Update Drone KamikazeKlik di Atas

Empat Dekade PT Dirgantara Indonesia Produksi Roket FFAR, Inilah Pencapaian TKDN-nya

Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) bukan produk baru bagi PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Namun, pencapaian produksi PT DI atas roket FFAR tak dapat berjalan sendiri, pasalnya ada peran dari perusahaan asing pemilik teknologi FFAR yang diproduksi PT DI. Dan pada 15 Januari 2025, PT DI menerima kunjungan dari Thales Belgium di Kawasan Produksi (KP) III, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Baca juga: ‘Tidak ada Matinya,’ Roket FFAR Terus Berevolusi dari Masa ke Masa

Kunjungan tersebut dalam rangka mengaktifkan kembali kolaborasi yang pernah terjalin. Delegasi Thales Belgium dipimpin oleh Domain dalam Director Thales Belgium, Thomas Colinet, diterima langsung oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PT DI, Moh Arif Faisal. Dalam kunjungan ini, delegasi Thales Belgium diajak untuk melihat langsung fasilitas produksi Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) dan Wrap Around Fin Aerial Rocket (WAFAR), dua produk roket andalan yang disiapkan PT DI untuk dapat memenuhi kebutuhan sistem senjata TNI.

PT DI memiliki sejarah panjang dalam pengembangan roket. Pada tahun 1985-1996, IPTN (sekarang PT DI) memperoleh lisensi resmi dari Forges de Zeebrugge S.A. (FZ) Belgium (sekarang Thales Belgium) untuk memproduksi motor rocket berkaliber 2,75 inch (70 mm).

Kerja sama ini akan dibangkitkan kembali melalui rencana penandatanganan Framework Agreement yang mencakup joint marketing, sales dan produksi roket kaliber 2,75 inch (70 mm) dimulai dari pasar domestik dan terbuka peluang untuk potensi di pasar kawasan regional, dimana PT DI menggunakan kode RD dan WD untuk produk yang dipasarkan di Indonesia.

Sebagai bagian dari kerja sama ini, PT DI telah berhasil mengintegrasikan roket 2,75 inch (70 mm) ke berbagai platform udara milik TNI AD, TNI AU dan TNI AL, baik rotary wing maupun fixed wing.

Beberapa platform yang telah teruji kompatibel dengan roket ini meliputi helikopter AS555 Fennec, NBO-105, NBell 412, NAS 332 Super Puma, serta pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan EMB-314 Super Tucano.  Selain itu, roket ini juga dapat diaplikasikan pada helikopter serang AH-64 Apache, Mi-35P dan S-70 Black Hawk.

Helikopter Serbu Mi-35P Puspenerbad Sukses Dipasangi Roket FFAR Produksi PT DI

Sejak tahun 1985, PT DI telah berhasil memproduksi dan mengirimkan lebih dari 43.000 unit roket FFAR dan WAFAR 2,75 inch (70 mm) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai sekitar 20 hingga 40 persen, dimana untuk kapasitas produksinya sendiri mampu mencapai 10.000 unit per tahun.

Sedangkan untuk hulu ledaknya, PT DI telah berhasil memproduksi lebih dari 40.000 unit dengan TKDN 60 hingga 85 persen, yang kapasitas produksinya mampu mencapai 5.000 unit per tahun.

Dalam hal sertifikasi, pada tahun 2019 PT DI memperoleh Military Air Weapon Type Certificate (TC) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) untuk beberapa komponen strategis, seperti Smoke Warhead WD-703 dan Rocket Motor RD-7010, dimana pada tahun 2021 kembali memperoleh sertifikasi yang sama untuk Rocket Motor RD-702 Mod.4, dan Rocket Motor RD-701.

Sertifikasi ini menjadi bukti bahwa produk roket PT DI telah memenuhi standar keamanan dan kualitas, serta layak digunakan untuk mendukung TNI dalam menjaga kedaulatan negara.

Dari siaran pers PT DI, kunjungan delegasi Thales Belgium disebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan PT DI dan Thales di Bali International Airshow 2024, yang membahas terkait rencana Thales untuk melakukan ekspansi investasi untuk sektor pertahanan di Indonesia, yang kemudian mendorong kedua belah pihak untuk mempererat kembali kerja sama yang pernah terjalin sejak tahun 1980-an.

Skadron Udara 15 Uji Tembak Roket WAFAR, Apa Bedanya dengan Roket FFAR?

Thales Belgium berencana untuk menginisiasi kerja sama dimulai dari perakitan produk roket 2,75 inch (70 mm) di fasilitas PT DI, yang kemudian dilanjutkan secara bertahap menuju transfer produksi dari Thales Belgium ke PT DI yang diharapkan dapat mendongkrak nilai TKDN roket PT DI menjadi di atas 40 persen.

Dalam pertemuan hari ini, PT DI dan Thales Belgium juga berdiskusi terkait arah kerja sama untuk pengembangan unguided rocket dan guided rocket. Dengan dukungan penuh dari Kementerian Luar Negeri RI, penguatan kerja sama PTDI dan Thales Belgium diharapkan dapat meningkatkan kesiapan PT DI dalam memenuhi kebutuhan roket TNI, khususnya dalam pemenuhan Alpalhankam TNI 2025-2029. (Gilang Perdana)

Ketimbang ‘Mimpi’ Rudal Anti Kapal, CN-235 MPA Lebih Realistis Dipasangi Roket FFAR

3 Comments