Dirancang Mengacu Pada Harpoon, Inilah Rudal Anti Kapal C-Star yang Melengkapi Frigat Jose Rizal Class Filipina
|Filipina dan Korea Selatan, bisa dibilang punya kebutuhan tersendiri dalam dunia alutsista. Bagi Filipina, Negeri Ginseng dianggap sebagai mitra penting yang mampu memasok persenjataan berteknologi tinggi dengan harga lebih murah. Sementara bagi Korea Selatan, Negeri Pinoy dianggap sebagai mitra penglaris produk alutsista yang terbilang jarang dibeli negara lain. Yang dimaksud disini adalah rudal anti kapal SSM-700K Haeseong (C-Star) buatan LIG Nex1.
Baca juga: Harpoon – Rudal Canggih Yang “Loyo” Akibat Embargo Militer
Bagi Korea Selatan, model jualan rudal anti kapal harus dilakoni dengan cara yang berbeda dari yang diterapkan Boeing dengan rudal Harpoon atau MBDA dengan rudal Exocet. Lantaran belum ‘punya nama,’ dibutuhkan strategi khusus, di antaranya dengan memasukan C-Star sebagai bagian dari sistem senjata pada kapal perang yang ditawarkan.
Dan, untuk pertama kalinya rudal anti kapal C-Star bakal melengkapi kapal perang di Asia Tenggara, dimana AL Filipina telah mengumumkan akan melengkapi dua frigat Jose Rizal Class dengan rudal anti kapal C-Star.
Mengutip dari Navalnews.net (3/1/2021), disebutkan pengiriman rudal C-Star akan dilakukan pada Maret 2022. Sebelum kedatangan C-Star, pada Oktober 2021, lebih dulu Jose Rizal Class akan mendapatkan pemasangan rudal hanud Mistral 3.
Yang menarik tentu adalah sosok rudal anti kapal C-Star, lantaran bakal menjadi pertama kali digunakan di Asia Tenggara, rudal dengan kecepatan high subsonic ini mampu melesat hingga Mach 0.95 dengan teknik sea skimming, alias terbang dengan ketinggian rendah untuk menghindari deteksi radar kapal lawan.
Merujuk ke asal usulnya, pada tahun 1990 muncul desakan atas proporsi anggaran pertahanan dalam hal pengadaan rudal anti kapal. Ketimbang terus-menerus membeli dari luar negeri, Agency for Defense Development (ADD), LIG Nex1 dan AL Korea Selatan, kemudian mengembangkan desain rudal anti kapal. Pra syarat rudal produksi dalam negeri itu harus punya kemampuan setara atau lebih baik dari rudal Harpoon Block 1C. Rudal baru itu diberi nama program Haeseong, dan penelitian teknologi rudal dimulai pada tahun 1996.
Lewat lika-liku pengujian, lantas rudal C-Star diluncurkan pada tahun 2003, dan tiga tahun kemudian mulai dipasang sebagai kelengkapan senjata pada frigat Ulsan Class, kapal perusak (destroyer) KDX-II dan KDX-III, dimana setiap kapal perang umumnya membawa 8 sampai 16 peluncur rudal C-Star.

Dari spesifikasi, C-Star ditenagai mesin Samsung Techwin SS-760K turbofan atau bisa juga menggunakan Hyundai alternative motor. Dengan sistem pemandu inertial guidance/terminal active radar homing, C-Star dapat berlaku laksana rudal jelajah untuk mencapai sasaran 180 – 200 km. C-Star punya panjang 5,46 meter dengan diameter 0,34 meter. Dari bobotnya yang mencapai 718 kg, 218 kg adalah berat hulu ledak.
Bila Inertial Navigation System dan Global Positioning System digunakan untuk memandu menuju targetnya, maka altimeter radio digunakan untuk menjaga ketinggian. Sementara active radar homing digunakan untuk penargetan di fase terminal. C-Star dirancang untuk digunakan di lingkungan peperangan elektronik aktif, dimana termasuk adanya kemampuan detection and countermeasures systems. Hulu ledak C-Star punya kemiripan dengan Harpoon, dilengkapi dengan sekering benturan (impact fuze).
