Drone Bayraktar Ukraina Ditembak Sistem Rudal Shtil Rusia di Lepas Pantai Krimea
Selama ini belum terdengar tentang pelibatan drone dalam operasi di lautan dalam konflik Rusia versus Ukraina. Sepak terjang drone intai maupun drone tempur (UCAV) lebih masif digunakan dalam laga peperangan di atas daratan. Namun, hari ini (12/4/2022), ada kabar bahwa sebuah drone Bayraktar (kemungkinan TB2) milik Ukraina berhasil ditembak jatuh oleh frigat Angkatan Laut Rusia Admiral Essen (Admiral Grigorovich Class).
Baca juga: Untuk Ukraina, Turki Tawarkan Drone Bayraktar TB2 untuk Operasi Anti Kapal
Dikutip dari Kantor Berita Rusia – Tass.com, Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan Angkatan Laut Rusia terpaksa melakukan penghancuran drone tersebut, karena terus memata-matai konvoi kapal perang Armada Laut Hitam, serta aktivitas militer Rusia di Semenanjung Krimea dan di selatan Ukraina.
Yang menarik, dijelaskan bahwa drone Bayraktar dihancurkan dengan menggunakan sistem rudal pertahanan udara (hanud) Shtil. Rudal pada sistem Shtil dilepaskan secara vertical launching system (VLS) dari haluan frigat Admiral Essen. Nama Shtil masih terasa asing bagi netizen di Indonesia, menurut missilery.info, Shtil termasuk golongan rudal hanud jarak sedang, dimana rudal ini dapat mengejar target pada ketinggian 5 sampai 15.000 meter.
Sistem rudal Shtil dikembangkan oleh Moscow Research Institute of Radioelectronics “Altair” dan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem rudal hanud M-22 “Hurricane”. Komponen rudalnya mengacu pada platform 9M317ME buatan Dolgoprudnensk Research and Production Enterprise (DRPP).
Fitur khas dari Shtil adalah adopsi VLS, multifunctional radar dengan phased antenna arrays dan fasilitas komputasi kontrol dengan arsitektur terbuka, matematika dan perangkat lunak yang ekstensif. Secara umum, sistem rudal Shtil dapat merespon 2 – 12 target udara secara simultan.
Baca juga: Rusia Tampilkan “Resurs” – Sistem Hanud Berbasis Rudal untuk Kapal Perang
Jarak tembak rudal ini mencapai 32 km untuk menghadapi target udara yang terbang di atas ketinggian 1.000 meter, dan 15- 18 km untuk menghadapi targt udara yang terbang di bawah ketinggian 1.000 meter. Waktu respon rudal sejak target ditentukan adalah 10 – 19 detik, sedangkan kecepatan luncur rudal 830 meter per detik. Shtil punya panjang mencapai 5 meter dan berat hingga 1 ton. (Gilang Perdana)
Belajar dari ini, sudah seharusnya TNI menggunakan drone yg mempunyai speed minim mach 0.5 ato lebih dan daya intai above 10.000 meter..sapa tau bisa, bisalahh
Aya2 wae Itu TB2 kepedean, di darat bolehlah selamat karena bisa ngepot2 banyak gunung, Laah lawan AL Rusia jangan harap selamat, apalagi yg disamperin fregat stroonkbingiits, bakal ditepok kayak nyamuk, Apalagi mau ajak2 si harpun, emang bisa diluncurin pake grobak, nasib peluncurnya akan sama kayak S300 slovakia, nyebrang perbatasan langsung cemong, angus sama mas kinzhal😁
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Ini namanya Bayraktar mampu mengerjai frigat Soviet Rusia, sampai harus menembakkan misil Shi Itil yg seharusnya digunakan utk ancaman tingkat tinggi. Kurrraaa ! Laksanakan ! Bravo !
seperti yg di ulas bung Agato…bayraktar mengintai kapal rusia untuk pemandu bagi harpon menyerang tp yg terjadi bayraktar di tembak jatuh…mungkin Laen waktu kale kita menyaksikan harpon beraksi🤣🤣🤣🤣
Overpriced combatant vessel. Pilihan kita untuk FREMM & AH140 untuk TNI AL sudah sangat tepat
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Buk_missile_system#3S90M_%22Shtil-1%22
ini versi darat rudal sthil
Sangat menarik Bayraktar mengawasi pergerakan kapal perang Rusia, kemungkinan besar rudal Harpoon kiriman UK untuk Ukraina sudah siap diposisi dan bisa jadi para operatornya adalah pasukan dari UK atau tentara bayaran/retired yg pernah mengoperasikan rudal tersebut. Kita saksikan kemampuan rudal Harpoon varian darat yg akan dipake Ukraina kedepan.
Kapan-kapan buat pmebahasan frigate Grigorovich Bung Admin, buat menmabah wawasan 🙏
Btw ada typo di judul tulisannya, harusnya yang benar “Bayraktar” bukan Bayrakyar.
Terima kasih atas koreksinya Bung Deni 🙂
Buk M2 beraksi kembali setelah tragedi MH17 Malaysia Airline
Yahh kalo ini mah, memang bukan tandingannya..
Frigate Admiral Grigorovich-class terlalu OVER POWER buat sekedar melawan drone..
Kalo lawannya PANTSIR-S1 nah, baru tuh bakal habis diratain sama Drone Bayraktar TB2