Update Drone KamikazeKlik di Atas

Di Tangan Hamas, Rudal Anti Tank Kornet Sukses Pukul Mundur MBT Israel di Gaza

Perang antara Hamas dan Israel jauh dari kata imbang, namun jiwa spartan pejuang Hamas sampai saat ini bukan hanya mampu menahan serangan darat, tapi juga berhasil melakukan pukulan balik pada infanteri mekanis dan kavaleri Zionis yang berusaha merangsek masuk ke Jalur Gaza. Dan tak bisa dipungkiri, ada ‘peran’ senjata anti tank buatan Rusia yang masih bertaji dalam meladeni perang urban, yakni rudal anti tank Kornet.

Baca juga: Menanti Aksi ‘Almas’ di Gaza, Rudal Anti Tank Buatan Iran yang Ditakuti Israel

Meski rudal Kornet yang digunakan Hamas bukan varian terbaru, tapi dalam beberapa rekaman video, terlihat serangan rudal Kornet Hamas mampu menghancurkan beberapa unit Main Battle Tank (MBT) Merkava dan ranpur APC Namer, menjadikan serangan darat Israel mengalami kegagalan secara signifikan. Apa yang terjadi pada MBT Merkava dan APC Namer belum jelas benar, dengan bekal Trophy APS (Active Protection System), seharusnya dua ranpur Israel itu dapat menahan serangan dari senjata anti tank, dalam hal ini termasuk rudal anti tank sekelas Kornet.

Label resmi yang disematkan pada rudal ini adalah 9M133 Kornet. Rudal anti tank Kornet dikembangkan oleh KBP Instrument Design Bureau dan diproduksi Degtyarev plant. Dalam kode NATO, Kornet disebut AT-14 Spriggan, sementara untuk pasar ekspor, Rusia memberi label Kornet-E. Di arsenal militer Rusia, Kornet mulai digunakan pada tahun 1998 dan terlahir memang dirancang untuk menghancurkan MBT.

Komposisi dari sistem Kornet terdiri dari rudal 9M133 bersama dengan peluncur tripod 9P163-1 dan perangkat penglihatan termal 1PN79-1, yang kesemuanya membentuk sistem rudal 9K135, yang dapat dibawa dan dioperasikan oleh dua personel infanteri.

Perpindahan ke posisi menembak membutuhkan waktu kurang dari satu menit, dan persiapan sampai eksekusi penembakan setidaknya dalam satu detik. Ketika ditembakkan di atas garis pandang, rudal Kornet memungkinkan menyerang upper semi-sphere target, karena armor pada MBT biasanya paling ‘tipis’ di bagian atas kendaraan.

Selain versi portabel infanteri, sistem Kornet telah diintegrasikan ke dalam berbagai kendaraan dan sistem persenjataan lain baik sebagai paket peningkatan atau sistem senjata baru. Seperti Kornet telah dipasang ke dalam ranpur BMP-3 untuk membentuk penghancur tank 9P163M-1 dan fungsinya mirip dengan sistem rudal Khrizantema.

Dari spesifikasi, rudal Kornet punya berat 27 kg dan 63,7 kg termasuk berat tripod. Rudal punya panjang 1.200 mm, diameter 152 mm dan lebar bentang sayap 460 mm. Hulu ledaknya HEAT (High Explosive Anti Tank) dengan berat 4,6 kg. Dengan detonasi impact fuze, rudal Kornet dapat menyerang sasaran sejauh maksimal 5.500 meter.

Rusia kini telah meluncurkan generasi terbaru yang disebut Kornet-E (Kornet-EM untuk pasar eskpor). Kornet-E digadang untuk menghancurkan tank modern yang dibekali perlindungan dinamis, kendaraan lapis baja ringan, basis perkubuan lawan, sampai sasaran udara berkecepatan rendah (helikopter dan drone). Dan sudah barang tentu, rudal anyar ini dapat diguakan sepanjang hari, dalam kondisi cuaca ekstrem dan di kondisi gangguan elektronik dan optik dari lawan.

Karakteristi teknis dari Kornet-E yaitu punya jarak tembak minimum 150 meter dan jarak tembak maksimum 10.000 meter. Sementara daya penetrasi rudal ini dapat menembus lapisan baja dengan ketebalan 1.100 – 1.300 mm. Kornet-E mengandalkan sistem otomatis lewat laser beam.

Baca juga: Untuk Marinir, Rusia Luncurkan Ranpur BT-3F Varian Self Propelled Anti Tank (Kornet-E)

Kornet-E ditempatkan sebagai sistem senjata pada ranpur K-4386 Typhoon 4×4, BT-3F self propelled anti tank dan BMP-2M Berezhok. (Bayu Pamungkas)

12 Comments