Dengan Kerahasiaan Tinggi, AS Kembali Luncurkan Pesawat Ruang Angkasa Misterius X-37B
|Hanya berselang dua hari setelah meresmikan bendera Angkatan Luar Angkasa AS atau US Space Force di Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, Jumat 15 Mei 2020, Presiden AS Donald Trump kembali membuat kejuatan di lini ruang angkasa. Diwartakan AS berhasil meluncurkan roket Atlas V dari Cape Canaveral. Dengan balutan misi serba rahasia, informasi yang berkembang menyebut muatan roket Atlas V adalah sebuah pesawat ruang angkasa jenis X-37B.
Dikutip dari bbc.com (17/5/2020), X-37B dikenal juga sebagai Orbital Test Vehicle (OTV) yang punya peran meluncurkan satelit ke orbit dan menguji teknologi power-beaming. Dan peluncuran pada 17 Mei lalu menandakan yang keenam kali dilakukan selama ini. X-37B adalah program rahasia dan United Launch Alliance (ULA), yang mengoperasikan roket Atlas, bahkan diminta untuk mengakhiri siaran web-nya lebih awal daripada yang biasanya dilakukan.
Pentagon hanya mengungkapkan sangat sedikit rincian tentang misi dan kemampuan kendaraan ruang angkasa tanpa awak yang punya yang sifat reusable ini. Program X-37B dimulai pada tahun 1999. Kendaraan ruang angkasa ini merupakan versi yang lebih kecil dari pesawat ulang-alik berawak (Atlantis) yang dipensiunkan oleh NASA pada tahun 2011. Pesawat yang digunakan untuk misi klandestin ini dapat meluncur kembali melalui atmosfer dan mendarat di landasan pacu, sama seperti halnya space shuttle terdahulu.
X-37B dibangun oleh Boeing dan rancangannya diawasi langsung oleh Pentagon lewat Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). Pesawat ini mengandalkan panel surya untuk daya di orbit. Wahana ini hanya beukuran panjang sekitar 9 meter, bentang sayap 5,7 meter, tinggi 2,9 meter dan berat 5 ton. Pesawat pertama berhasil terbang pada April 2010 dan kembali setelah misi selma delapan bulan di luar angkasa. Misi terbaru X-37B baru berakhir pada Oktober 2019, setelah 780 hari berada di orbit.
X-37B dilengkapi fasilitas payload bay dengan ukuran 2,1 x 1,2 meter atau seukuran bak pick up mini. Namun, jangan ditanya apa yang dibawa, pasalnya informasi untuk ini masih tersimpan rapat. Pihak Boeing menyebut, pada prinsipnya ada dua alasan dari dibuatnya X-37B, pertama adalah mengembangkan teknologi pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali di masa depan. Kemudian yang kedua, mendukung beragam eksperimen untuk dilakukan uji lebih lanjut di bumi.
Seperti halnya pesawat ulang-alik terdahulu, X-37B dengan tenaga surya diluncurkan secara vertikal dengan bantuan roket. X-37 kemudian dapat terbang kembali ke bumi untuk mendarat di landasan. Pesawat antariksa kecil dirancang untuk beroperasi di ketinggian mulai dari 177 km hingga 805 km dari permukaan bumi.
Lantaran penuh kerahasiaan, X-37B dan muatannya telah melahirkan desas-desus bahwa kendaraan itu bisa menjadi semacam senjata ruang angkasa yang mungkin ditugasi menangkap atau merusak satelit negara lain.
