Update Drone KamikazeKlik di Atas

Dikabarkan Tiba di 2023, Ternyata Pengadaan Drone Tempur (UCAV) Anka Belum Kontrak Efektif

Lantaran mengandalkan pinjaman dari luar negeri, tak jarang jadwal pengadaan alutsista menjadi terkesan molor, pasalnya dibutuhkan perjanjian pembiayaan yang melibatkan perbankan asing. Bicara tentang drone tempur (UCAV), pernah diwartakan UCAV Anka buatan Turki akan tiba di Indonesia pada tahun 2023. Nah, bagaimana realisasinya?

Baca juga: Untuk Indonesia! Enam Drone Tempur (UCAV) Anka Tiba Bulan Agustus, Enam Unit Lainnya Dirakit oleh PT DI

Bila merujuk pada pernyataan petinggi Turkish Aerospace Industries (TAI) saat ajang IDEF 2023, bahwa enam unit drone tempur Anka akan tiba di Indonesia pada bulan Agustus 2023. Disusul enam unit lainnya yang akan dikakit oleh PT Dirgantara Indonesia.

Bahkan komposisi telah disebutkan, enam unit Anka untuk TNI AU, dan untuk TNI AL dan TNI AD masing-masing tiga unit. Dari web PT Turkish Aerospace Indonesia – tusas.co.id, disebut nilai kontrak untuk 12 unit Anka senilai US$300 juta. Dengan catatan, tidak disebut varian mana yang dibeli oleh Kementerian Pertahanan RI untuk ketiga matra TNI.

Merujuk pada Tempo.co (5/1/2025), ternyata PT Dirgantara Indonesia (PT DI) masih menunggu kontrak efektif pembelian drone Anka, ini menyiratkan bahwa pemerintah Indonesia belum melakukan pembayaran uang muka (down payment) pada kontrak pengadaan, yang artinya produksi drone boleh jadi belum dimulai oleh pihak pabrikan, kecuali telah tersedia stok yang sudah ada.

“Kerja sama PT DI dengan TAI Turki ini akan efektif apabila kontrak pengadaan UAV Anka antara Baranahan (Badan Sarana Pertahanan) Kemhan dengan TAI Turki ini efektif,” kata Manajer Komunikasi Perusahaan & Hubungan Kelembagaan PT DI Adi Prastowo saat dihubungi pada Minggu, 5 Januari 2025.

Menurut Adi, kontrak yang telah diungkap sejak Juli 2023 itu hingga kini masih dalam proses pembiayaan. “Kontrak akan efektif kalau sudah ada pembayaran, itu sudah mulai dihitung. Sekarang sedang dalam proses garansi dari bank untuk pembiayaan,” kata dia.

Adi menambahkan, PT DI berperan menerima transfer teknologi dari TAI sebagai imbal balik (offset) dalam kontrak pembelian selusin Anka oleh Kementerian Pertahanan. Dalam proyeksi yang ada, offset dari program Anka yang dikerjakan PT DI ada tiga bagian.

Pertama, membangun kemampuan PT DI melaksanakan Final Assembly Line dan Flight Line 6 unit UCAV Anka. Kedua, membangun kemampuan PT DI dalam hal pemeliharaan, perbaikan, dan pengoperasian UCAV Anka.

“Ketiga Transfer of Technology berupa training and pratical untuk engineer, pilot dan flight test engineer, serta data link PT DI dalam rangka membangun UAV Center, agar menjadi industri UAV yang mandiri, tidak lagi tergantung perusahaan asing lainnya,” tutur Adi.

Adi menyatakan, saat ini program offset tersebut tinggal menunggu kontrak pengadaan UCAV Anka tersebut berlaku efektif. “Masih menunggu, kabarnya dalam waktu dekat,” kata dia, mengutip dari Tempo.co. (Gilang Perdana)

Jelang Kedatangan Drone Tempur Anka, TNI AU Bentuk Dua Skadron Baru di Tarakan dan Malang

6 Comments