Embraer KC-390, Penantang Berat Kawasaki C-2 “Baby Globemaster”
|Kawasaki C-2 “Baby Globemaster” nyatanya tak melenggang tanpa saingan di Paris AirShow 2019. Justru di ajang pameran dirgantara dua tahunan tersebut, Kawasaki C-2 bertemu langsung dengan rivalnya yang sepadan dan identik, terutama dalam spesifikasi dan desain. Yang dimaksud adalah Embraer KC-390 dari Brasil.
Baca juga: Kawasaki C-2 “Baby Globemaster,” Di Persimpangan Antara Pesawat Angkut Berat dan Sedang
Meski baru terbang perdana pada 2015, KC-390 terlihat punya potensi pemasaran lebih besar ketimbang Kawasaki C-2, sebagai buktinya pesawat angkut twin jet ini selain sudah dipesan AU Brasil, juga telah dipesan AU Portugal. Bahkan Embraer pada tahun 2012 pernah menawarkan KC-390 ke Indonesia, selain kesuksesan manufaktur tersebut menjual pesawat tempur EMB-314 Super Tucano untuk TNI AU.
Seruoa dengan Kawasaki C-2, Embraer KC-390 masuk kategori di persimpangan, antara pesawat angkut berat dan pesawat taktis angkut sedang. Dengan bekal dua mesin IAE V2500-E5 turbofan, jenis mesin yang selama ini kondang digunakan keluarga pesawat Airbus A320. Sementara dari aspek kapasitas, payload yang dapat dibawa berada jauh di atas kemampuan C-130 Hercules, yaitu 26 ton. Ini menyiratkan KC-390 tak bisa disebut pesawat angkut sedang dalam arti sekelas Airbus C-295.
Dalam rancangan pun, KC-390 digadang dapat membawa satu unit ranpur roda rantai angkut personel M113 dan beragam ranpur roda ban 8×8. Serupa dengan Kawasaki C-2, Embraer juga menyiapkan agar pintu rampa KC-390 dapat dimasuki fuselage helikopter angkut medium sekelas UH-60 Black Hawk. Resminya, sang manufaktur Embraer Defense and Security merilisnya pada 21 Oktober 2014. Dari 28 unit yang dipesan untuk AU Brasil, tiga unit telah tuntas diproduksi. Sementara sekutu Brasil, Portugal ikut memesan lima unit dengan satu unit sebagai opsi tambahan.
Dengan teknologi kokpit full glass, Embraer KC-390 diawaki oleh dua orang (pilot dan kopilot). Dengan payload 26 ton, bawaan yang digotong bisa mencakup konfigurasi 80 pasukan infanteri reguler/ 74 tandu/ 66 pasukan payung atau kargo dengan 7 palet ukuran 463L. Disokong mesin V2500-E5, pesawat dapat melesat dengan kecepatan jelajah 870 km per jam atau setara Mach 0.8. Sementara stall speed-nya mencapai 193 km per jam.
Baca juga: Indra Tawarkan Paket Airborne EW Systems untuk C-295M TNI AU
Dengan asumsi membawa payload 23 ton, pesawat dapat terbang sejauh 2.815 km. Namun ada opsi untuk terbang ferry hingga jarak tempuh 6.130 km. Hebatnya, KC-390 dapat melakukan isi bahan kabar di udara lewat air refueling probe yang ada di bagian atas kokpit.
Selain ekspor ke Portugal, sejumlah negara diwartakan telah menaruh minat tinggi pada KC-390, sebut saja ada nama Argentina, Cile, dan Kolombia yang kabarnya akan memesan 12 unit. (Bayu Pamungkas)
Mas Admin,
Di defense pk ada foto dan video KMC 38 milik TNI AD.
Tolong diulas ya, soalnya di situ nggak ada spesifikasi teknisnya.
Tks.
Mending beli c2 globe master sekalian bs angkut leopard2 RI atau angkut2 logistik muat banyak
di lirik di lirik …. Anggaran (pesawat transport) saat ini sdh Habis Herki….maybe MEF jilid ke sekian
Andai gak ada krisis tahun 98 dan IPTN atau PT DI didukung penuh. Pasti bakal menciptakan pesawat berbagai jenis murni hasil R&D anak bangsa sendiri. Seperti waktu itu N250 dan sekarang N219. Sehingga jika PT DI didukung penuh sejak dulu pasti Indonesia jadi negara produsen pesawat terbesar. Tak perlu gembar gembor mobnas kita sudah bisa membuat pesawat dan diakui dunia sejak dulu.