Dengan Syarat Batalkan Pengadaan Sistem Hanud S-400, Inilah Paket Eksklusif F-15EX untuk India
|Ada perbedaan ‘perlakuan’ Amerika Serikat kepada Indonesia dan India dalam hal rencana pengadaan Boeing F-15EX. Di Indonesia, pejabat keamanan terkait telah mengumumkan ke publik tentang rencana akuisisi F-15EX, jumlah pun telah disebut yaitu delapan unit. Namun, sejauh ini belum ada keterangan perihal persetujuan resmi dan penawaran paket dari Washington. Hal sebaliknya dengan India.
Baca juga: Boeing Tawarkan Lisensi dan Basis Produksi F-15EX untuk India
Negeri Anak Benua itu, sejauh ini belum mengumumkan secara resmi pengadaan F-15EX. Namun, pihak Amerika Serikat justru merayu India ‘habis-habisan’ untuk menggolkan pengadaan F-15EX. Berasal dari manufaktur yang sama, bila F-15EX disasar untuk Angkatan Udara India, maka Boeing juga pararel menawarkan F/A-18E/F Super Hornet Block III untuk Angkatan Laut India, dimana AS berharap Super Hornet dapat digunakan pada kapal induk India yang mengadopsi peluncuran dengan ski-jump.
Seperti dikutip dari situs Indian Defence Research Wing – idrw.org (19/3/2021), disebutkan Amerika Serikat telah menawarkan paket eksklusif F-15EX untuk India, dibilang paket eksklusif lantaran penawaran tersebut mencakup varian terbaru rudal udara ke udara AMRAAM (AIM-120C-8), EPAWSS, radar AESA (Active electronically scanned array) Raytheon APG-82(V)1 dan laser weapon.
Tentu saja, tawaran eksklusif itu bukan tanpa syarat, bila India setuju atas tawaran eksklusif yang disebut di atas, maka Pentagon ingin India dapat membatalkan kesepakatan pengadaan sistem hanud S-400 dari Rusia. Sebagai gantinya, AS menawarkan India untuk mengembangkan sistem pertahanan udara jarak yang baru, atau India dapat menjadi bagian dari pengembangan sistem rudal hanud yang kini digarap antara AS dan Israel. Dan yang lebih penting, ada tawaran menggiurkan, berupa pembukaan fasilitas produksi F-15EX di India.
Untuk rudal udara ke udara AIM-120C-8, dipastikan merupakan varian yang jauh lebih canggih dari yang digunakan Pakistan saat ini (AIM-120C-7), yang dipasang pada jet tempur F-16 Fighting Falcon. Dan Washington siap memberikan jaminan, bahwa AIM-120C-8 tidak akan dijual ke Pakistan.
Bahkan program AIM-260 Joint Advanced Tactical Missile ada potensi ditawarkan ke beberapa negara setelah siap, dan India akan menjadi segelintir negara yang sedang dipertimbangkan untuk berpartisipasi dalam pengembangannya. AIM-260 tidak akan mengadopsi propulsi ramjet, melainkan propulsi baru yang memiliki konfigurasi “boost-coast-boost.”
Tawaran lain yang masuk dalam paket eksklusif adalah Self-Protect High Energy Laser Demonstrator (SHiELD) system, yang bertujuan untuk menggabungkan sistem laser pada jet tempur untuk bertahan dari ancaman rudal yang masuk. Sistem laser ini akan menampilkan kemampuan pertahanan pesawat terhadap rudal permukaan-ke-udara (SAM) dan udara-ke-udara (AAM). India telah diberitahu bahwa kedua sistem ini akan diuji dan akan memasuki produksi pada tahun 2024.
Dan yang paling heboh dalam paket ini adalah EPAWSS (Eagle Passive Active Warning Survivability System), yakni perangkat digital peringatan dini untuk ancaman, baik berupa kuncian radar ataupun rudal dalam berbagai rentang spektrum elektromagnetik.
Perangkat lansiran BAE Systems ini mampu menyimpan data spektrum elektromagnetik yang diarahkan pada F-15, lalu mengidentifikasi ancaman yang datang, menganalisisnya lalu memprioritaskan mana ancaman paling berbahaya serta membantu pilot menentukan senjata apa yang paling tepat untuk menetralisir ancaman tersebut. Saking canggihnya, EPAWSS disebut-sebut sebagai satu-satunya perangkat yang memungkinkan AS melumpuhkan sistem hanud sekelas S-400.
