Empat Wahana ini Jadi Identitas USMC dalam Latma CARAT 2022
|Gelaran Latihan Bersama (latma) CARAT (Cooperation Afloat Readiness and Training)/Marine Exercise (MAREX) Indonesia 2022, antara Korps Marinir TNI AL dan Korps Marinir AS (USMC) yang dimulai sejak 7 Desember, telah berakhir pada 21 Desember 2022. Seperti pada pelibatan kekuatan tempur amfibi USMC di Latma terdahulu, di CARAT 2022 pergeseran unsur amfibi USMC menampilkan beberapa wahana unggulan yang dikenal battle proven.
Baca juga: Type 726 LCAC – Mampu Membawa MBT, Inilah Andalan AL Cina dalam Operasi Serbuan Amfibi
Melaksanakan pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Jawa Timur, Makin Island Amphibious Ready Group dari Armada Ketujuh, yang notabene menjadi armada terbesar di Angkatan Laut AS, pada CARAT 2022 menyertakan unsur kapal serbu amfibi, yang terdiri dari kapal induk helikopter – Landing Helicopter Dock USS Makin Island (LHD 8), Landing Platform Dock USS Anchorage (LPD 23) dan USS John P. Murtha (LPD 26).
Dari ketiga kapal serbu amfibi tersebut, pergeseran pasukan marinir USMC melibatkan beberapa wahana berikut ini.
Landing Craft Air Cushion (LCAC)
Hovercraft sahabat pendaratan amfibi USMC ini diproduksi oleh Textron Marine and Land Systems. Punya bobot penuh 185 ton, panjang 26,8 meter dan lebar 14 meter, LCAC yang meluncur dari LHD atau LPD ini dapat membawa payload di rentang 60 – 75 ton, yang artinya satu unit MBT sekelas M1A2 Abrams dapat dibawa oleh hovercraft dengan lima awak ini.
Joint Light Tactical Vehicle (JLTV)
Rantis ini dibawa oleh LCAC dan didaratkan di Pantai Banongan bersama dengan beberapa Humvee. Diproduksi oleh Oshkosh Defense, rantis 4×4 hadir dalam varian armament carrier, utility, command and control (shelter), ambulance, reconnaissance dan logistic support roles.
JLTV punya berat 11,32 ton, panjang 6,2 meter, lebar 2,5 meter dan tinggi 2,6 meter. JLTV ditenagai mesin diesel Gale Banks Engineering 866T. Rantis ringan lapis baja ini dapat melesat hingga kecepatan 110 km per jam.
Light Armored Vehicle (LAV)-25 8×8
Masuk golongan sebagai ranpur amfibi roda ban, LAV-25 dapat berenang langsung dari LPD, namun acap kali digelar oleh USMC dengan ditumpangi LCAC sampai ke bibir pantai. Diproduksi oleh General Dynamics Land Systems, LAV-25 menyandang predikat “Light,” karena lapisan baja di sekujur bodi LAV-25 memang ditakar untuk menghadapi terjangan proyektil kaliber 7,62 mm.
Beberapa plat baja sengaja dilas untuk memberikan perlindungan maksimal, termasuk dari pecahan artileri. Add-on armour dapat disematkan untuk memberikan perlidungan dari arah depan, terutama untuk menahan semburan proyektil kaliber 14,5 mm dan 30 mm.
LAV-25 dibekali senjata utama berupa kanon M242 Bushmaster kaliber 25 mm. Mengiringi gerakan laras kanon utama, terdapat senapan mesin coaxial kaliber 7,62 mm. Sebanyak 420 peluru kaliber 25 mm tersimpan di dalam kabin.
Baca juga: Jepang Operasikan Flight MV-22 Osprey, Resmi Jadi Pengguna Kedua Setelah AS
MV-22 Osprey
Tiltrotor military aircraft ini sudah identik dalam penggelaran USMC di seluruh penjuru dunia. Punya kemampuan vertical takeoff and landing (VTOL), MV-22 Osprey dalam sekali terbang dapat membawa 32 pasukan infanteri bersenjata lengkap. MV-22 Osprey serasa barang spesial, selain AS dan Jepang, belum ada negara lain yang mengoperasikan wahana yanh harga per unitnya dibandrol US$72 juta ini. (Bayu Pamungkas)
@Agato…lebih baik punya BTR80 dari pada Lav 25, satu bentuk dan tampilan serta pengalaman tempurnya dah jelas dan banyak digunakan dan kaliber senjatanya 30 mm lumayan besar, kedua lik Sam tak gampang jual barangnya, ni kendaraan kecil, angkut pasukan sedikit dan kaliber senjata lebih kecil, ketiga pasukan marinir TNI AL lebih doyan barang Rusia karena terkenal badak kan mereka user utama di sini.
ooooh, ok min, makasih konfirmnya
Harusnya Indonesia segera ganti BTR-80 dg LAV-25 karena kehandalannya jauh lebih baik daripada BTR.
dari yang saya dengar, indonesia mau beli osprey itu kabar palsu, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah, yang benar mungkin baru ditawarkan saja sebenarnya, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200709095225-20-522659/kusut-belanja-pesawat-mv-22-osprey-diklaim-as-dibantah-ri,
yaaaa kurang lebih mirip kabar indonesia beli 100 f-15/f-16 yang dulu sempat terdengar, mending ptdi ngembangkan sesuatu mirip osprey jika bisa, itu akan bisa menyerap banyak sdm
Bukan soal kabar palsu, melainkan awalnya ada permintaan informasi harga dari salah satu petinggi di TNI atas MV-22 tersebut, dan kemudian Defence Security Cooperation Agency (DSCA) melakukan kajian dan akhirnya mengeluarkan harga penawaran. Dan ketika sudah muncul surat penawaran dari AS, dari Indonesia-nya yang mundur atau tidak ada kabar. Jadi awalnya penawaran dari AS berasal dari adanya permintaan harga dari Indonesia. Sudah pernah dibahas di –> https://www.indomiliter.com/amerika-serikat-resmi-tawari-indonesia-delapan-unit-mv-22-osprey-senilai-us2-miliar-mungkinkah-diambil/
Mang Ucup : Duit darimana ? 😢
“Minta Barang – barang elit, tapi Ekonomi Sulit”
Osprey dan Hovercraft paling pas buat penanggulangan bencana disini, muatan Osprey banyak sangat taktis sedangkan hovercraft bisa mendarat tak butuh pelabuhan penting pantai landai
Katanya Indonesia mau beli Osprey, jadi gak nih. Ntar kalo jadi buat marinir atau Kostrad aja.
Lalu, partisipasi prajurit kita adalah penumpang di semua wahana2 tersebut.