Update Drone KamikazeKlik di Atas

Drone MALE Leonardo Falco Xplorer Sukses Terbang Perdana

Setelah sosoknya diperkenalkan pertama kali saat Paris AirShow 2019, maka hanya berselang tujuh bulan sejak pameran dirgantara tersebut, drone intai MALE (Medium Altitude Long Endurance) besutan Leonardo SpA, yakni Falco Xplorer, diwartakan telah berhasil melakukan terbang perdana pada 15 Januari lalu. Selama satu jam, drone produksi Italia ini lepas landas dan mendarat di Lanud Trapani, Sisilia.

Baca juga: Leonardo Falco Xplorer, Drone Intai MALE Tanpa Komponen Buatan Amerika Serikat

Dikutip dari Janes.com (20/2/2020), Falco Xplorer disebut dapat terbang sampai ketinggian 30 ribu kaki (9.200 meter) selama 24 jam terus menerus. Falco Xplorer dilengkapi beragam sistem canggih. Diantara yang jadi andalan adalah radar multimode (SAR) synthetic aperture radar Gabbiano T-80UL, yang dapat melakukan pemetaan dan pergerakan di permukaan tanah, LEOSS electro-optical turret, automatic identification system (AIS) dan SAGE signals intelligence (SIGINT) suite.

Serangkaian uji coba terbang drone ini akan dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan dan ketahanan Falco Xplorer, termasuk uji sistem sensor terintegrasi dan mensertifikasi drone agar sesuai standar STANAG 4671, yaitu kelaikan udara oleh NATO.

Mengutip dari siaran pers, Falco Xplorer didebut sebagai varian dari kelurga drone Falco. Dengan mesin jenis Rotax, drone asal Negeri Venezia ini dapat lepas landas dengan bobot maksimum 1,3 ton. Sementara kapasitas payload yang dapat dibawa mencapai 350 kg. Sistem kendali drone ini mengusung beyond line of sight dari satellite communications (satcom) suite. Untuk menggarap unit ground control station, Leonardo menggandeng Piaggio Aerospace.

Baca juga: Proyek Drone MALE Kombatan “Elang Hitam,” PT DI Siapkan Lima Prototipe untuk Raih Sertifikasi

Pada prototipe awal, Falco Xplorer belum dipersiapkan untuk membawa persejataan. Leonardo Falco Xplorer mematuhi peraturan Sistem Kontrol Teknologi Rudal (MTCR) dan dapat beroperasi di wilayah udara terpisah dan tidak beregregasi. Satu lagi yang unik disebutkan, bahwa sistem drone ini sepenuhnya tidak menggunakan komponen buatan Amerika Serikat dan Jerman. (Gilang Perdana)

8 Comments