Dengan Roket Simorgh, Iran Luncurkan Satelit Militer dengan Muatan (Payload) Terbesar
Meski disebut sempat ‘babak belur’ akibat serangan presisi Israel pada akhir Oktober lalu, namun Iran tidak memperlihatkan kegoyahannya, terkhusus pada pengembangan satelit militer, selain mendapat dukungan teknologi dan peluncuran dari fasilitas milik Rusia di Kosmodrom Baikonur, Iran juga punya kemampuan meluncurkan satelit dengan roket di dalam negeri.
Nah, terkait dengan kemampuan meluncurkan satelit dari dalam negeri, ada kabar terbaru bahwa Iran pada hari jumat, 6 Desember 2024, telah meluncurkan roket Simorgh yang berisi satelit militer dengan muatan (payload) yang disebut terbesar.
Media pemerintah Iran mengatakan roket Simorgh – yang merupakan roket dua tahap (two stage) diluncurkan pada hari Jumat (6 Desember) dengan muatan seberat 660 pon (300 kilogram). Muatan tersebut termasuk space tug yang dikenal sebagai Saman-1 yang dapat mendorong satelit ke orbit yang lebih tinggi, satelit kubus Fakhr-1, dan muatan penelitian yang dirahasiakan, menurut Reuters.
Ketiga muatan tersebut ditempatkan di orbit Bumi rendah berbentuk elips atau oval yang mencapai 255 mil (410 kilometer) pada titik tertingginya, atau apogee, dan 184 mil (300 km) pada titik terendahnya, atau perigee.
Sementara media Iran memuji peluncuran tersebut sebagai “tonggak sejarah bagi sektor antariksa Iran,” beberapa analis di Barat mengatakan peluncuran tersebut hanya berfungsi untuk memajukan program senjata nuklir dan rudal balistik negara tersebut yang sedang berkembang pesat.
Kendaraan tunda antariksa (space tug) Saman-1 yang diluncurkan pada hari Jumat akan memungkinkan Iran untuk meningkatkan satelit di orbit Bumi rendah hingga ke orbit yang lebih tinggi seperti orbit geosinkron, di mana pesawat antariksa tetap berada di atas area Bumi yang sama setiap saat.
Kemampuan untuk meningkatkan orbit tersebut akan menghilangkan kebutuhan akan kendaraan peluncur yang lebih besar dan mengurangi biaya bahan bakar, sehingga memudahkan satelit Iran untuk mencapai orbit yang lebih tinggi.
Sementara itu, satelit kubus Fakhr-1 adalah misi demonstrasi teknologi, yang dimaksudkan untuk memverifikasi kemampuan tahap kedua roket Simorgh untuk menyebarkan beberapa satelit.
Program luar angkasa Iran dikritik di Barat. Amerika Serikat dan negara-negara lain menuduh Iran menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melarang negara itu mengembangkan teknologi rudal balistik, yang paralel dengan pengembangan roket.
Sebuah laporan intelijen AS yang dirilis pada bulan Juli mengklaim bahwa roket Simorgh Iran mungkin akan memperpendek jangka waktu untuk memproduksi rudal balistik antarbenua, jika memutuskan untuk mengembangkannya, karena sistem tersebut menggunakan teknologi yang serupa.”
Beberapa bulan sebelumnya, Iran meluncurkan apa yang digambarkannya sebagai “indigenous bio-capsule” untuk memverifikasi teknologi guna membantu menempatkan astronotnya sendiri ke luar angkasa. Beberapa laporan media mengklaim ada hewan di dalamnya, tetapi ini masih belum dikonfirmasi. (Gilang Perdana)
Israel Luncurkan Satelit Mata-mata Terbaru “Ofek 13”, Dibekali Synthetic Aperture Radar
Dr jaman pak soeharto sampai saat ini indonesia gak butuh kemajuan teknologi bidang antariksa kayaknya,yg terpenting pertumbuhan ekonomi pesat dah sangat puas dan lagi dgn pertumbuhan ekonomi pesat pejabatnya dan yg terkait bisa bahagia bisa “bancaan”,
Iran sudah punya Spaceport yang bernama Imam Khomeini Space Launch Terminal yang mulai aktif tahun 2017, ini merupakan bagian dari Pusat Luar Angkasa Semnan yang terletak di tenggara ibu kota provinsi Semnan di Provinsi Semnan. Iran saat ini sebagai satu-satunya di Teluk Persia yang memiliki pusat peluncuran roket luar angkasa, menyusul di tahun 2030 mendatang Oman dengan Spaceportnya yang bernama Etlaq menjadi satu-satunya di kawasan Timur Tengah