Dibuat Galangan Swasta Lokal, Taiwan Mulai Bangun Frigat Ringan Anti Kapal Selam
|Galangan kapal swasta terbesar di Taiwan, Jong Shyn Shipbuilding, telah mulai membangun frigat anti kapal selam. Secara total, Taiwan berencana mengakuisisi selusin frigat ringan – enam untuk peperangan anti-kapal selam – anti submarine warfare (ASW) dan enam untuk peperangan anti udara – anti air warfare (AAW) . Frigat-frigat tersebut diproyeksikan untuk menggantikan frigat Knox class yang sudah dinonaktifkan.
Dikutip Defense News, Jong Shyn Shipbuilding mengadakan upacara pada 16 Januari 2024 di Kaohsiung untuk menandai dimulainya konstruksi frigat ASW. Galangan tersebut telah menandatangani kontrak pada 12 Mei 2023, dan mulai membangun salah satu frigat AAW pada 17 November 2023. Galangan kapal tersebut diharapkan menyelesaikan kedua frigat pada bulan Oktober 2026, yang sekaligus akan berfungsi sebagai prototipe sebelum frigat lanjutan dibangun.
Menurut alokasi anggaran tahun 2022, Taiwan berencana untuk menghabiskan NT$24,6 miliar (US$777,7 juta) untuk dua frigat ringan generasi baru ini, dibandingkan dengan frigat berat yang direncanakan sebelumnya.
Kementerian Pertahanan Taiwan menolak untuk merilis spesifikasi kapal tersebut. Namun media lokal melaporkan bahwa kapal tersebut kemungkinan akan berbobot hampir 3.000 ton dan berukuran panjang sekitar 115 meter.
Render gambar yang pemerintah menunjukkan frigat varian ASW tidak menggunakan sistem peluncuran vertikal (Vertical Launching System/VLS). Namun frigat ASW menjadi yang pertama menawarkan sonar derek (towed sonar) dan dua peluncur triple-torpedo. Radar Artisan 3D phased-array tampaknya merupakan penawaran dari BAE Systems.
Persenjataan lainnya termasuk delapan peluncur rudal anti-kapal Hsiung Feng II/III dan rudal hanud TC-2N yang dipasang di dek, meriam OTO Melara 76mm di haluan dan dua stasiun kanon 30mm.
Jong Shyn Shipbuilding memiliki banyak pengalaman dalam membangun kapal untuk kapal Administrasi Penjaga Pantai Taiwan, termasuk kapal cutter berbobot 3.000 ton, namun mereka tidak memiliki latar belakang yang banyak dalam membuat kapal untuk Angkatan Laut.
Unit Kedua Korvet Stealth Katamaran Tuo Chiang Class Meluncur, Spesifikasinya Bikin Iri
“Mereka punya kemampuan membuat kapal permukaan. Ini tidak masalah, namun kami tidak memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan senjata, sensor, dan semua integrasi sistem,” kata Chen Kuo-ming, seorang analis pertahanan yang berbasis di Taipei, kepada Defense News.
Frigat ASW ini dirancang oleh Gibbs & Cox dan akan dilengkapi dengan CMS-330 Combat Management dan helikopter anti kapal selam S-70C . (Gilang Perdana)
@TN: beda Medan area beda kebutuhan. Wilayah Taiwan sangat dekat dgn China daratan dibawah 120 km, dan luas laut yg perlu dijaga juga gak seberapa dibandingkan dg Indonesia yg luas laut teritorial dan ZEE aja plus wilayahnya udah hampir sama besarnya dg luas wilayah China. Jadi gak mungkin hanya dijaga Fregat ringan yg cuman bisa jaga 14 hari. Indonesia butuh Kapal perang besar yg tidak hanya bisa untuk operasi ocean going, keliling wilayah Indonesia dalam waktu yg lama tapi juga bisa bawa senjata dalam jumlah banyak.
tukang ngitumg @ loh bukannya ente yg bilang kalau kita mau beli destroyer yg gede gede di serial mari berhitung 🙄😅😅😅
MALAHAYATI CLASS, kalo bisa di ganti BOFORS ASROCnya sama RBU-6000 maka bisa di jadikan anti kpl selam sama Parchim Class.
Smg semua persenjataan MALAHAYATI di upgrade semua !
Tuh, tengok Taiwan, walaupun menghadapi ancaman dari China daratan, Taiwan bangun fregat ringan saja.
Makanya kita kalo dana tipis nggak perlu ngotot harus fregat berat yang mahal, fregat ringan multirole setara sigma 10514 class pun mencukupi. Bangun aja tambahan 24 unit full sewaco untuk gantikan Parchim class, Fatahillah class dan Van Speijk Class. Itu sudah cukup meningkat daripada situasi sekarang ini. Apalagi kalau dilengkapi 24 helikopter asw sekelas Seahawk atau Romeo sudah bisa kawal ALKI dan ZEE.