Drone BZK-005E “Eks Incaran Garuda Indonesia,” Kini Dibekali SAR Pod
|Andaikan tak ada pergantian di pucuk pimpinan maskapai Garuda Indonesia, dan tentunya juga tak ada wabah corona, seharusnya pada periode Januari – Maret 2020, jasa layanan kargo maskapai plat merah tersebut sudah mulai melakukan uji coba drone BZK-005 di Indonesia. Hal tersebut setidaknya pernah diungkapkan oleh mantan Direktur Kargo dan Pengembangan Garuda Indonesia Muhammad Iqbal pada sesi jumpa media di Oktober 2019.
BZK-005 yang tadinya akan diakuisisi Garuda Indonesia adalah varian ekspor yang disebut BZK-005E. Dan meski tinggal sebuah rencana tanpa realisasi, namun ada kabar bahwa drone besutan Beihang Unmanned Aircraft System (UAS) Technology ini diperkenalkan dalam varian anyar, yaitu dengan kemampuan membawa payload synthetic aperture radar (SAR) pod pada bagian bawah fuselage.
Seperti dikutip dari Janes.com (23/3/2020), BZK-005E dengan SAR pod digadang untuk mendukung misi mengatasi kebakaran hutan. Di Cina sendiri jarang terdengar insiden kebakaran hutan, boleh jadi kemunculan varian ini dikedepankan untuk kebutuhan ekspor negara-negara yang kerap mengalami kebakaran hutan.
Meski ada fungsi pemantaua dan deteksi kebakaran hutan, namun BZK-005E tetap ditujukan untuk operator militer. Persisnya drone yang masuk kategori HALE (High Altitude Long Endurance) ini punya keunggulan fitur intelijen, pengawasan, dan pengintaian di area yang luas.
Di Cina sendiri, BZK-005E dengan SAR pod yang dioperasikan oleh Batalyon Pengintai Angkatan Udara PLAAF (PLAAF). Di tangan militer Negeri Tirai Bambu, kelengkapan BZK-005 memang tak sembarangan, konon drone berukuran besar yang dijuluki Sea Eagle ini membawa perangkat electronic intelligence (ELINT) missions.
Melengkapi SAR pod, drone ini juga dilengkapi kubah entral electro-optical/infrared (EO/IR) pada undernose. Dengan SAR pod, memungkinkan perencana militer untuk menentukan titik-titik panas yang tetutup oleh kabut asap. SAR pod yang ditanamkan di BZK-005 disebut dikembangkan oleh Institute of Electronics of the Chinese Academy of Sciences (IECAS). IECAS telah terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi SAR domestik sejak awal 2000-an.
Baca juga: Harbin BZK-005: Drone Pengintai Andalan Militer Cina di Laut Cina Selatan
BZK-005 punya dimensi yang lumayan besar, bahkan lebih besar dari drone Heron milik Singapura. Bobot maksimum saat take off mencapai 1,25 ton, dengan basis mesin propeller drone ini punya kecepatan jelajah 150 β 180 km per jam. Keunggulan drone ini bagi penerbangan kargo adalah hanya butuh landasan sepanjang 600 meter, itu pun bisa dilayani dari landasan rumput. Dalam roadmap-nya, Garuda Indonesia berencana mendatangkan 100 unit drone kargo BZK-005 dan 50 unit drone kargo VTOL (Vertical Take-Off Landing). (Gilang Perdana)
Pilihan cerdas, bernas bin brilian dr maskapai kebanggaan NKRI Harga Mati. Inovasi drone BZK-005 & 50 made in Imperium Tiongkok sbg multirole drone memang sangat dibutuhkan oleh seluruh negara di dunia. Di masa depan, drone ini akan terbang lbih tinggi ke luar angkasa nun jauh di sana, berperan sbg space drone yg pertama. Ia akan mendarat di Bulan, atau bahkan planet Mars, utk menempatkan robot eksplorer dan kembali ke Bumi dgn selamat. BZK-005 & 50 mnjadi solusi militer yg mengerikan bagi musuh, di badannya bs ditanamkan radar dan sensor2 maha canggih juga akan dpat membawa senjata nuklir, kimia dan biologi (mungkin dgn virus baru yg lbih rumit dan ganas).
Waaaaaah, kalo rencana dari direksi yg lama…..dijamin amburadul bray π€¦π€¦π€¦
drone intai jadi drone kargo ????
Trend masa kini. Amazon dan Google serta Alibaba sudah duluan. Virgin Atlantic sudah ujicoba juga. Why not!!!