Baca juga: BRP Jose Rizal Resmi Masuk Kedinasan AL Filpina, Siap Unjuk Gigi di RIMPAC 2020
Dengan bergabungnya Filipina sebagai pengguna rudal C-Star, maka menjadi pengguna kedua di luar Korea Selatan, dimana sebelumnya AL Kolombia juga mengadopsi C-Star untuk korvet Almirante Padilla Class. Frigat Jose Rizal Class terdiri dari BRP Jose Rizal (FF-150) dan BRP Antonio Luna (FF-151). BRP Jose Rizal saat ini telah dioperasikan penuh oleh AL Filipina, sementara BRP Antonio Luna rencananya akan diserahkan ke Filipina pada Februari 2021. (Bayu Pamungkas)
Program pembuatan alutsista dalam negri kita semua tergantung pihak pemerintah n dpr kalau mereka mau menghelontorkan dana ya bisa kalau tidak ya wasalam.
Lihat Pakistan ekonomi mereka dibawah kita tapi mereka mampu memproduksi beragam senjata untuk militer mereka. Sperti pesawat tempur JF-17 dan program pesawat siluman mereka PROJECT AZM. Mereka juga mampu membuat Tank MBT(Zulfikar,n AL Khalid) ,DRONE Tempur (BURRAQ), Beragam rudal (Anti ship,Cruise missile,MANPAT SAM,BALLISTIC MISSILE) Bon pintar. Vietnam berhasil dengan rudal anti kapal VCM-01. jadi semuanya kembali ke pemerintah mau atw tidak mengeluarkan dana.kita ini banyak yang dibuat seupil yang diproduksi. Pindad Badak kayaknya udah mati tu FSV 6×6,USV Bonefish buatan PT.Ludin tidak ada pesanan, KCR Trimaran Klewang class yang katanya akhir tahun 2019 diluncurkan sekarang udah 2021.herannya giliran era perang(masa banyak pemberontakan) kita bisa buat pesawat tempur type COIN NU-225 (yang mengudara tahun 1954,dan uji tembak senjata mesin 7.7 mm tahun1957).
Karena negara mereka sering konflik dgn india pak, makannya pemerintahnya takut klo negaranya scr militer kalah jauh dari india, bisa di kremus.
Naahh, klo negara kita ini klo kata seorang profesor waktu di ILC, ga ada yg ditakutin pak, jangankan negara, sama tuhan aja ga takut, jadi ya beginilah negara kita sekarang, hehehe… 😀
tak ketawa dulu…wkwkwkwkwkwek, tapi betul
Pakistan client state nya China > India
Korsel Jepang client state nya AS > Korut dan China
bisa dirunut kan
Gue penasaran sampai mana proses rivarse enjenering kita
sudah sejauh ini bang….tenang sajalah
Mending enyahkan rudal telat nembak C-705.. Krn sampe skrng negeri licik cina masih enggan membagi teknologi sensornya. Dg korsel udh bnyak bukti ToT berjalan baik. Mungkin kita bisa modif dg mengganti motor roketnya dg ramjet. Syg bisa melaju lebih cepat lg.
Benarkah tot berjalan baik lalu bagaimana dgn kfx lebih baik pilih Ukraina dgn rudal neptune.
Selain karena faktor duit yg macet, masalah KFX jg terjadi karena sebagian besar teknologi d KFX mengambil lngsung dari teknologi F-35 AS.
Sehingga ToT nya harus minta izin juga dr AS,
dan tentu saja AS enggan memberikan teknologi F-35 ke negara non sekutu mereka.
Bukan masalah duit. Klo duit segitu bagi Indo sangat tidak seberapa dibandingkan beli pespur puluhan unit.
Yg jadi masalah itu share TOT dr LM. Jika memang dr awal AS enggan jika Korsel berbagi dng Indo terkait 21 Teknologi inti, kenapa dr awal ngajak Indonesia.?
Harusnya kan pihak korsel terlebih dahulu melobby LM dan AS bahwa mitranya adalah Indonesia yg bukan sekutu AS. Jika dari awal sdh ada pemberitahuan keberatan oleh AS jika berduet dng RI, tentunya Indonesia tdk akan mau bergabung.
