Diluncurkan dari FA-50 Fighting Eagle, Pengembangan Rudal Jelajah ALCM Cheonryong Masuk ke Fase Baru

Pengembangan rudal jelajah udara ke permukaan atau air-launched cruise missile (ALCM) Cheonryong (Sky Dragon) yang digarap LIG Nex1 telah mencapai babak baru dengan fase pengujian. Dilepaskan dari jet tempur ringan FA-50 Fighting Eagle, Cheonryong sejak awal dipersiapkan sebagai senjata inti pada jet tempur multirole KF-21 Boramae.

Baca juga: Genjot Industri Dalam Negeri, Korea Selatan Kembangkan Rudal Jelajah untuk KF-21 Boramae

ALCM Cheonryong mewakili lebih dari sekadar rudal jelajah, melainkan perwujudan ambisi Korea Selatan untuk mengembangkan kemampuan serangan jarak jauh yang presisi dan dapat bertahan di wilayah yang semakin ditentukan oleh wilayah udara yang diperebutkan.

Dikembangkan sejak 2018 di bawah pengawasan Agency for Defense Development (ADD), ALCM Cheonryong dirancang untuk menyerang target strategis bernilai tinggi, seperti bunker komando dan kontrol bawah tana pada jarak lebih dari 500 kilometer.

Desainnya menggabungkan fitur stealth penghindar radar dan dilengkapi dengan sistem navigasi dan panduan terminal presisi tinggi, yang memungkinkannya memberikan serangan dahsyat dengan akurasi di bawah satu meter.

Hulu ledak khusus dengan penetrasi tinggi memberi Cheonryong kemampuan untuk meluluhlantakkan fasilitas bawah tanah yang dibentengi, termasuk yang dilindungi oleh beton bertulang—menjadikannya aset yang sangat diperlukan dalam menetralkan target yang diperkeras dan sensitif terhadap waktu jika terjadi konflik besar.

Sejalan dengan peran strategisnya, ALCM Cheonryong telah ditetapkan sebagai aset strategis nasional, yang memberlakukan pembatasan ketat pada ekspornya.

Klasifikasi ini menggarisbawahi pentingnya ALCM tidak hanya bagi Angkatan Udara Republik Korea (RoKAF), tetapi juga bagi postur pertahanan nasional Korea Selatan yang lebih luas saat menghadapi ancaman yang setara dan perlombaan rudal regional yang berkembang pesat.

Program pengembangan Cheonryong dilaksanakan melalui kemitraan dengan raksasa pertahanan Korea Selatan LIG Nex1 dan Hanwha Aerospace. Penyertaan Cheonryong dalam rangkaian senjata masa depan KF-21 diharapkan dapat memberikan keunggulan yang menentukan dalam daya saing ekspor, karena rudal serang presisi jarak jauh telah menjadi muatan standar untuk jet tempur premium yang dipasarkan secara global.

Namun, terlepas dari signifikansi strategisnya, kemajuan pengembangan Cheonryong menghadapi penundaan teknis dan logistik, terutama karena kurangnya platform uji terbang yang sesuai.

Dengan KF-21 yang masih dalam fase prototipe—kemampuan operasional penuhnya tidak diharapkan sebelum tahun 2026—para teknisi beralih ke rangka pesawat lama untuk pengujian sementara.

Pada tahun 2021, ADD berhasil melakukan uji pemisahan menggunakan F-4 Phantom II yang sudah tua. Namun dengan pensiunnya armada F-4 pada bulan Juni 2024, program tersebut berisiko mengalami jeda uji coba selama beberapa tahun—yang berpotensi menunda kesiapannya untuk diintegrasikan dengan KF-21.

Bahaya itu dapat dihindari ketika FA-50, pesawat tempur ringan dan platform latih yang juga dikembangkan oleh KAI, dipilih sebagai platform peluncuran udara sementara Cheonryong.

Menurut beberapa sumber pertahanan, pengujian penerbangan sebenarnya ALCM Cheonryong di atas FA-50 dimulai pada bulan Desember 2024.

Uji coba ini menandai momen penting, tidak hanya untuk program rudal itu sendiri tetapi juga untuk masa depan FA-50, yang semakin dipandang sebagai jet tempur ringan multiperan yang mampu membawa senjata canggih jauh melampaui parameter desain aslinya.

Di antara strategi alternatif yang sedang dievaluasi adalah kemungkinan mengadaptasi ALCM Cheonryong untuk FA-50 tanpa memerlukan desain ulang struktural penuh.

Dengan mengurangi beban bahan bakar atau memodifikasi massa hulu ledak, varian yang ringkas dan ringan dapat dikembangkan—memaksimalkan keseimbangan kinerja jangkauan sekaligus menyesuaikan dengan batasan muatan pada hardpoint FA-50. (Gilang Perdana)

Korea Selatan Perlihatkan Model Skala Penuh Rudal Udara Ke Permukaan Supersonik Bermesin Ramjet

One Comment