Denhanud Paskhas Sukses Uji Perdana Penembakkan Rudal Chiron

Menjadi sarang dari jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker dan pesawat intai maritim Boeing 737-200 “Camar” Surveillance, sudah barang tentu Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar di Sulawesi Selatan masuk sebagai Lanud tipe A. Karena tergolong instalasi militer strategis, Lanud Hasanuddin mendapat perlindungan khusus dari Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) 472 Korps Pasukan Khas TNI AU. Dan pada hari kamis lalu (13/7), Denhanud 472 melakukan uji coba penembakkan rudal hanud Chiron dan kanon CIWS (Close In Weapon System) Oerlikon Skyshield, di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kelurahan Tanah Lemo, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Baca juga: Chiron – “Paket” Rudal VSHORAD Pada Kanon Oerlikon Skyshield Paskhas TNI AU

Seperti diwartakan, ada empat rudal Chiron yang ditembakkan, selain itu 200 butir peluru dari Skyshield juga ikut diuji. Kali ini yang jadi bintang adalah Chiron, maklum dibanding Oerlikon Skyshield, rudal MANPADS (Man Portable Air Defence System) ini tergolong minim publikasi, meski sistem pengadaan dan penggelaraanya adalah satu paket dengan baterai Skyshield. Debut Chiron ramai diperbincangkan saat rudal ini ikut di display saat Latihan Perang Angkasa Yudha 2016 di Natuna. Saat itu rudal ini tak ikut ditembakkan, Denhanud Paskhas lebih dominan memperlihatkan sosok rudal MANPADS buatan Cina, QW-3.

Di Bulukumba, dengan menguber sasaran berupa drone S-70, Chiron dilaporkan berhasil menggasak drone bertenaga propeller yang punya kecepatan 300 km per jam tersebut. Penembakan dan uji coba dilakukan para prajurit beberapa waktu lalu mulai tgl 4 sampai 8 juli 2017 mendapatkan pelatihan langsung dari pabrik pembuatan senjata Rudal Chiron dari korea selatan yaitu Ground School dan penggunaan simulator yang bertempat di Denhanud 472 Makassar.

Dikutip dari paskhas.mil.id, uji coba ini sedianya dimulai pada pukul 09.00 Wita, namun dikarenakan cuaca hujan deras membuat uji coba ini terpaksa ditunda sementara, pada pelaksanaannya para prajurit Paskhas TNI AU pukul 11.00 Wita, 2 target drone telah diterbangkan sebagai sasaran tembak, dan akhirnya dapat dihancurkan oleh dua alutsista Korpaskhas yaitu rudal Chiron dan kanon penangkis serangan udara Oerlikon Skyshield. Proses uji coba dipimpin langsung oleh Dankorpaskhas Marsda TNI T. Seto Purnomo didampingi oleh Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali.

Dankorpaskhas Marsda TNI T. Seto Purnomo menjajal pembidik pada peluncur rudal Chiron.

Baca juga: Hino Ranger 500 FM285 JD – Mengenal Truk “Penggendong” Kanon Oerlikon Skyshield Paskhas TNI AU

Dari segi gelar operasi, Chiron mirip dengan rudal Mistral buatan MBDA dan Saab RBS-70, yakni diusung menggunakan media tripod. Meski tak begitu populer, Chiron juga dibuat dengan varian multi laucher system yang dikendalikan secara remote. Untuk versi single dan double launcher, Chiron ditembakkan secara manual, tak ada bedanya dengan rudal QW-3. Kemudian bagaimana kaitan antara Chiron dan sistem Oerlikon Skyshield?

Bila dicermati, koneksi diantara keduanya lebih mengedepankan pada elemen komunikasi, satuan tembak Chiron memanfaatkan informasi yang disalurkan dari Command Post Skyshield. Sebagai informasi Command Post menaungi sistem penembakkan kanon dan monitoring radar. Unit sensor radar Skyshield terbilang canggih, yakni menyediakan kemampuan pencarian, akusisi, penjejakan dan penindakan sasaran, kemudian mengirimkannya ke sistem kendali penembakan untuk memberikan solusi penembakan berdasarkan sejumlah parameter data yang dihasilkan unit sensor.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Fire Control Unit Oerlikon Skyshield

Rudal Chiron termasuk salah satu rudal generasi terbaru di kelasnya yang dikembangkan lembaga riset Korsel selama lebih dari delapan tahun, diproduksi oleh LIG Next1, salah satu anak perusahaan LG Corporation. Pengembangan rudal ini berdekatan dengan proyek rudal Grom dari Polandia. Pada awalnya Korea Selatan merintis pengembangan rudal panggul pada tahun 1995 oleh badan penelitian pertahanan pemerintah dengan anggaran 71 juta dollar dengan nama proyek KP-SAM (Korean Portable Surface-to-Air Missile) Shingung.

Bobot Chiron mencapai 14,4 kg, sedangkan berat peluncur dan rudal jika ditotal mencapai 24,3 kg. Meski bisa dioperasikan dengan dipanggul, efektivitasnya akan lebih baik bila dilepaskan dengan tripod untuk menjaga stabilitas saat penembakkan. Dalam gelar tempur, satuan tembak Chiron diawaki oleh tiga orang, masing-masing adalah gunner, loader amunisi, dan observer.

Baca juga: PMRobotics JT-240 – Drone Penantang Kanon Oerlikon Skyshield Paskhas TNI AU

Personel Marinir TNI AL sedang menjajal simulator Chiron.
Chiron di ajang Indo Defence 2012.

Dengan sokongan solid rocket motor, Chrion dapat menguber target dengan kecepatan 700 meter per detik (setara Mach 2.4). Karena bergelar VSHORAD, jarak uberan rudal ini memang terbatas, hanya 7.000 meter dan jarak ketinggian luncur maksimum 3.500 meter. Chiron beroperasi dengan pemandu infra red dengan dual mode (IR/UV) sehingga lebih tahan terhadap aksi jamming. Sistem rudal juga dilengkapi interrogator IFF yang dipasok oleh sistem radar.

Pihak LIG Nex1 mengklaim sistem Chiron hanya membutuhkan waktu penembakan kurang dari tiga detik untuk meluncur setelah dipicu, MANPADS Chiron menerima informasi dari sistem sensor dan mengirimkan informasi posisi dan status misil ke TDR (Target Data Receiver) dari piranti GPS yang ditanamkan dalam misil. Mekanismenya hulu ledak dengan berat 2,5 kg akan otomatis meledak jika misil mendekati 1,5 meter dari sasaran dengan menyebarkan 720 potongan fragmen berenergi kinetik yang akan mengoyak badan maupun mesin helikopter atau pesawat yang menjadi sasaran. (Bayu Pamungkas)

Spesifikasi Chiron
– Diameter: 80 millimeter
– Launch Unit Length: 1,87 meter
– Missile Length: 1.68 meter
– Max Range: 7.000 meter
– Target’s Max Altitude: 3.500 meter
– Top Speed: Mach 2.4 mach
– Launch Unit Weight: 19,5 kilogram
– Warhead: 2.5 kilogram
– Missile Weight: 14 kilogram

31 Comments