Update Drone KamikazeKlik di Atas

Drone Tanker MQ-25A Stingray Terbang Perdana dengan Refueling Pod

(Boeing)

Setelah pada Agustus lalu terlihat untuk pertama kalinya drone tanker MQ-25A Stingray dengan refueling pod pada sayapnya, maka rupanya tak menunggu waktu lama, Boeing di bawah program Naval Air Systems Command (NAVAIR) pada 10 Desember 2020 telah sukses melakukan terbang perdana MQ-25A dengan refueling pod, menjadikan satu tahapan penting pra operasional drone tanker pertama di dunia tersebut.

Baca juga: Untuk Pertama Kali, Drone Tanker MQ-25A Stingray Terlihat Jelas dengan Refueling Pod

Bertolak dan mendarat di bandara regional MidAmerica di Mascoutah, Illinois, dalam uji terbang salama 2,5 jam, dilakukan pengukuran aerodinamika drone atas muatan barunya tersebut, pasalnya pemasangan refueling pod pada sayap akan menambah bobot dan drag. AL AS rencananya akan mengakuisisi 70 unit MQ-25A untuk mendukung operasional armada jet tempur F/A-18 E/F Super Hornet.

MQ-25A Stingray yang dirancang untuk melayani sistem air refueling dengan metode hose. Dengan menyalurkan bahan bakar menggunakan metode hose, maka yang disasar adalah pesawat yang menggunakan probe. Karena bakal digunakan oleh AL AS, maka nampak jelas, drone tanker ini nantinya akan digunakan untuk ‘menyusui’ jet tempur F/A-18 E/F Super Hornet dan F-35B Lightning II.

MQ-25A digadang mampu terbang sejauh 804 km dengan membawa bahan bakar avtur sekitar 6.800 liter. Boeing sejauh ini telah membangun prototipe yang diberi kode T1 (N234MQ). T1 memulai aktivitas uji terbang pada September 2019, dan hingga Februari 2020, telah mengumpulkan sekitar 30 jam terbang. MQ-25A ditengai satu mesin jet turbofan Rolls-Royce AE 3007N yang mampu menghasilkan thrust hingga 4.500 kg.

Baca juga: Airbus A400M Sukses Uji ‘Wet Refueling’ dengan Helikopter SAR Tempur H225M Caracal

Masih diperlukan serangkaian pengujian untuk operasional penuh drone tanker, seperti yang paling krusial uji koneksi penyaluran bahan bakar ke pesawat sasaran, itu pun akan dilakukan dengan terlebih dahulu dengan ‘dry contact’ sebelum akhirnya pengujian ‘wet refueling.’ (Bayu Pamungkas)

3 Comments