DroneSentry: Lindungi Obyek Vital Strategis, Inilah Permanent Drone Jammer

Karena punya potensi tinggi sebagai ancaman dan gangguan, tactical drone jammer gun kini sudah digunakan oleh beberapa satuan elite TNI. Dengan sifatnya yang man portable, jammer gun jelas punya keunggulan dari aspek mobilitas, siap digelar untuk mengawal kunjungan VVIP dimana dan kapan pun. Meski serba unggul, tak selamanya jurus menaklukan drone (UAV/Unmanned Aerial Vehicle) pas dihadapi dengan jammer gun. Guna melindungi obyek vital (obvit) seperti Istana Negara, Kilang Minyak, Bandara, dan basis militer, akan lebih pas bila dipasang permanent jammer drone.

Baca juga: Hadapi Gangguan Drone, TNI Gunakan Tactical Drone Jammer Gun

Dengan deployment perangkat anti drone secara permanen, ada beberapa poin keunggulan yang didapat, mulai dari power yang lebih kuat dan stabil, jarak jangkau deteksi dan tentunya jarak jaungkau kemampuan jamming. Ditambah penempatan perangkat pemanen memungkinkan modul dapat dilengkapi fitur penunjang untuk beragam operasi dan mampu standy 24 jam. Salah satu yang belum lama ini diperkenalkan adalah DroneSentry dari DroneShield.

Baca juga: Skywall – Senjata Man Portable Peringkus Drone Intai

Dalam wujud antena setinggi 4,2 meter, sudah tertanam seabreg perangkat sensor anti drone yang mumpuni, mulai dari radar, RF (radio frequency) detection, acoustic, camera thermal, optical camera, drone beam (Optical Range Extender & Disruptor), dan tentu saja drone cannon. Yang disebut terakhir adalah tools untuk melumpuhkan drone lewat aksi jamming. Bila tactical drone jammer gun hanya ampuh untuk melumpuhkan drone ukuran kecil sekelas DJI Phantom, maka DroneSentry sanggup melumpuhkan drone berukuran besar. Untuk itu drone cannon terdiri dari dua tipe, yaitu multiband RF jamming dan GNSS (Global Navigation Satellite System) jamming. Tentu saja tiap perangkat dapat dipasang modular, disesuaikan dengan kebutuhan dan kocek pemesan.

Baca juga: Harbin BZK-005 – Drone Pengintai Andalan Militer Cina di Laut Cina Selatan

Dari aspek deteksi, radar punya jangkauan deteksi 1,5 km, sementara jangkauan deteksi berdasarkan akustik mencapai 200 meter dan deteksi berbasis frekuensi radio di jarak 1 km. Bicara tentang kemampuan imaging, camera thermal dapat mengendus sasaran dari jarak 600 – 2.000 meter. Begitu pun untuk jarak ‘tembak’ bagi drone cannon untuk melumouhkan drone efektif hingga 2 km. Sebagai sistem koneksi data ke pusat kendali menggunakan wired ethernet connection. Selain DroneSentry, DroneShield yang bermarkas di Sydney, Australia ini juga menawarkan perangkat serupa untuk kebutuhan sipil (bandara), yaitu DroneSentinel, bedanya yang satu ini tak dilengkapo drone cannon. Rencananya DroneSentry/DroneSentinel baru akan diproduksi pada kuartal keempat 2017. (Gilang Perdana)

7 Comments