Di Tangan John Cockerill, APC M113 Dipasangi Turret CPWS, Jadi Segahar Infantry Fighting Vehicle
|Dengan ketebalan lapisan proteksi standar sekitar 28-32 milimeter, menjadikan APC M113 sebagai ranpur lawas yang kerap menjadi ‘pesakitan’ dalam pertempuran. Namun, keunggulan mobilitas, desain modular dan besarnya populasi yang digunakan di seluruh dunia, menjadikan M113 terus mendapatkan berbagai upgrade, baik dari aspek proteksi dan persenjataan.
Baca juga: Ares UT30MK2 – Turret RCWS 30mm di Panser Pandur II 8×8 IFV TNI AD
Seperti di pameran pertahanan Eurosatory 2024 yang dihelat di Paris, Perancis (17 – 21 Juni 2024), John Cockerill Defense (JCD), perusahaan pertahanan dari Belgia, memperkenalkan adopsi turret Cockerill Protected Weapon Station (CPWS) pada ranpur M113. Integrasi ini memungkinkan peningkatan daya tembak dan perluasan kemampuan operasional tanpa memerlukan kendaraan tempur yang sepenuhnya baru.
CPWS yang dipersenjatai dengan kanon otomatis mulai dari kaliber 20 mm hingga 30 mm, dirancang untuk dipasang pada berbagai platform kendaraan yang ada. Desain modularnya memungkinkan integrasi yang mudah, merevitalisasi armada militer yang menua dengan biaya dan waktu yang lebih murah untuk memperoleh peralatan baru. Peningkatan ini secara signifikan meningkatkan daya tembak kendaraan, menjadikan M113 lebih tangguh di medan perang modern, bahkan dengan instalasi turret CPWS, menjadikan M113 sebagai Infantry Fighting Vehicle (IFV).
Fitur teknis CPWS mencakup sistem penargetan canggih yang dilengkapi dengan kamera resolusi tinggi, pencitraan termal, dan pengukur jarak laser (laser range finder) yang secara kolektif meningkatkan akurasi penargetan dan kesadaran situasional. Sistem CPWS juga dirancang untuk pengoperasian jarak jauh, meningkatkan keselamatan awak dengan memungkinkan pengoperasian dari dalam perlindungan lapis baja kendaraan.
Selain itu, siluet turret CPWS yang rendah dan desain yang ringan meminimalkan dampaknya terhadap mobilitas kendaraan dan mempertahankan karakteristik kinerja asli kendaraan induknya.
Cockerill CPWS mendukung berbagai senjata kaliber menengah 25 dan 30 mm, seperti NG 25 mm M242, 30 mm M230LF, dan Nexter 25 mm M811. Awak ranpur dapat memuat seluruh sistem persenjataan dari dalam kendaraan dan tetap terlindungi.
Secara teknis, turret Cockerill CPWS dapat menampung hingga 150 peluru kaliber menengah, tergantung pada konfigurasi senjatanya. Selain itu, pada turret dilengkapi senapan mesin koaksial 7,62 mm dan dapat dilengkapi dengan sistem opsional lainnya seperti peluncur granat.
Turret CPWS lapisan baja di level 4 STANAG 4569, memiliki fitur penglihatan siang/malam bi-modal berperforma tinggi yang stabil dan beroperasi secara termal untuk penggunaan sepanjang waktu. Sistem bidik menawarkan kepada operator pandangan panorama 360°, terlepas dari orientasi turret. Setelah target diperoleh, senjata secara otomatis sejajar dengan sistem bidik. Komputer balistik meningkatkan kemungkinan mengenai sasaran secara akurat saat kendaraan sedang bergerak.
Dirunut dari silsilahnya, CPWS 25 – 30 adalah produksi CMI Defence yang pertama kali diperkenalkan pada ajang Eurosatory 2012. Kemudian resmi diintegrasikan pada ranpur VAB 6×6 MK3 dari Renault Trucks Defense dan CRAB 4×4 dari Panhard Defense. Dengan pilihan kanon 25 – 30 mm, jarak tembak yang dapat dicapai bisa mencapai 2.000 meter.
Pada Indo Defence 2018, Cockerill CPWS sempat ditampilkan dengan dipasang sebagai turret di rantis lapis baja Pindad Komodo 4×4. (Gilang Perdana)
Indo Defence 2018: Pindad Komodo 4×4 Tampil dengan Kubah Kanon CPWS 25-30mm
Sebaiknya ranpur ini dimodif persenjataannya lebih kuat dengan radar penjejak lalu buat jaga pangkalan, jangan bawa ke medan laga apalagi buat bawa infantri.
APC yg ditembak meriam 30 mm jarak 100 m tembus lewat pelurunya melewati body APC. Kelihatan sangar tapi ringkih utk perang betulan dipalagan ukraina.
Ada kemiripan dengan rumah subsidi berdinding hebel beratap baja ringan seharga Rp180 jutaan. Diseruduk kebo ngamuk bisa ambruk rumahnya.