Bila paket eksklusif ini tembus, maka ini adalah babak baru, pasalnya AU India belum pernah mengoperasikan jet tempur buatan AS. Selama ini India dikenal sebagai pembeli alutsista yang mampu menyenangkan para penjual, lantaran ordernya dalam jumlah besar. Sebut saja order India atas Sukhoi Su-30MKI yang mencapai 272 unit, dimana Rusia dengan senang hati menawarkan paket transfer of technology (ToT) dan produksi komponen.
Bagaimana dengan Indonesia? Nampaknya dengan kecilnya unit yang bakal dipesan, sudah barang tentu manfaaat ToT dan paket yang akan diterima Indonesia tidak akan sama dengan India. Merujuk dokumen Rapim TNI 2021 beberapa waktu lalu, Indonesia rencananya akan memboyong 36 unit Rafale dan 8 unit F-15EX. Harapannya, 6 unit F-15EX sudah tiba di Tanah Air sebelum 2022. Namun, sejauh ini belum ada penandatanganan kontrak resmi untuk pengadaan dengan pihak manufaktur, baik dengan Dassault Aviation dan Boeing. (Danar Mandala)
Dapat bocoran proposal F-15EX nih.yah IDN kgk mau juga di anak tirikan.order tuh pespur lengkap dgn bundlingan nya.kalo semua paket dah mendarat di lanud dgn selamat tdk kurang sedikitpun baru dah order S-400 jgn kek TUR yg amatiran.kalopun yg ono endingnya jd baper tinggal kontak engineer KnAAPO buat ‘mutilasi’ tuh pespur
Mau ngga mau dianaktirikan..penjual tetaplah dia yg pnya barang..bisa apa kita
Klo mmg mau unggul, banyakin bs di buat di dalam negeri.
Kapal sigma & PKR mana? Cuma segitu jumlahnya. Buat 50 aja. Tetangga pasti keder.
Tu PT. Pal sdh bs buat lontong. Suru buat 24 lonjor gitu. Apa gak mikir tetangga.
Harimau hitam mana? Buat 500 aja. Tetangga jg keder pasti.
Walaupun utk AU msh blm bs buat to klo AL sama AD segitu tetangga pasti gak berani main2 lah.
Memang buatan dalam negeri tidak secanggih LN. Tp klo banyak ya mikir jg lah mereka.
dek andre engak kangen sama simbah apa…???
memang sudah seharusnya dan semestinya kemandirian inhan bagi satu bangsa bila tidak ingin tersandra dan tarik ulur kepentingan asing…!!!
kita bisa melihat pengalaman baik dari negara kita maupun negara lainya bagai mana mudah nya intervensi asing dan tekanan bila kita sangat tergantung pihak luar….baik segi apa pun termasuk ekonomi…satu contoh pristiwa 98 diawali krisis ekonomi menjalar disemua lini kehidupan bangsa…!!!
jadi bisa dibilang keberanian suatu bangsa bukan pada tekat dan mental semata tapi harus didukung 💪 kemandirian dan kekuatan…!!!
Lebih baik beli Tejas 2 skawdron, murah meriah & cukup bisa diandalkan paling tidak buat patroli dan siapa tahu dapat TOT dari India. daripada beli pespur barat, susah dapat TOT mahal lagi ditambah ruwet nya birokrasi dari dalam negeri
lagian..beli cuman 8 biji..ya maleslah boeing ngeladenin. Soal india,…gak bakalan mrk mmbatalkan s400,..barangnya dah jadi, rencana akhir thn ini dateng. kalo ampe batal, yg rugi india sendiri,..mrk dah keluar uang bnyk, lagian kalo ampe india tekuk lutut ama usa,..malulah ama Turki yg gak tunduk ama amrik.
Mana mau boeing ngeliat f15 mrk nnti jd kelinci percobaan s400 india. kemaren kasus Turki yg ngetes f16 mrk vs s400 aja dah bikin amrik ngomel.
nah betul ini logika aja dipake yah, kl mmg indo melarat gak ada duit knp jg gak beli jf-17thunder, kl di pikir2 single engine, 1p-16 jg single, gripen jg single, lah kt make ep16 uda brp taon tuh, ada yg murah sesuai kantong knp mesti beli mahal2, kan kt beli jg cm buat nakut2in pesawat yg masuk doang kl perang mah gak bakalan, uda ketauan kok hasilnya
AS Kemungkinan Tak Lepas EPAWSS untuk
F-15EX Indonesia
Saking canggihnya, EPAWSS
disebut-sebut sebagai satu-
satunya perangkat yang
memungkinkan Amerika
melumpuhkan rudal
pertahanan udara jarak jauh
canggih sekelas S400 Triumf
buatan Rusia, di luar
serangan dengan armada jet
tempur siluman (stealth).
