Direction Finder YonHub TNI AD – Pengendus Pancaran Sinyal Lawan
|Ada yang khas pada pameran Alutsista TNI AD yang berlangsung awal Oktober 2012 lalu di Lapangan Monas, Jakarta. Selain deretan alat tempur yang ditampilkan, ada satu stand yang cukup menarik untuk diketahui lebih dalam, yakni Batalyon Perhubungan TNI AD. Inilah unit militer dalam lingkungan TNI AD yang jumlahnya memang hanya satu, ya memang TNI AD hanya punya satu Batalyon Perhubungan.
Yang dipamerkan oleh kesatuan ini jelas bukan alutsista (alat utama sistem senjata), tapi punya peran penting dalam misi kombatan, terutama terkait misi-misi pengintaian dan intelijen. Dalam pameran tersebut, Yon Hub menampilkan ‘mainan’ barunya yakni perangkat Direction Finder. Perangkat ini dikemas dalam platform kendaraan four wheel drive, yakni Nissan Frontier. Kendaraannya boleh dibilang biasa-biasa saja, hanya tampil sedikit ‘sangar’ berkat cat hijau dof, tapi jangan anggap enteng untuk ‘jeroan’-nya.
Nissan Frontier ini mampu melacak titik lokasi keberadaan musuh atau target sampai jarak 40 km. Hal ini bisa dilakukan dengan cara pelacakan sumber pancaran gelombang elektromagnetik musuh. Perangkat keras (hardware) yang melengkapi kendaraan ini mencakup tripod antena DF, TRC 6200 IHDVU Receiver, antena DF VUHF ANT 205, antena GPS, kompas digital, tripod antena Monobs, antena Monobs HF STA 10, workstation, USB TOD dongle, dan ditenagai baterai Lithium Ion ALI 143 dan Coupler.
Untuk sokongan software (perangkat lunak) menggunakan LG 211 yang dipasok dari Thales, vendor elektronik asal Perancis. Perangkat interkoneksi mencakup kabel ethernet HF, kabel coaxial HF, dan power supply TRC 6200 IHDVU receiver. Frekuensi yang dapat dipantau dengan Monobs mulai 1 – 3.000 Mhz, dan DF mulai 30 – 3.000 Mhz.
Kelebihan dari platform perangkat ini adalah bersifat portable, bila kendaraan terhambat medan berat, antena dapat dilepas dari dudukan di mobil, untuk selanjutnya dipasang pada permukaan tanah. Perangkat Direction Finder ini merupakan barang yang masih baru, menurut awaknya perangkat ini baru hadir sekitar bulan Juni – Juli 2012.
Platform kendaraan tidak dilengkapi perlindungan lapis baja, hanya ada pelindungan jaring baja pada kaca depan dashboard. Sampai saat ini TNI AD baru memiliki 8 unit Direction Finder, untuk pengoperasiannya dengan moda BKO (bawah kendali operasi) untuk mendukung unit-unit tempur yang tersebar di wilayah Nusantara. Hmmm… dari jumlahnya yang 8 unit, rasanya sangat tidak ideal, semoga kedepan akan ada penambahan. (Hans)
Gelombang elektromagnetik <– sy teringat negara kt dulu mempunyai pesawat tempur yg punya sistem ini pada jama dulu. dengan sinar UV yang antenanya ada di moncong pesawat mampu mendeteksi keberadaan lawan.. Namun apa sudah dipikiran buat si pembuat?? Secara logika di udara lebih praktis karena elektromagnetik sedikit cobaannya.. paling hanya tower pesawat angkutan penumpang.
Nah kalo di aspal? atau padat penduduk?
Bisa2 kalo mo perang ini nanti ada pemberitahuam…
Mohon nonaktifkan Handphone anda jika perang sudah selesai -_-
Ironis memang..
But kreatif lah anak bangsa ini..
Maju terus indonesiaKu
Menurut saya lebih cocok alat ini di pasang di Jip ukuran mini dan di tempatkan di kawasan yang jarang penduduknya.. Hutan mungkin.. 😀
Dewan Pimpinan Ranting PARTAI AMANAT NASIONAL Pondok Karya Pondok Aren Tangerang Selatan Banten setuju sekali dengan ide admin yang satu ini,sudah sepantasnya bisa ditambahkan minimal yaitu sampai 50 unit yang harus disebar merata di NKRI.Terutama untuk antisipasi kelompok yang tidak menginginkan kedamaian di NKRI,penyusupan illegal antar batas negara.Mengingat SATUAN RADAR TNI masih terbatas,diperlukan kemampuan intelegent.Kami berharap jga dikupas KAPAL PATROLI POLISI AIR,DBC,KP.3 agar masyarakat tau.
Minimal kita harus punya 1500 alat ini untuk cakupan wilayah yang luas ini. Tambah lagi aah, sungguh ironis
jumlahnya sangat minim… ironis…