Dikirim Lewat Jalur Laut, Filipina Terima Batch Kedua Rudal Jelajah Supersonik Brahmos LACM

Filipina kini menjadi negara dengan penebalan alutsista terdepan di Asia Tenggara, selain penggelaran sistem rudal presisi jarak jauh Typhon Weapon System dari Angkatan Darat AS (US Army) dan NMESIS dengan rudal anti kapal NSM milik Korps Marinir AS (USMC), Negeri Pinoy belum lama ini kedatangan batch (gelombang) kedua rudal jelajah Brahmos LACM (Land Attack Cruise Missile) atau rudal anti kapal untuk fungsi pertahanan pantai (coastal defence missile system).

Baca juga: Bikin Cina Gerah, Hari ini Rudal Jelajah Brahmos LACM Tiba di Filipina

Setelah batch pertama tiba pada bulan April 2024 dengan pengiriman lewat jalur udara dengan pesawat angkut berat C-17 Globemaster, maka pada 20 April 2024, India telah berhasil mengirimkan baterai kedua sistem rudal jelajah supersonik Brahmos ke Filipina. Seperti dikutip The New India Express, tidak seperti batch baterai pertama yang dikirimkan melalui udara, maka batch kedua Brahmos diangkut melalui jalur laut, yang menunjukkan tidak hanya efisiensi logistik tetapi juga kemampuan India untuk meningkatkan operasi ekspor pertahanannya sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan global.

Sistem rudal Brahmos, yang dikembangkan bersama oleh Defence Research and Development Organisation (DRDO) India dan NPO Mashinostroyenia Rusia, merupakan salah satu program pertahanan India yang paling sukses hingga saat ini. Dicetuskan pada akhir 1990-an dan dioperasionalkan pada awal 2000-an, Brahmos merupakan hasil kerja sama strategis jangka panjang antara India dan Rusia, dengan India memegang saham mayoritas di BrahMos Aerospace Private Limited. Rudal tersebut mendapatkan namanya dari dua sungai: Brahmaputra di India dan Moskva di Rusia.

Setiap baterai Brahmos yang diekspor ke Filipina mencakup sistem pertahanan pantai terintegrasi penuh yang terdiri dari peluncur mobile otonom, radar pengendali tembakan, pusat komando dan kendali, dan kendaraan pendukung logistik.

Sistem rudal Brahmos LACM dipasang pada platform Tatra 6×6 dengan mobilitas tinggi, sistem ini dirancang untuk beroperasi di medan tropis Filipina yang menantang. Rudal jelajah supersonik ini dapat membawa hulu ledak konvensional seberat 200–300 kg dan menggunakan pendorong propelan padat untuk akselerasi awal yang diikuti oleh mesin ramjet berbahan bakar cair, yang memungkinkannya untuk meluncur di ketinggian rendah dan menyerang dengan presisi yang sangat tinggi.

Setelah Kontrak dengan Korps Marinir, India Incar Penjualan Rudal Brahmos LACM untuk Angkatan Darat Filipina

Lintasan penerbangan yang meluncur di permukaan laut pada fase terminal membuat Brahmos sangat sulit untuk dicegat, bahkan untuk sistem pertahanan udara yang canggih.

Filipina menandatangani kontrak senilai US$374,96 juta dengan Brahmos Aerospace pada Januari 2022, yang menandai perjanjian ekspor senjata besar pertama India. Kontrak tersebut mencakup pengiriman tiga baterai Brahmos Shore-Based Anti-Ship Missile System, lengkap dengan pelatihan operator dan dukungan logistik terpadu jangka panjang.

Kelompok pertama yang terdiri dari 21 personel Korps Marinir Angkatan Laut Filipina menjalani pelatihan khusus di India pada Februari 2023, yang mencakup prosedur operasional dan pemeliharaan teknis sistem rudal. Transfer pengetahuan ini memastikan bahwa Filipina dapat mengelola dan mengoperasikan sistem secara mandiri, sehingga mempercepat jadwal penyebaran strategisnya.

AS Gelar NMESIS di Selat Luzon, Akses Keluar Masuk Kapal Perang Cina di Samudra Pasifik Terancam

India memandang program Brahmos sebagai landasan inisiatif manufaktur pertahanan “Make in India”. Ekspor sistem rudal ke Filipina tidak hanya berfungsi sebagai bukti kematangan teknologinya tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan basis industri pertahanan India, mempromosikan manufaktur dalam negeri, dan menciptakan peluang untuk peningkatan lebih lanjut dan pengembangan bersama.

Akuisisi Brahmos oleh Filipina sangat penting mengingat lokasi geografis negara tersebut dan tantangan keamanannya di Laut Cina Selatan. Dengan garis pantai kepulauan yang melebihi 36.000 kilometer dan seringnya bertemu dengan pasukan maritim asing, kemampuan untuk menyebarkan sistem senjata serang presisi yang bergerak dan berkecepatan tinggi sangat meningkatkan postur pencegahan militer Filipina.

Jangkauan Brahmos memungkinkan Filipina untuk melindungi key choke point, pangkalan angkatan laut, dan infrastruktur maritim di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina, yang menawarkan tindakan balasan yang kredibel terhadap serangan dan taktik zona abu-abu yang digunakan Cina. (Gilang Perdana)

Setelah Punya Rudal Brahmos, Korps Marinir Filipina Berencana Borong Sistem Rudal Hanud Spyder

2 Comments