Di Irak, Ranpur IFV BMP-2 dan Kanon ZU-23-2 di “Kawin Silang”

Guna meningkatkan daya gempur, “kawin silang” antar alutsista acap kali dilakukan, terlebih oleh operator (negara) yang anggaran pertahanannya ngepas. Setelah Armenia yang memasang meriam PSU (Penangkis Serangan Udara) S-60 pada ranpur lapis baja MT-LB, kini kabar datang dari Irak, dimana ranpur lapis baja amfibi IFV (Infantry Fighting Vehicle) BMP-2 justru dilepas kubahnya dan diganti dengan kanon twin gun PSU ZU-23-2.

Baca juga: Bikin Heboh, Meriam S-60 Ternyata Masih Digunakan dalam Perang Armenia vs Azerbaijan

BMP-2 atau di Indonesia dikenal dengan varian BVP-2 milik Korps Marinir, aslinya mengusung kubah dengan kanon laras tunggal 2A42 kaliber 30 x 165 mm, plus ada bekal rudal anti tank AT-5 Spandrel yang ditempatkan pada sisi atas kubah. Sebagai senjata tambahan, ada senapan mesin coaxial kaliber 7,62 mm. Namun di Irak, sejumlah BMP-2 dicopot kubah kanon aslinya, dan diganti dengan kubah semi terbuka model kustom yang dipasangkan kanon ZU-23-2.

Kanon Zu-23-2 dikenal juga sebagai ZUR kaliber 23 mm, merupakan produksi Zakłady Mechaniczne Tarnów (ZMT). Jenis kanon ini juga telah lama dioperasikan oleh Arhanud TNI AD. Selain laris dijual dalam versi tarik (towed), kanon ini juga lazim ditempatkan pada platform kendaraan jenis heavy truck. Secara umum, kanon ini memiliki jangkauan tembak maksimum vertikal 2.000 meter, dan jangkauan tembak horizontal 3.000 meter.

(Foto-foto: Twitter @5thSu)

Dikutip dari Defense Express (1/4/2021), disebutkan ZMT pada 19 Maret 2021, telah mengumumkan kontrak baru atas pesanan 100 pucuk kanon ZU-23-2. Jangka waktu pengiriman hingga akhir tahun ini, dan ada kemungkinan pengiriman tambahan 40-60 pucuk lagi pada tahun depan. Tidak disebutkan negara pemesan kanon, tapi kabarnya adalah salah satu negara di Afrika, hal ini diperkuat juga dengan cat pada kanon yang berwarna coklat gurun.

Baca juga: Di Libya, Kanon Laras Ganda AK-230 Dipasang Pada Platform Truk

Integrasi kanon ZU-23-2 ke ranpur lapis baja BMP-2 menjadi yang pertama di dunia. Yang unik, meski dioperasikan oleh dua matra yang berbeda, kedua alutsista sudah dimiliki oleh TNI. Mungkinkah kelak Indonesia akan mengikuti jejak Irak? (Bayu Pamungkas)