Di luar Prediksi, Donald Trump Tawarkan F-35 ke India, Beijing dan Moskow Auto Ketar-ketir?

Tidak seperti kedatangan F-35A Lightning II pada Aero India 2023 yang sebatas dipamerkan statis dan demo udara, maka secara mengejutkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari terakhir pameran dirgantara Aero India 2025 (14/2/2025) mengumumkan penawaran jet tempur stealth tersebut ke India.

Baca juga: Tampil Memukau di Aero India 2025, Rusia Resmi Tawarkan Produksi Bersama Sukhoi Su-57 di India, Masa Depan AMCA Terancam?

Keputusan Trump sontak menjadi kejutan besar, pasalnya selama ini AS hanya menawarkan F-35 kepada sekutu ring satu yang punya loyalitas pada Washington dengan tidak ‘main mata’ dengan industri pertahanan Cina dan atau Rusia.

Bagi Rusia, tawaran F-35 jelas merupakan tantangan berat, khususnya berpotensi besar mengganggu program penawaran pesawat tempur generasi kelima Sukhoi Su-57E. Namun, reaksi keras justru datang dari Cina yang menjadi rival India dalam sengkata perbatasan.

Ada beberapa analisa yang terkait murkanya Beijing atas tawaran F-35 ke India. Yang utama adalah superioritas udara Cina bisa terancam. Cina saat ini mengandalkan J-20 Chengdu sebagai jet tempur stealth generasi kelima. Namun, meskipun J-20 diklaim sangat canggih, banyak analis pertahanan menilai bahwa F-35 memiliki keunggulan dalam teknologi sensor fusion, network-centric warfare, dan interoperabilitas dengan sekutu NATO serta Quad (AS, Jepang, India, Australia).

Dari atas ke bawah – F-35, Chengdu J-20 dan Sukhoi Su-57.

Jika India mendapatkan F-35, maka keunggulan udara Cina di kawasan Asia-Pasifik dan perbatasan Himalaya bisa terganggu. Ini akan mengancam dominasi udara Cina terhadap India, terutama di wilayah seperti Ladakh, Arunachal Pradesh, dan Laut China Selatan.

Kemudian ada dampak terhadap keseimbangan kekuatan di Asia Selama ini, Cina dan India memiliki keseimbangan kekuatan yang relatif berimbang dalam persenjataan udara. Jika India mendapatkan F-35, itu berarti New Delhi akan memiliki pesawat generasi ke-5 yang bisa menandingi atau bahkan melampaui kemampuan J-20.

Jika India mengakuisisi F-35, maka interoperabilitas dengan teknologi NATO dan mitra seperti Jepang, Australia, dan AS akan meningkat drastis. Ini membuat India semakin dekat ke orbit militer Barat, yang tentu saja tidak disukai oleh Cina.

India juga sudah membeli sistem hanud S-400 dari Rusia, dan jika F-35 masuk ke India, ini bisa membuka kemungkinan integrasi dengan teknologi Rusia dan NATO secara unik, sesuatu yang sangat sensitif bagi AS maupun Cina.

Di Aero India 2025, Untuk Pertama Kali Sukhoi Su-57 Felon ‘Bersanding’ dengan F-35A Lightning II

Bisa Berimbas Negatif Kepada Rusia
Jika India menerima F-35, itu bisa mendorong India menjauh dari Rusia, karena AS memiliki kebijakan tidak memperbolehkan F-35 beroperasi bersamaan dengan S-400. Ini bisa memaksa India untuk menghentikan penggunaan S-400 atau mengurangi ketergantungannya pada alutsista Rusia.

Bila pada akhirnya India menolak tawaran F-35 dari Trump, itu tentu bukan hal yang mengejutkan, pasalnya India masih memiliki S-400, yang bisa menjadi masalah besar bagi integrasi F-35. Ditambah India punya kebijakan netral dalam politik global, yang tidak ingin terlalu bergantung pada satu blok.

F-35 Ligtning II, Jet Tempur Khusus Loyalis Sejati Negeri Paman Sam

Dan tak kalah penting, harga akuisisi F-35 sangat mahal, belum tentu India siap membelinya dalam jumlah besar. Seperti diketahui, pengadaan jumlah besar menjadi ciri khas India guna mendapatkan alih teknologi atau kerja sama produksi, sesuai yang telah diamanatkan dalam kebijakan industri pertahanannya. Tapi kalau India menerimanya, maka itu akan menjadi perubahan besar dalam keseimbangan kekuatan di Asia.

Terlepas dari itu, Lockheed Martin sebagai manufaktur F-35 punya modal kuat dalam mendukung penjualan F-35. Pasalnya keberadaan basis produksi Lockheed Martin, terutama untuk C-130J Super Hercules lewat Tata Lockheed Martin Aerostructures Ltd (TLMS), dapat menjadi faktor pemikat yang dapat memperkuat penawaran yang berorientasi jangka panjang. (Gilang Perdana)

TLMAL India Rayakan Pengiriman Empennage Ke-200 C-130J Super Hercules, Termasuk Pesanan Indonesia

5 Comments