Diam-diam Cina Incar Boeing 767 AWACS Milik Angkatan Udara Jepang

(Foto: istimewa)

Siapa sangka, rupanya diam-diam Cina ikut mengincar keberadaan pesawat intai peringatan dini atau Airborne Warning and Control System (AWACS) milik Angkatan Udara Bela Diri Jepang. Lewat sebuah foto satelit diperlihtkan mockup Boeing 767 AWACS yang berada di tengah gurun Xinjiang, Cina Barat Laut. Dilanjutkan dengan investigasi dari citra foto satelit oleh PlanetLabs, pada 2 Juli 2022, diketahui mockup pesawat AWACS tersebut masih utuh berada di lokasi. Namun, yang mengejutkan pada foto satelit yang diambil pada 13 Juli 2022, diketahui mockup pesawat tersebut sudah dalam kondisi hancur.

Baca juga: KJ-2000 Mainring – AWACS Terbesar Cina yang Lahir Akibat Tekanan dan Embargo

Dikutip dari eurasiantimes.com (17/7/2022), hancurnya mockup Boeing 767 AWACS di gurun Xinjiang telah memicu spekulasi. Ada analis pertahanan yang menganggap bahwa hancurnya mockup Boeing 767 AWACS menyiratkan Cina telah sukses dalam uji coba penembakkan rudal balistik ke arah pesawat strategis tersebut, dimana sensor rudal berhasil mengidentifikasi sasaran terpilih yang dimaksud. Namun, ada pula yang beranggapan bila hancurnya mockup Boeing 767 AWACS lebih disebabkan karena sengaja dibakar.

Sejauh ini belum ada tanggapan dari pihak otoritas militer Cina, namun lagi-lagi, spekulasi telah meluas, di mana pembangunan mockup Boeing 767 AWACS konon merupakan bagian dari simulasi Cina dalam rencana besarnya untuk kelak menginvasi Taiwan. Tak bisa dipungkiri, agar invasi ke Taiwan lancar, maka kekuatan intai dan tempur Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Jepang harus dibatasi. Dan terkait dengan unsur deteksi dini, rupanya keberadaan AWACS milik Jepang masuk dalam perhitungan oleh Cina.

Sekilas tentang Boeing 767 AWACS, rupanya jenis pesawat ini hanya ada empat unit dan kesemuanya hanya dioperasikan oleh Jepang. Boeing 767 AWACS sejatinya mengadopsi sistem radar model rotodome yang serupa dengan Boeing E-3 Sentry AWACS yang dioperasikan Angkatan Udara AS. Bedanya E-3 Sentry mengadopsi platform Boeing 707 dengan empat mesin, sementara AWCS Jepang mengadopisi platform Boeing 767-200 ER (Extended Range) dengan dua mesin.

Elemen utama Boeing 767 AWACS adalah radar pada rotodome, yakni AN/APY-2 Passive electronically scanned array radar system buatan Northrop Grumman. Sistem radar tiga dimensi ini dapat mengukur azimuth, jangkauan, dan ketinggian secara bersamaan.

Radar AN/APY-2 dari jenis Pulse-Doppler dapat menentukan kecepatan target yang dilacak. Sistem pengawasan ini mencakup radar multi-mode yang fleksibel, yang memungkinkan AWACS memisahkan target maritim dan udara. Radar ini memiliki pandangan 360 derajat, dan pada ketinggian operasi dapat mendeteksi target dari jarak 320 kilometer.

Antena radar AN/APY-2 ditempatkan pada rotodome berdiameter sekitar 9,14 meter dan tebal 1,83 meter di tengahnya. Rotodome pada radar ini berputar sekitar enam rpm selama operasi dan 0,25 rpm untuk melumasi mekanisme rotasi ketika radar tidak digunakan. Eksterior pada Boeing 767 AWACS biasanya dicat abu-abu dengan jendela dihilangkan untuk melindungi kru dan peralatan dari transmisi frekuensi radio yang intens dari peralatan radar.

Baca juga: Bikin AS Cenat-cenut, Inilah Rudal Udara ke Udara PL-15/PL-15E yang Disebut “AWACS and Tanker Killer”

Boeing 767 AWACS ditenagai oleh dua mesin turbofan General Electric CF6-80C2B6FA, yang masing-masing menghasilkan daya dorong 273,6 kN. Bicara soal endurance, pesawat AWACS ini dapat terbang selama 9,25 jam dalam radius 1.825 km, atau terbang 13 jam dalam radius patroli 555 km. Sementara jangkauan terbangnya, Boeing 767 AWACS dapat menjelajah sejauh 10.370 km. Sebagai catatan, Boeing 767 AWACS Jepang tidak dilengkapi kemampuan air refueling. (Bayu Pamungkas)

4 Comments