Dimotori Penjualan Rafale dan Kapal Selam Scorpene, Ekspor Pertahanan Perancis Tembus 18 Miliar Euro di 2024
|Melanjutkan tren pada pada tahun sebelumnya, pesanan ekspor produk pertahanan Perancis mengalami tahun terbaik kedua sepanjang sejarah pada tahun 2024, naik menjadi lebih dari €18 miliar (US$18,6 miliar), yang utamanya karena permintaan jet tempur Dassault Rafale dan kapal selam Scorpene class.
Baca juga: Ekspor Senjata Perancis Memecahkan Rekor Dalam Sejarah, Penjualan Rafale Jadi ‘Kunci’
Seperti dikutip Defense News (8/1/2025), Menteri Angkatan Bersenjata Perancis Sébastien Lecornu menyampaikan hal tersebut dalam pidato Tahun Baru di Paris pada hari Selasa.
Lecornu menyerukan agar tahun 2025 menjadi tahun rekor baru, didorong oleh ekspor kapal permukaan, kapal selam, radar, artileri, helikopter, dan kontrak lanjutan untuk Rafale. Upaya ekspor juga akan difokuskan pada versi terbaru sistem rudal pertahanan udara (hanud) SAMP/T yang digarap Perancis-Italia, yang menurut Lecornu sangat penting untuk mempertahankan diri dari ancaman rudal balistik di masa mendatang.
Perancis mengandalkan ekspor untuk membantu membiayai apa yang disebutnya otonomi strategis, yang memungkinkan negara Eiffel untuk mempertahankan kemampuan seperti membangun jet tempur atau kapal selam bertenaga nuklir, dengan perekonomian yang hanya sepersekian dari Amerika Serikat atau Cina.
Perancis merupakan eksportir senjata terbesar kedua pada periode 2019-2023 setelah Amerika Serikat, yang menyumbang 11% dari ekspor senjata global, menurut data dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).
“Mengekspor senjata sangat penting untuk mengembangkan basis industri dan teknologi pertahanan kami,” kata Lecornu. “Hal itu sama pentingnya untuk neraca perdagangan kami, dan untuk menciptakan lapangan kerja di seluruh Perancis. Namun, hal itu juga merupakan prasyarat bagi kedaulatan kami.”
Pesanan tahun lalu mencakup hampir €10 miliar untuk jet Rafale dan kapal selam Scorpene dari Naval Group. Total pesanan ekspor pertahanan Perancis meningkat lebih dari dua kali lipat dari €8,2 miliar pada tahun 2023, setelah mencatat rekor €27 miliar pada tahun 2022.
Secara terpisah, Dassault Aviation selaku manufaktur Rafale melaporkan pesanan ekspor untuk 30 jet Rafale pada tahun 2024 dari 18 pada tahun sebelumnya. Pengiriman ekspor meningkat menjadi tujuh pesawat dari dua, dengan total pengiriman 21 jet Rafale pada tahun 2024 dan 13 pada tahun sebelumnya.
Produksi senjata meningkat di negara-negara yang sedang berperang dan rezim otoriter, tetapi juga negara-negara demokrasi besar, beberapa di antaranya adalah sekutu dan pesaing ekspor. “Perancis baru di awal untuk mencapai tingkat ekonomi perang yang sesungguhnya, meskipun ini penting untuk kelangsungan hidup industri pertahanan negara tersebut”, kata Lecornu.
“Ekonomi perang yang diterapkan jharus membuat industri pertahanan lebih kompetitif di pasar ekspor, terutama dalam hal waktu tunggu dan harga, ketika ada persaingan brutal yang dimainkan saat dunia mempersenjatai diri.” Lecornu sebelumnya mengatakan bahwa waktu pengiriman yang lambat telah menyebabkan perusahaan-perusahaan Perancis kehilangan pesanan dari pasar global. (Gilang Perdana)
Penjualan Meroket, Perancis Bakal Geser Rusia di Posisi Runner Up Eksportir Persenjataan Global