Empat Negara NATO Jadi Korban ‘Sabotase’ di Laut Baltik, Terduga adalah “Yi Peng 3” Bulk Carrier Berbendera Cina
|Bukan oleh serangan rudal dari Rusia, empat negara NATO yang wilayahnya berada di kawasan Laut Baltik, yakni Finlandia, Jerman, Swedia, dan Lithuania, rupanya sedang mengalami pukulan akibat terputusnya kabel koneksi bawah laut. Menjadi kontroversi, putusnya kabel bawah laut diduga akibat sabotase yang dilakukan oleh kapal jenis bulk carrier tipe Panamax, Yi Peng 3 berbendera Cina.
Baca juga: Armada Laut Hitam Rusia Antisipasi Sabotase dengan Pengerahan Pasukan Lumba-lumba
Pihak berwenang Eropa mengatakan Yi Peng 3 menyeret jangkarnya di atas dasar laut Baltik sejauh lebih dari 100 mil, memutus kabel internet penting yang menghubungkan empat negara NATO.
Kronologinya, pada tanggal 15 November 2024, Yi Peng 3 berangkat dari pelabuhan Ust-Luga (Rusia) di Laut Baltik dengan membawa pupuk. Pelabuhan Ust-Luga adalah pelabuhan universal terbesar di Laut Baltik dan pelabuhan terbesar kedua di Rusia setelah Novorossiysk di Laut Hitam.
Sejak Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, maka Laut Baltik disebut sebagai “NATO Lake” karena hampir seluruhnya dihuni oleh anggota aliansi NATO.
Dua hari kemudian, Yi Peng 3 disebut menjatuhkan jangkarnya sekitar pukul 9 malam waktu setempat. Namun kapal tersebut terus melaju dengan jangkar yang terlepas dan diyakini telah memutuskan kabel telekomunikasi bawah laut yang menghubungkan Swedia dan Lithuania, demkian dilaporkan oleh The Wall Street Journal.
Penyelidik Eropa mengatakan Yi Peng 3 terus berlayar sejauh 111 mil dengan jangkar yang terseret, yang kemudian memutuskan satu-satunya kabel komunikasi yang menghubungkan Finlandia dengan Jerman kurang dari 24 jam kemudian. Saat itulah, kata penyelidik, Yi Peng 3 mengangkat jangkar dan melanjutkan rutenya.
Sangat tidak biasa bagi kapal mana pun untuk menyeret jangkarnya selama ini karena bahaya dan pemborosan bahan bakar, hambatan yang tidak dapat diabaikan oleh para penjaga kapal. Awak kapal biasanya mengambil jangkar, atau dalam kasus terburuk, membuangnya, sebelum melaju.
Yi Peng 3 saat ini berlabuh di Selat Kattegat dan sedang dipantau oleh kapal patroli Angkatan Laut Denmark sementara otoritas Eropa terus menyelidiki potensi sabotase tersebut.
Sebagai catatan, Yi Peng 3 adalah kapal jenis bulk carrier yang dibangun pada tahun 2001 dan saat ini terdaftar di bawah bendera Cina. Spesifikasi kapal ini meliputi panjang keseluruhan (LOA) 224 meter dan lebar 32 meter. Kapal ini memiliki kapasitas deadweight sekitar 75,121 ton, dengan tonase bruto (GT) 40,622 ton.
Yi Peng 3 biasanya mengangkut barang-barang komoditas besar seperti bijih besi, batu bara, dan bahan baku industri lainnya yang umum diangkut oleh kapal pengangkut curah. Dengan kapasitas tonase bruto 64.000 GT, kapal ini mampu membawa sejumlah besar muatan curah dalam sekali perjalanan.
Dikutip dari Maritime Executive, Pemerintah Cina membantah keterlibatan Yi Peng 3 dalam pemutusan kabel bawah laut yang terjadi di Laut Baltik. Meskipun kapal tersebut berada di area yang terkait dengan kerusakan kabel, pemerintah Rusia (yang sebagian besar personelnya mengoperasikan kapal tersebut) dan pemerintah Cina menanggapi tuduhan ini dengan menyebutnya sebagai spekulasi yang tidak berdasar.
Di sisi lain, meskipun ada dugaan sabotase yang melibatkan kapal ini, baik pihak Cina maupun Rusia menekankan bahwa insiden tersebut bisa jadi terjadi akibat kesalahan atau kecelakaan. (Gilang Perdana)
Begini Cara Kapal Selam Rusia Lakukan Sabotase Pada Jaringan Kabel Bawah Laut
Panggil Dubes Tiongkok oleh masing-masing negara Baltik yg merasa dirugikan atas insiden dugaan sabotase tersebut