembangan dari F/A-18 Hornet. Berbekal 2 unit mesin, General Electric F414-GE-400 dengan masing-masing mesin menghasilkan daya dorong 17.790 kgf, membuat Super Hornet mampu melesat hingga kecepatan 1.900 km/jam (Mach 1.8+).
Lengkapnya persenjataan pada Murder Hornet membuat pesawat tempur ini seolah menjadi jawaban dari Angkatan Laut AS akan semakin berkembangnya kebutuhan perang yang bisa pecah kapan saja, atau mungkin, bisa saja Murder Hornet menjadi salah satu benchmark akan kebutuhan pesawat tempur yang super lengkap dan fleksibel. (Nurhalim)