Tetapi melihat dimensinya yang begitu kecil, maka kemungkinan terlalu kecil dan tidak cukup bermanuver untuk misi seperti itu. Sebaliknya para analis mendunga, misi utama X-37B adalah apa yang selama ini diklaim oleh pejabat militer, yaitu menguji sensor baru dan teknologi satelit generasi mendatang, terutama untuk melihat bagaimana kinerjanya selama di lingkungan luar angkasa. (Gilang Perdana)
Banyak yg belum paham bahwa peluncuran X-37B juga digunakan untuk pengujian model Glide hypersonic. So, secara faktual USA sudah memiliki data termasuk model Glide hypersonic yg akan dipakai. Yg membedakan glide hypersonic macam Avangard dan DF-17 dg X-37B adalah X-37B bisa ditempatkan diatas orbit dalam jangka waktu yg lama, memungkinkannya bisa segera digunakan untuk menghancurkan aset musuh saat itu juga tanpa adanya persiapan. Seluruh hanud Rusia dan China bahkan S-500 sekalipun akan kesulitan menghadapi X-37B karena selain kecepatannya, hanud-hanud tersebut tak mungkin beroperasi 24 jam sehari selama setahun penuh. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Sesuatu yang mengorbit di luar angkasa itu bisa dideteksi… makanya USA sewot ketika China dan akir2 ini Russia mulai menguji coba rudal anti satelit… ya tujuanya untuk meratakan Glide seperti yang ente maksudkan…
Justru kalau masih menggunakan basis luar angkasa sebagai sistem senjata hypersonic, sebenarnya tidak banyak kemajuan yang dilakukan oleh USA selain malah memperumit dengan membawa senjata berbahaya didalam orbit… jika eror dan lost control atau kena virus skynet… jadinya nanti malah Judgement day…
Dokrin RI, self defence bukan agresor
Pesawat tempur aggressor yang dimaksud di bawah tadi bukan untuk mengagresi negara lain tetapi hanya untuk tujuan latihan berperan sebagai pesawat musuh yang menyerang wilayah kedaulatan kita.
Min saya mau nanya kenapa ya TNI au gak punya tim aggresor ?
Karena baru sedikit pesawat tempurnya.
Mak jleb, master! 👍
Huahaha..😂
India yang pespurnya banyak juga tidak punya agresor… pada dasarnya mungkin hanya USA yang menggunakan pespur agresor…
Bukan gitu Bung Yuli. Maksudnya Bung TN itu pespur agresor itu cuman pespur yg disiapkan atau dikondisikan layaknya pespur musuh buat skenario bertahan. Biasanya pespur tsb dianggap pespur dari blok sebelah kayak USA pake F-18 sebagai pespur agresor (dianggap sebagai Su-27/30) saat latihan pertempuran udara.
Lah Indonesia gak perlu kayak gitu karena Indonesia kan dah punya pespur dari kedua blok baik dari Rusia maupun USA. Kalo skenario latihan itu ancamannya dari Sonotan atau Sonora ya pespur agresornya pake F-16 atau F-5 dulu. Kalo skenario ancamannya dari China ya pespur agresornya pake Su-27/30. Kan enak. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Saya paham bung, maksud saya juga adalah kalau alasan bung TN PHD karena pespur Indonesia baru sedikit itu juga tidak benar… menggunakan pesawat agresor itukan tujuan utamanya untuk mendeteksi tipikal dari pespur musuh terutama secara visual karena secara penangkapan radar tidak mungkin agresor yang diperankan entah itu F-16/F-15 atau yang lain dideteksi sebagai Su-27/30/35…
Yang paling sering adalah USA menggunakan livery dari pespur Russia… kalau seperti Indonesia dalam latihan sering menggunakan pespur yang dimiliki dianggap sebagai agresor, meskipun itu kadang hanya untuk show di hari HUT TNI AU…
Justru karena Indonesia memiliki pespur buatan USA dan Russia keduanya bisa dijadikan sebagai agresor dalam latihan… sesuatu yang tidal dimiliki baik itu oleh USA sendiri
USA punya Su-27 loh walopun itu punya swasta. Rusia juga bisa pinjam F-14 Iran secara beberapa speknya mirip ama F-15.
Itu Su-27 versi awal bung, bahkan tidak pernah diupgrade sesuai perawatan normal untuk Su-27 lainya… Kalau milik Indonesia jelas dengan perawatan standard dan terus di upgrade… F-16 nya juga sedang diupgrade kan… jadi secara pengalaman pilot Indonesia jelas lebih mampu memahami menghadapi keduanya
Bahkan sampai USA berlatih diUkraina sampai ada pilot yang meninggal karena mau ikut2an manuver gila pilot2 Ukraina