Dua di Antara Rudal Anti Kapal Milik Houthi Variannya Pernah Digunakan oleh Indonesia
Inggris dan Amerika Serikat telah membuka serangan ke basis Houthi di pesisir Yaman. Merespon serangan tersebut, Houthi bersiap untuk melancarkan serangan balasan kepada aset AS dan sekutunya di sekitaran Laut Merah. Nah untuk menunjang serangan, Houthi akan bertumpu pada elemen rudal jelajah anti kapal dan rudal balistik anti kapal. Uniknya, dua di antara rudal yang digunakan Houthi, dulunya pernah dioperasikan oleh Indonesia.
Baca juga: Inggris Kerahkan Eurofighter Typhoon FGR4 dalam Serangan Udara ke Basis Houthi di Yaman
Berdasarkan data dari International Institute for Strategic Studies (IISS) – iiss.org, disebut bahwa milisi Houthi mempunyai beragam rudal jelajah anti kapal dan rudal balistik, yang sebagian besar diduga kuat merupakan pasokan dari Iran, atau stok yang ada milik Yaman mendapatkan upgrade dari Iran. Di antara tipe rudal Houthi yang dungkapkan dalam dokumen IISS, tersebut tipe Rubezh dan Mohit.
Rubezh (P-15 Termit)
Rubezh adalah rudal jelajah anti kapal yang dikembangkan dari desain rudal anti kapal P-15 Termit buatan Uni Soviet. P-15 Termit adalah rudal anti kapal yang juga pernah digunakan oleh TNI AL pada era 60-an, yang mana rudal berdesain tambun ini menjadi senjata utama pada KCR (Kapal Cepat Rudal) Komar class.
Rubezh juga dibuat oleh Soviet dengan tupoksi sebagai coastal defense missile system. Rubezh punya bobot 2.523 kg dengan dimensi panjang 13,5 meter, diameter 0,78 meter dan lebar bentang sayap 2,5 meter. Rubezh dibekali hulu ledak seberat 513 kg – dengan muatan hulu ledak konvensiona atau nuklir.
Rudal ini tidak memiliki recoil saat diluncurkan. Jarak tembak maksimum adalah 80 km. Rubezh melaju dengan kecepatan 1.100 km/jam (Mach 0,9). Rubezh bergerak pada ketinggian 25, 50 atau 250 meter di atas permukaan laut, tergantung pada pengaturan yang telah diprogram sebelum diluncurkan.
Mohit (S-75 Dvina)
Mohit adalah rudal hanud balistik hasil konversi dari rudal hanud (pertahanan udara) jarak jauh S-75 Dvina buatan Soviet. Dengan modifikasi oleh Iran, Mohit dapat melakukan serangan ke sasaran di permukaan laut. Mohit terakhir kali dipamerkan Houthi dalam sebuah parade pada tahun 2022.
Detail tentang kemampuan Mohit belum diketahui, namun diperkirakan tidak jauh dari spesfikasi dasar S-75. Rudal ini berbobot 2.300 kg dan ditenagai solid-fuel booster dan storable liquid-fuel upper stage. Jarak jangkaunya sebagai rudal hanud 45 km dengan ketinggian maksimum 25.000 meter. Rudal ini dapat melesat dengan kecepatan Mach 3.5. S-75 Dvina atau dalam kode NATO SA-2 Guideline, juga pernah memperkuat arsenal hanud pengaman Ibu kota Jakarta di era 60-an. (Gilang Perdana)
Min, ada yg harus ralat min. Beratnya itu 2.300 kg bukan 2.300 ton.
Terima kasih atas koreksinya 🙂
SORRY, di luar topik……SIARAN LANGSUNG penyerahan BRAZILIAN SCORPENE yg ke 2.
Kapan kita pak Wowo…..
https://www.youtube.com/live/qFcLmWFB8W4?si=dGQB9qYT0_7eH_rA
https://www.youtube.com/live/qFcLmWFB8W4?si=dGQB9qYT0_7eH_rA
Di ASTENG, Vietnam yg masih menggunakan STYX COASTAL BATTERY.
Kita harus bisa BERINOVASI karena DUWITTE CEKAK…..NJALOKe KAPAL ITALI SING ANYAR ning MBATALke sing lianne…… SCHEIßE !!!!!!
Liat ini
https://youtu.be/P0HnISkWnRk?si=jRykwQtJneGiaiUW
Ini SAnya
https://youtu.be/6ogQvMFx9R4?si=SNkg4QVXSp7fc0DP