Permasalahan terjadi setelah ada kesepakatan kerja sama antara Korsel dan RI, lalu berjalannya kerjasama ternyata yg menjadi pilihan utk memasok teknologi adalah LM.
neptune…apa boleh bikin kalu ini saya setuju, apalagi kalau kita diberi resep lengkap dan dipersilah utk improvisasi sendiri selanjutnya, bisa buat rudal sendiri banyak lebih menakutkan dari pada pespur yg blm ada juntrungnya toh sebenarnya kita juga mampu buat pesawat sendiri, ingat mendiang pak Habibie buat pesawat tempur jet lebih mudah dari pada pesawat komersil biasa. Radar, sistem elektronik ataupun senjata bisa beli di banyak produsen tapi paling penting bisa buat pesawat apa tidak.
Tak usah berharap tinggi. Tot dengan negara manapun klo mau lancar tergantung duitnya ada ngga. Tot kfx dgn korsel aja macet krn duit kurang
Kfx bukan masalah duit namun proporsi kekayaan hak intelektual kita
share TOT teknologi kunci yg 21 Item itu yg jelas bikin amburadul
Kayaknya lebih karena filipina pingin cepat2 move on dr paman sam mengingat harga c star sedikit lebih mahal dr harpoon dan di brosur kayaknya haroon memiliki spesifikasi yang jauh lebih bagus.
Filipina tidak saja kejar tayang supaya tak diremehkan cina tapi target sebenarnya adalah rebut lagi Sabah dan Serawak milik mereka yg diserobot Malaysia
Segera alihkan semua dana pengembangan dari IF-X ke produk alutsista korsel yang lain seperti sejong the great, C-STAR, blackpanther mbt, type 214 korsel dll.
Itu perintah saya, tapi sayang saya bukan siapa2
TOT aset militer bisa diwujudkan pasti ada syarat2 dari produsen, spt minimal jumlah pembelian, spt rudal C705 and varians bisa dapat TOT jika beli diatas 100 buah, ini wajar2 aja sih soalnya mahal ilmu dan modalnya,, klo mau murah sedikit ya reverse engineering aja roket yg sdh dibeli,,, jgn khawatir indonesia banyak 7orang pintar, klo soal duitnya sy kurang paham😊
Harusnya cina tak pelit mereka diberi kesempatan investasi besar2an di negeri ini yg hasilnya jauh lebih banyak dibanding 100 rudal c705, kalau mereka berbaik hati bantu kita supaya mandiri buat rudal, kita akui mereka saudara tua yg patut dihormati.
Beda bgt kreatifitas militer negara yg pnya musuh abadi dengan negara yang selalu merasa tidak pernah punya musuh..
Kita memang tak punya musuh kan, walau setiap jengkal daratan dan lautan sudah dipetakan mereka, kita justru berterima kasih berharap besok2 data2 nya di share ke kita lagi, kan ngirit
Kalo mau laris dan dapat sertifikat betel prupen, ajang uji cobanya ke kaprang korea utara yg sering kedapatan melanggar batas wilayah.
Jika kaprang korut mampu ditenggelamkan, yakin pasti akan laris manis dipasaran internasional. Hanya saja sdh mampukan korsel memghadang adik2nya rudal hwasong yg meluncur bagaikan gerimis mengundang.?
TOT aset militer bisa diwujudkan pasti ada syarat2 dari produsen, spt minimal jumlah pembelian, spt rudal C705 and varians bisa dapat TOT jika beli diatas 100 buah, ini wajar2 aja sih soalnya mahal ilmu dan modalnya,, klo mau murah sedikit ya reverse engineering aja roket yg sdh dibeli,,, jgn khawatir indonesia banyak orang pintar, klo soal duitnya sy kurang paham😊
Kemenhan belakangan menyetujui pembiayaan banyak penelitian kok. Lumayan bagus lah pak Prabowo dalam hal ini. Meski belum tentu nanti hasil penelitiannya akan memasuki fase produksi massal karena kemenhan nggak mau beli produknya nanti.
reverse engineering rudal kita sampe mana?
Baru juga diumumkan programnya tahun lalu. Mungkin baru tahap awal.
sudah jadi. coba di cari artikelnya di indomiliter. ada kok
Kita nunggu dunia terbitkan jenis rudal paling hebat, paling kuat, dan tentunya paling murah dan boleh te ow te, walau entah kapan, makanya dari pada tak miliki sama sekali kita beli secukupnya saja dan cukup beberapa saja.
“Sudah cukup kuatlah kita ini” kata yg punya kata
Sayang perbandingan harga dengan harpoon nggak dirilis