Evakuasi Besar-besaran dari Sudan, AS Kerahkan ‘Pangkalan Apung’ USS Lewis B. Puller
|Buntut dari pecah perang saudara yang melanda Sudan, menciptakan gelombang evakuasi besar-besaran bagi warga negara asing, khususnya untuk keluar dari ibu kota Sudan, Khartoum. Selain mengandalkan jalur udara, evakasi juga dilakukan lewat jalur laut. Dan bicara tentang evakuasi lewat jalur laut, maka apa yang dilakukan Amerika Serikat terbilang menarik untuk dicermati.
Baca juga: Pengawal Revolusi Iran Pamerkan Kapal Induk Multiguna dengan Seabreg Persenjataan
Lantaran harus mengevakuasi warga, diplomat, staf kedutaan besar dengan asett yang jumlahnya tidak sedikit, AS diwartakan telah mengerahkan salah satu sea basing, yakni USS Lewis B. Puller. Persisnya, US Navy’s Expeditionary Sea Base ship USS Lewis B. Puller sedang dalam perjalanan untuk mengambil posisi di lepas pantai Sudan untuk dapat mendukung upaya evakuasi jika diperlukan.
Kemampuan unik kapal untuk mendukung operasi semacam ini adalah salah satu alasan tepat mengapa Angkatan Laut AS mulai bekerja untuk mendapatkan kapal jenis ini lebih dari satu dekade lalu.
USS Lewis B. Puller adalah sebuah kapal yang berasal dari supertanker Alaska class yang panjangnya sekitar 233 meter dan berbobot sekitar 90.000 ton dengan muatan penuh, sangat cocok untuk misi semacam itu. Angkatan Laut AS saat ini memiliki tiga Expeditionary Sea Bases (ESB), termasuk Puller, yang ditugaskan pada tahun 2017, dan sedang dalam proses mengakuisisi tiga unit lagi.
Setiap ESB memiliki dek penerbangan terbuka besar di atasnya yang dapat menampung pesawat tilt-rotor Osprey dan berbagai jenis helikopter, termasuk jenis helikopter angkut berat yang lebih besar seperti CH-47 dan MH-47 Chinooks serta CH-53 dan MH-53 Super Stallion.
Tidak itu saja, kapal seperti USS Lewis B. Puller juga dapat meluncurkan dan memulihkan berbagai jenis drone, termasuk yang lepas landas dan mendarat secara vertikal dan jenis yang diluncurkan ke udara melalui ketapel dan kemudian ditangkap (via hook) dari udara pada akhir sorti mereka.
Di bawah dek penerbangan ESB, terdapat dek misi terbuka serupa yang dapat dikonfigurasi dengan berbagai kebutuhan, termasuk sebagai fasilitas medis tambahan dan ruang misi peti kemas. Kapal angkut yang lebih kecil dan kendaraan permukaan dan bawah laut yang tidak berawak juga dapat dikerahkan dan dipulihkan dari area kapal ini.
Secara keseluruhan, kapal sejenis USS Lewis B. Puller memiliki awak inti yang relatif kecil sekitar 44 orang, dan dapat diatur untuk menampung hingga 250 orang, setidaknya tergantung pada misinya.
Sebelum krisis Sudan meletus, USS Lewis B. Puller secara khusus telah dikerahkan ke depan di wilayah tersebut dan siap untuk mendukung berbagai persyaratan operasional, termasuk berfungsi sebagai pangkalan terapung untuk pasukan operasi khusus atau unit penyapu ranjau.
Pada bulan Februari lalu, kapal ini bergerak ke Laut Mediterania untuk membantu respons terhadap gempa berkekuatan 7,8 yang mengguncang bagian selatan Turki dan Suriah utara. Ini telah menggarisbawahi kegunaan kapal untuk melakukan bantuan bencana, bantuan kemanusiaan, dan misi non-tempur lainnya.
Sebagai catatan, USS Lewis B. Puller juga dapat digunakan sebagai kapal logistik, yang dapat membawa bahan bakar, makanan, dan peralatan lainnya untuk mendukung operasi militer atau kemanusiaan di perairan internasional.
Pegerakan ESB juga didukung oleh kapal perusak, terutama guna mempertahankan kemampuannya untuk menggunakan berbagai tingkatan senjata dalam menanggapi ancaman yang mungkin muncul di wilayah tersebut.
Di luar krisis yang terjadi di Sudan, Laut Merah bukannya tanpa potensi bahaya, termasuk kemungkinan serangan dari pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman. Kemampuan pertahanan diri USS Lewis B. Puller sangat terbatas pada senapan mesin yang dipasang di berbagai titik di sekitar kapal, jadi secara umum pengawalan yang lebih kuat menjadi suatu kebutuhan dalam gelar operasi ESB di kawasan yang dianggap rawan.
Baca juga: Bakamla Berencana Gelar Pangkalan Apung, Sea Basing Malaysia Layak Menjadi Benchmark
Dibangun oleh National Steel and Shipbuilding Company (NASCO) di San Diego, Lewis B. Puller pada awalnya dioperasikan oleh Military Sealift Command dengan awalan “USNS” dan awak kapal berstatus sipil dari Departemen Angkatan Laut. Kapal ini menggantikan USS Ponce, kapal pendukung sementara AFSB Angkatan Laut AS. (Gilang Perdana)
Spesifikasi USS Lewis B. Puller
– Panjang: 233 meter
– Lebar: 50 meter
– Installed power: Diesel-electric
– Kecepatan: 15 knots (28 km per jam)
– Jarak jelajah: 17.600 km.
– Senjata: 12 x senapan mesin berat 12,7 mm
min HURJET sdh terbang perdana .