Dua Pelaut Alami Luka Bakar, Frigat Filipina BRP Ramon Alcaraz ‘Terjebak’ di India
|Sebuah kapal perang jenis frigat milik AL Filipina, BRP Ramon Alcaraz (PS-16) dilaporkan mengalami kebakaran beberapa saat setelah berlayar meninggalkan Pelabuhan Cochin di India. Peristiwa yang terjadi pada 7 Mei lalu mengakibatkan dua pelaut mengalami luka bangkar tingkat dua dan beberapa bagian kapal mengalami kerusakan. Kedua pelaut malang tersebut dapat diselamatkan setelah diterbangkan ke rumah sakit di Cochin untuk perawatan intensif.
Baca juga: Frigat Hamilton Class Cutter Filipina Dilengkapi Radar Saab Sea Giraffe AMB
Dikutip dari rappler.com, pihak militer Filipina telah memberi pernyataan resmi ke media pada 8 Mei 2020. Kebakaran di BRP Ramon Alcaraz disebutkan berasal dari ruangan mesin, dan dapat diatasi sekitar 10 menit setelah kejadian. Dampak dari kebakaran rupanya lumayan serius, yaitu merusak sistem propulsi utama yang menyebabkan kapal harus kembali ke India untuk serangkaian perbaikan.
Kehadiran BRP Ramon Alcaraz ke India dalam misi mengawal kapal LPD (Landing Platform Dock) BRP Davao del Sur (LD-602), dimana kapal tersebut datang ke India membawa satu kargo berisi 200.000 masker wajah yang disumbangkan oleh seorang pengusaha Filipina. Selain itu, misi kapal Filipina juga untuk menjemput 20 orang warga Filipina yang terjebak karena pandemi virus corona.
Kedua kapal perang Filipina tiba di India pada 29 April setelah berlayar dari Oman, dimana kedua kapal tersebut dikerahkan sejak Januari lalu untuk membantu orang-orang Filipina yang pulang berusaha keluar dari Timur Tengah. Pasca serangan udara AS yang menewaskan seorang jenderal Iran di Irak pada saat itu mengancam akan menjerumuskan kawasan itu ke dalam kekerasan yang meningkat.
Sekilas tentang BRP Ramon Alcaraz, kapal perang ini adalah satu dari tiga frigat Hamilton Class Cutter yang didatangkan lewat hibah dari Pemerintah AS. Frigat tanpa peluru kendali yang karirnya kondang digunakan Penjaga Pantai Amerika Serikat (US Coast Guard). Frigat dengan panjang 115 meter dan bobot penuh 3.250 ton ini punya keunikan pada dapur pacunya yang menggunakan teknologi Combined Diesel or Gas (CODOG), yang terdiri dari dua unit mesin diesel dan dua turbin gas. CODOG di kapal penjaga pantai ini memiliki propelan pitch yang dapat dikendalikan.
Dirancang untuk melakukan patroli jarak jauh, Hamilton Class dilengkapi dek helikopter jenis teleksopik. Satu unit helikopter ukuran sedang dapat mendarat dengan mudah di flight deck yang ukurannya tergolong luas. Bekal senjata utama Hamilton Class adalah kanon reaksi cepat Oto Melara 76 mm, satu pucuk kanon Mk.38 M242 Bushmaster 25 mm, dan enam pucuk senapan mesin berat 12,7 mm.
Tidak ada sama sekali bekal untuk menghadapi peperangan bawah air. Pada periode 1980 sampai 1992, Hamilton Class memasuki fase modernisasi dalam program Fleet Rehabilitation and Modernization (FRAM). Di tangan Filipina, frigat ini kabarnya telah mendapat modernisasi berupa pemasangan radar Giraffe AMB.
Baca juga: BRP Conrado Yap (Filipina) – Korvet ‘Second’ dengan Bekal Senjata Maksimal
Sementara BRP Davao del Sur adalah jenis LPD yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia. Kapal serbu amfibi dengan bobot penuh 11.583 ton ini diluncurkan pada 29 September 2016 dan masuk kedinasan AL Filipina pada 31 Mei 2017. (Haryo Adjie)
Gagahx BRP Davao del Sur PT. PAL 👏👏
Pasti sebabnya gas turbin..kurang perawatan atau sudah berumur tua…sama seperti KRI Rencong-622 dan KRI Nala-363…seharusnya filipina mengganti mesinnya baru tipe diesel
BRP Davao dan Tarlac merupakan LPD Kebanggaan Philipina yg mana pemvuatannya dilakukan di PT. PAL..Bravo PT. PAL terus berkarya yg membanggakan RI..👍
Hebatnya philipina.. Untuk menyelamatkan warga negaranya, sampai di jmput kapal perang. Lha kita TKI yg merupakan pahlawan devisa aja mau pulang dipersulit. TKA di kasih karpet merah. Ajaib negeriku ini.