Di Laut Cina Selatan, USNS Rappahannock ‘Susui’ KRI RE Martadinata 331

Ada yang menarik dalam misi patroli KRI RE Martadinata 331 di kawasan Laut Cina Selatan. Dalam suatu kesempatan, pada Minggu, 20 Mei 2018 dilangsungkan proses RAS (Replenishment At Sea), yakni pengisian bahan bakar di tengah laut saat kapal sedang melaju. Yang menjadi kapal tanker pada momen ini bukan KRI Arun 903 atau KRI Tarakan 905, melainkan sosok kapal tanker raksasa USNS Rappahannock (T-AO-204) dari Military Sealift Command (MSC).

Baca juga: HMAS Sirius – Kapal Tanker Militer Terbesar di Kawasan Pasifik

Dikutip dari dvidshub.net, tidak tanggung-tanggung dalam misi RAF tersebut, USNS Rappahannock menyalurkan 13 ribu galon bahan bakar (setara 49.210 liter) ke KRI RE Martadinata 331. RAS atau yang disebut juga underway replenishment (UNREP) dilakukan sebagai bentuk kerjasama yang erat antar angkatan laut AS dan Indonesia. USNS Rappahannock sendiri sebagian besar awaknya berstatus sipil, dan kapal tanker yang masuk dalam Komando Armada Ketujuh ini dalam misi reguler tidak dipersenjatai.

Tentu yang menarik perhatian adalah seperti apa sosok USNS Rappahannock? Dirunut dari silsilahnya, kapal tanker ini termasuk dalam Henry J. Kaiser Class replenishment oiler. Di keluarga Henry J. Kaiser Class, total ada 18 unit kapal tanker yang diproduksi. USNS Rappahannock dibangun oleh Avondale Shipyard di New Orleans, Louisiana. Kapal ini dipesan pada 6 Oktober 1988, kemudian diluncurkan pada 14 Januari 1995 dan mulai masuk kedinasan pada 7 November 1995.

USNS Rappahannock secara umun dapat memuat 159 ribu barel (25.300 m3) bahan bakar, yang terdiri dari bahan bakar untuk kapal (solar) dan bahan bakar jet (avtur). Selain fasilitas ruang penyimpanan bahan bakar, USNS Rappahannock juga punya deck kering dengan luas 690m2 yang diperuntukkan untuk penyimpanan kargo. Bobot mati kapal tanker ini 27.581 ton, sementara bobot maksimum kapal dengan full load mencapai 43.063 metric tons.

Meski lebih banyak beroperasi di kawasan Pasifik, USNS Rappahannock jika dibutuhkan juga ikut mendukung misi supply bahan bakar hingga Timur Tengah. Ada sebuah insiden yang menarik pada 16 Juli 2012, saat kapal tengah berlayar di Teluk Persia – Lepas Pantai Dubai, kapal yang identik sebagai kapal tanker sipil ini didekati secara intensi oleh kapal nelayan ikan India.

Khawatir ancaman perompakan, serangkaian peringatan telah diberikan kepada kelompok nelayan tersebut. Namun peringatan demi peringatan tak dihiraukan, sampai akhirnya dilakukan tembakan peringatan. Pada momen tersebut USNS Rappahannock melancarkan tembakan menggunakan SMB (Senapan Mesin Berat) M2HB 12,7 mm. Akibatnya seorang nelayan tewas dan tiga lainnya luka-luka.

Awak KRI RE Martadinata 331 dalam proses RAS.

Baca juga: KRI Tarakan 905 – Kapal Tanker Produksi Lokal dengan Kemampuan RAS System

Meski tak dipersenjatai, di kapal tanker ini disiapkan beberapa dudukan untuk dipasangi SMB, bahkan dalam situasi tertentu, armada kapal tanker ini dapat di instalasi dengan kanon CIWS Phalanx kaliber 20 mm.

USNS Rappahannock diawaki oleh 89 Civilian Mariners (CIVMARS), 20 Licensed Officers, 69 Unlicensed Crew, dan 12 petugas MILDET Embarked Security Team. (Gilang Perdana)

14 Comments