Dilengkapi Meriam Kaliber 30mm, KRI Pollux 935 Perkuat Alutsista TNI AL
|Setelah diluncurkan pada 25 Mei 2021, kapal riset hidro oseanografi dari platform kapal patroli PC-40, KRI Pollux 935 telah diserahkan penggunaannya kepada TNI AL. Kapal produksi PT Karimun Anugrah Sejati akan segera memperkuat alutsista TNI AL khususnya Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Baca juga: KRI Pollux 935 – Kapal Riset Hidro Oseanografi dari Platform Kapal Patroli PC-40
Dikutip dari tnial.mil.id (5/8/2021), disebutkan tahapan shipnaming dan delivery dihadiri Kepala KSAL Laksamana TNI Yudo Margono di fasilitas galangan PT Karimun Anugrah Sejati di Batam, hari Kamis lalu. Dalam kesempatan tersebut, KSAL sekaligus mengukuhkan Mayor Laut (P) Tomy Ronaldy sebagai komandan KRI Pollux 935 yang akan bertugas di jajaran Pushidrosal.
“Kapal ini nantinya akan dioperasikan Pushidrosal sebagai unsur bantu Hidro Oseanografi (BHO) sebagai Lembaga Hidrografi Nasional dan Pusat Informasi Geopasial Kelautan Indonesia. Semoga kehadiran KRI ini dapat menambah semangat dan menajamkan kemampuan TNI AL dalam melaksanakan tugas-tugas survei dan pemetaan laut,” ujar KSAL.
Meski belum dijelaskan apa saja perangkat hidro oseanografi yang melengkapi KRI Pollux 935, tapi diketahui bila KRI Pollux 935 dibekali senjata utama berupa meriam kaliber 30 mm pada haluan dan senapan mesin berat kaliber 12,7 mm pada deck belakang. Yang menarik, kanon yang terpasang di KRI Pollux 935 adalah tipe baru, yakni Seahawk LW30M A1.
Seahawk LW30M A1 adalah produksi MSI Defence (MSI-DS), pabrikan alutista asal Inggris yang merupakan pemasok Royal Navy sejak tahun 90-an. Senjata ini dikenal handal dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi dan yang paling ringan di kelasnya.
Selain dapat diintegrasikan dengan CMS (Combat Management System) dan mode pengoperasian manual, senjata ini juga dapat dioperasikan secara remote, serta dibekali dengan beragam sensor canggih dalam satu paket, diantaranya kamera bersensifitas tinggi yang dapat menangkap gambar dengan kondisi pencahayaan rendah, thermal imager, dan laser range finder.
Komponen utama pada Seahawk LW30M A1 adalah laras ATK Mk44 Bushmaster II kaliber 30×173 mm. Dilengkapi dengan gyro stabilization, meriam ini dapat mengkompensasi dan menjamin akurasi tembakan di kondisi laut yang bergelombang. Seahawk LW30M A1 sendiri mengusung desain meriam dengan dual feed system yang dilengkapi dengan dua kotak magazine, dimana masing-masing berisi 100 munisi dengan total 240 munisi termasuk 40 terpasang di chute.
Dari sisi performa, meriam Seahawk LW30M A1 punya kecepatan tembak (rapid mode) 200 proyektil per menit dengan jarak tembak efektif maksimum mencapai 4,5 kilometer.
KRI Pollux 935 punya panjang 45,5 meter, lebar 7,9 meter, tinggi 4,25 meter dan draft 2,20 meter, serta bobot 220 ton. Ditenagai dua mesin diesel MTU, Kecepatan maksimum kapal ini mencapai 27 knots, kecepatan jelajah 20 knots dan kecepatan ekonomis 15 knots. KRI Pollux 935 diawaki oleh 37 personel.
Baca juga: PT Karimun Anugrah Sejati Luncurkan Dua Kapal Patroli PC-40 untuk Satrol Koarmabar
Pemberian nama kapal ini berdasarkan nama bintang yang paling terang dan paling mudah dikenali dalam rasi bintang Gemini yang juga merupakan salah satu dari 20 bintang paling terang di langit. (Gilang Perdana)
Penyakit sejak zaman dulu: daya gedor kurang. Kenapa gak pakai kaliber 1 km?
Bersyukur pelan tapi pasti TNI sudah mengutamakan produk dalam negeri, akan selalu ada pihak yang tidak suka TNI menjadi kuat dan profesional, termasuk netizen dari luar yang menyamar jadi netizen Indonesia, dengan berbagai kesempatan diberbagai forum, mereka selalu berusaha supaya netizen Indonesia merasa inferior complek. Dengan selalu merendahkan kemajuan yg dicapai oleh TNI maupun industri pertahanan indonesia
senjata itu hrg nya 70% dari seluruh hrg kpl perang.. itu sebabnya
@Zul Heri
Kalo kita darurat ICBM kenapa Gak kerja sama aja ama KORUT, Syukur nanti dapet TOT Hwasong 16 hehehe
Ah sayang ga bisa otomatis senjatanya. Kalo tertembak duluan yg nembaknya kan bisa ompong tuh kapal
Dibaca yg bener tuh article, jng cm liat gambar
biuh .biuh ……….. kalo macet bisa pakai radar moto saja ya.. buat hadapi kapal nelayan chipeng.
Platform PC40 & PC60 yang basisnya dari KCR semoga bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Dengan hull dari material komposit bisa dibikin jadi platform mine sweeper buat menggantikan Kondor class ex Jerman Timur yang usianya lumayan tuwir
Atau diperbesar ukuran jadi 70-80m buat platform ASW Corvette dgn armament mirip Sigma 9113 buat menggantikan Parchim class. Kalau mau lebih ambisius multirole OPV seperti Arafura class Aussie buat Bakamla
Lumayan buat hantam lambung kapal milisi chipeng yg sering menjarah ikan di laut natuna
Oi ini kapal oceanografi. Jangan menghalu
Kapal nelayan china yg mainnya rata rata uk di atas 200.
Kcr berani deket duluan di hantam gelombang, hhhhh
Armada kapal nelayan negara Asia Timur dari Taiwan, Jepang, Cina dan Korea Selatan banyak standar ocean going tonase 2000 ton keatas. Pengelolaan standar profesional kelas korporasi. Malah hingga main main ke Cili, Laut Bering hingga perairan Antartika
Makanya kapal coast guard Asia Timur tonase paling kecil sudah standar diatas 3000 ton buat menghadang kapal nelayan model begitu
Otmel marlin ngga dilanjutin ya..udah ganti aj niy
Kapan y ada artikel
Dilengkapi 64 vls anti aircraft,48 cells rudal jelajah,8x rudal anti kapal serta 16 heavy torpedo KRI XYZ perkuat alutsista TNI AL…
kita darurat ICBM
Itu mana muat buat kapal 60m. Itu minimal 100m ke atas sejenis fregat dan destroyer berat
Nanti itu bro, tunggu esemka heavy industry kelar bikin kri nusantara biar bikin satu galaksi bima sakti ketar ketir dulu baru deh bikin kapal sesuai request elu 😎😎 #trapotrapomomentcheck
Semuanya disangkutin ke politik, ampun deh
ada duit ada barang om