Meski mengundang tanya
bagi sebagian pihak,
sebenarnya posisi Amerika
dalam hal ini (jika benar
tidak mengizinkan ekspor
EPAWSS ke Indonesia) sudah
bisa diduga sebelumnya.
Terutama jika kita cermat
membaca sebuah paragraf
dalam rilis DSCA (Defense
Security Cooperation
Agency) setiap kali ada
penjualan senjata Amerika
ke negara lain.
Paragraf yang selalu ada
dalam setiap rilis DSCA
tersebut memang seakan-
akan sebuah barisan kalimat
yang “diulang-ulang”
sehingga setelah sekian
lama, pembaca yang tidak
jeli dapat mengabaikannya.
Kalimat tersebut berbunyi:
“ The proposed sale of this
equipment and support will
not alter the basic military
balance in the region. ”
Dengan kata lain, dalam
menjual alutsista buatannya,
Amerika selalu
memperhitungkan faktor
geopolitik dan keseimbangan
kekuatan militer di kawasan
yang bersangkutan.
Dalam hal F-15EX untuk
Indonesia (sekali lagi, jika
Amerika memang
mengizinkan penjualannya)
maka tentunya Amerika
akan memperhitungkan
keseimbangan kekuatan
militer yang terjadi
sesudahnya. Seperti
misalnya perimbangan
kekuatan dengan Australia,
Malaysia, dan Singapura
yang bertetangga paling
dekat dengan Indonesia.
Dengan informasi yang
tentunya masih harus
dikonfrmasi lebih jauh ini,
sebenarnya peluang jet
tempur Rafale yang
teknologinya lepas dari
kontrol ekspor senjata AS
(ITAR) justru semakin kuat.
Namun kembali lagi, dalam
transaksi jual beli alutsista
faktor politik lah yang bisa
jadi penentu akhir.
kalou bicara secara teoritis itu bisa jadi iya bisa juga tidak tapi kalou bicara secara teknis maaf saya bukan ahlinya karna saya tau juga dari google
Klo kita jeli lihat peluang F15 ini… beli 8 new F15 trus minta Bonus 10 F15 gurun yg direfurbish…. mirip kyk yunani beli rafale… jadi bisa lengkap 1 ska… cuma… duit nya ADA kgk?
ini nyang gue kagak suka nih kayak gini nih….sering membanding bandingkan RI dengan negara lain terutama tetangga…!!!
padahal itu sudah jelas bahwa kita itu negara yang besar dan maju…jelas beda lah…dari mentalitas aja udah jelas keliatan bedanya….apa lagi visi kebangsaaan nya…!!!
harus bangga jadi bangsa indonesia…..
yups betul,india sama china mah bukan lawan kita bang apa lagi malon jauh lah itu mah😂
Pasti beda perlakuannya beli ketengan sama borongan
Parahnya era sekarang cuma wacana saja, dan sedikit melenceng MEF, Mending jaman SBY pelan tapi jelas diakuisisi. 2 periode pemerinhan yang sekarang you tahu sendiri
siapa pun presidenya aku tetap rakyatnya aka ACI (aku cinta indonesia) yuo tau lah…😅
Tau ACI = tuwa
😂😂😂
ACI itu singkatan dek…bukan umur…😅
Qt itu pembeli yg menyenangkan kok. Apa salahnya beli nasi kucing tp minta lauk rendang daging, toh duitnya ada kok
Ibarat beli agya minta mesin innova ya gan? Hahaha
@antok salah satu keberhasilan Se Be Ye adalah pentagon hambalang n super centurii !!! Coba bayangkn dana2 tsb, Andai digunakan utk pertahanan IDN mgkin alutsista kita jauh lbh lengkap sehingga hari ini kita tinggal mengembangkan kekurangan yg ad serta pengmbangn produk alutsista dn TOT yg diterima
Candi Hambalang sebenarnya memiliki rudal hanud di bawahnya yang disembunyikan. Kita akan pakai rudal hambalang kalau nanti diserang.
Min, disalah satu grafik keluaran Semar Sentinel dikatakan kalo US nawarin Eagle sekelas F-15SG, bukan versi terbaru (F-15EX) seperti yang diberitakan selama ini. Bisa tolong dikonfirmasi kebenarannya? Soalnya sampai sekarang juga belum muncul penawaran resmi dari pihak Amerika soal type F-15 nya. Yang bilang F-15EX baru dari pihak kita sendiri.
Di mari kan mmg talk more do less..yg pntg bikin sbagian masyarakat seneng..nyatanya blm ada satupun alutsista strategis yg udah ttd kontrak..semoga saya yg salah prediks