Di Tangan Mesir, Self Propelled Howitzer K9 Thunder Digelar Sebagai Artileri Pertahanan Pesisir
|Sebagai satu-satunya pengguna self propelled howitzer (SPH) tracked K9 Thunder di Afrika, Mesir rupanya menerapkan misi khusus pada alutsista artileri medan (armed) buatan Korea Selatan itu, yakni menggelar K9 Thunder sebagai bagian dari elemen sistem artileri pertahanan pesisir atau coastal defense anti ship artillery.
Pengembangan ini merupakan adaptasi inovatif dari sistem artileri K9, yang awalnya dirancang untuk operasi berbasis darat, kini ditransformasi untuk pertahanan maritim. Adaptasi ini mencerminkan fleksibilitas dan kekokohan sistem, memperluas kegunaannya dari pertempuran darat tradisional ke ranah pertahanan pesisir yang kompleks.
Jalan menuju perlengkapan artileri K9 dengan kemampuan anti kapal bukanlah hal yang baru. Laporan menunjukkan bahwa potensi kemampuan anti kapal pada K9 telah divalidasi dalam uji coba di Mesir bahkan sebelum kontrak resmi ditandatangani pada Februari 2022.
Congratulations, Egypt. 🇪🇬🇰🇷
Egypt will be the first of the 10 countries that operate K9 artillery to have anti-ship capability as a coastal defense purpose.
Hanwha Aerospace said it exported 51 K11 fire direction control vehicles and 216 K9A1 SPHs to Egypt, and the K11 was… pic.twitter.com/2Cv4P7wlmS— ハク Mason (@mason_8718) January 9, 2025
Demonstrasi awal kemampuan tersebut memainkan peran penting dalam merampungkan kesepakatan, yang menyoroti komitmen Mesir untuk memperkuat pertahanan pesisirnya terhadap ancaman dari lautan.
Pada bulan Februari 2022, kontrak senilai US$1,7 miliar ditandatangani di Kairo untuk penyediaan SPH K9A1 EGY, yang dikembangkan oleh perusahaan Korea Selatan Hanwha Defense. Perjanjian tersebut juga mencakup pengiriman kendaraan pasokan amunisi K10 dan kendaraan pengendali tembakan K11.
Menurut ketentuan kontrak, Hanwha Defense akan mengirimkan batch pertama sistem EGY K9A1, yang diproduksi di Korea Selatan, pada tahun 2024. Beberapa sistem artileri akan diproduksi secara lokal di Mesir setelah adanya transfer teknologi ke perusahaan dalam negeri, Abu Zaabal. Selain itu, Hanwha Defense telah berkomitmen untuk menyediakan berbagai program dukungan, termasuk pelatihan personel dan pemeliharaan teknis.
Bersamaan dengan Mesir, negara-negara seperti Korea Selatan, Turki, Polandia, Norwegia, Estonia, Finlandia, India, Australia, dan Rumania telah mengintegrasikan K9 ke dalam persenjataan militer mereka. Setiap negara mendapatkan manfaat dari modularitas dan kemampuan beradaptasi sistem, yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan tertentu.
Dengan Varian K9 Thunder, Polandia Bentuk Kekuatan Self Propelled Howitzer Terbesar di Eropa
K9 Thunder adalah self-propelled howitzer yang telah menarik perhatian internasional karena kemampuan dan fitur-fiturnya yang canggih. Sistem artileri swagerak ini saat ini digunakan oleh beberapa negara. K9 dilengkapi dengan meriam 155 mm dan senapan mesin berat 12,7 mm, memberikan daya tembak yang signifikan baik dalam peran artileri maupun anti-infanteri.
Howitzer juga berfokus pada perlindungan awak, dengan lapis baja yang dirancang untuk menahan peluru penusuk lapis baja kaliber 14,5 mm dan pecahan peluru artileri 152 mm.
Untuk kemampuan tembakan, K9 dengan munisi HE (High Explosive) dapat dilontarkan hingga jarak 30 km. Sementara dengan P-ICM base bleed, jangkauan tembak mencapai 38 km. Bahkan dengan munisi BB+RAP extended range, jarak lintasan bisa mencapai 56 km.
K9 Thunder hadir dengan sejumlah aksesori yang meningkatkan efektivitas operasionalnya. Ini termasuk sistem perlindungan CBRN (Kimia, Biologi, Radiologi, dan Nuklir), pemanas untuk lingkungan dingin, dan sistem komunikasi internal dan eksternal.
Selain itu, K9 dilengkapi juga dengan fire suppression system dan automatic fire control system yang menyederhanakan proses penargetan dan penembakan. (Gilang Perdana)
Self Propelled Howitzer K9 Thunder Mesir Tampil Perdana dalam Parade Militer
Mesir itu klo beli senjata Ngutang juga atau bayar cash yaaaa….., belanja alutsista mesir ndak kaleng2, pasti jumlahnya banyak.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia apakah kita tak ingin mencobanya dengan SPH beroda rantai M109A4BE yang dimiliki? Walaupun secara teknis K9 Thunder memiliki sejumlah keunggulan, yaitu memiliki laras yang lebih panjang, rasio daya terhadap berat yang lebih tinggi, dan laju tembakan yang lebih cepat daripada M109 Paladin?