Demam Sukhoi Su-35 Telah Mencapai Anti Klimaks
|Demam Sukhoi Su-35 Super Flanker ibarat mencapai anti klimaks, setelah beberapa kali mengalami penundaan penandatanganan kontrak, publik pendukung Su-35 di Tanah Air lantas berharap banyak pada kunjungan Kenegaraan Presiden Jokowi ke Rusia (18-20 Mei 2016). Dalam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin, memang disinggung mengenai kerjasama militer dan pertahanan, tapi sayangnya tidak ada pembicaraan secara khusus terkait pembelian paket Su-35.
Baca juga: Menerawang Plus Minus Sukhoi Su-35 Super Flanker Untuk TNI AU
Hal tersebut dinyatakan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi,“Presiden Joko Widodo bersama Presiden Vladimir Putin tidak melakukan pembicaraan khusus tentang rencana pembelian jet tempur Sukhoi Su-35.Kemarin kita bicara mengenai masalah kerja sama pertahanan dalam konteks lebih luas, tidak hanya mengenai masalah pembelian alutsista, tapi hal-hal lain terkait ToT, pengembangan sumber daya manusia dan lain-lain,” ujar Retno saat ditemui usai pertemuan bisnis di Radisson Blu Hotel, Sochi, dikutip dari Antarajatim.com (19/5/2016).
Baca juga: Thrust Vectoring – Teknologi Dibalik Kelincahan Manuver Sukhoi Su-35 Super Flanker
Kabar yang berhebus sebelumnya menyebut Presiden Jokowi akan menyaksikan penandatanganan pembelian 8 – 10 unit Su-35 saat berada di Rusia. Sejak September 2015, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah memutuskan untuk membeli Su-35 sebagai pengganti jet tempur F-5 E/F Tiger II Skadron 14 TNI AU. Berlanjut pada Februari 2016, Menhan Ryamizard menyebut lebih detail bahwa yang dibeli sejumlah 10 unit Su-35. Awalnya jadwal penandatanganan (MoU) pembelian Su-35 dijawalkan pada bulan Maret 2016, lalu bergeser ke bulan April 2016.
Pada akhir April lalu bahkan Menhan Ryamizard telah bertandang ke Moskow. Dalam kunjungan tersebut, pihak Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa Menhan Indonesia dan Menhan Rusia Jenderal Sergei Shoigu sepakat, kedua negara bakal menandatangani perjanjian pengadaan Su-35 bulan Mei mendatang. Pemerintah Indonesia bakal mengikutsertakan industri utama dalam negeri ke Moskow untuk merundingkan soal kontrak pemesanan Su-35 ini.
Dan setelah telah terendus sebelum keberangkatan Presiden Jokowi ke Rusia, muncul kabar bahwa belum tentu ada pengumuman tentang pembelian Sukhoi Su-35. Seperti dilihat pada kabar terkini, nyatanya memang belum terjadi penadatanganan terkait Su-35 untuk Indonesia.
[Open Sale] Air Force Shirt Sukhoi Su-35 Super Flanker – Multirole Air Superiority Fighter
Maju mundurnya kesepakatan pembelian Su-35 disinyalir disebabkan beberapa faktor, diantaranya belum ada deal terkait detail ToT (Transfer of Technology) dan adopsi perangkat datalink untuk interoperability Su-35 dengan standar alutsista TNI yang mengacu ke NATO. Spesifikasi kustom dari Indonesia dipastikan juga akan menambah biaya dan waktu delivery time yang lebih lama. Seandainya terjadi MoU pada bulan lalu, pesanan dua unit perdana Su-35 untuk Indonesia baru dapat dipenuhi pada tahun 2018. Ini terkait pabrikan KnAAPO yang kebanjiran order Su-35 untuk pesanan AU Rusia dan AU Cina.
Baca juga: KnAAPO Kebanjiran Order, RI Baru Bisa Terima Sukhoi Su-35 Mulai 2018, Sabarkah Indonesia?
Untuk memperlancar kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Rusia, pada September 2015, Kremlin telah menguncurkan pinjaman luar negeri senilai US$3 miliar untuk membantu pembelian alutsista dari Rusia. Sebagian dari paket pinjamana tersebut telah digunakan untuk proses pengadaan IFV (Infantry Fighting Vehicle) BMP-3F Korps Marinir TNI AL, helikopter Mil Mi-17 V5 dan helikopter tempur Mi-35P.
Lantas yang jadi pertanyaan, bagaimana dengan kelanjutan pengadaan Su-35 yang telah diputuskan Menhan? Apakah bakal berlanjut, atau masih butuh waktu untuk negosiasi? Jawabannya tentu berpulang pada keputusan Menhan dan Presiden. Disaat yang bersamaan, Saab dengan Gripen NG (E) dan Lockheed Martin dengan F-16 Viper juga tak kalah bersemangat untuk mengajukan penawaran ke pemerintah Indonesia. Bahkan, saat kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia kemarin, di belahan Eropa yang lain, Saab justru tampil percaya diri dengan melakukan rollout jet multirole Gripen NG (Next Generation) atau Gripen E dari kota Linköping, Swedia.
Baca juga: Gripen NG Resmi Rollout, Dihadiri Petinggi dari Kemhan RI
Baca juga: Tawarkan F-16 Viper ke Indonesia, Lockheed Martin Hadirkan Simulator Kokpit
Dengan belum berlangsungnya penandatanganan kontrak pembelian Su-35, apakah Pemerintah RI bakal membuka tender pengadaan jet tempur pengganti F-5 E/F secara terbuka? Ataukah tetap pada skema penunjukkan langsung seperti pada Su-35? Mari kita lihat perkembangan selanjutnya, kita semua berharap Indonesia dapat memperoleh jet tempur yang tepat dan terbaik, tidak hanya mengandalkan daya letalitas, tapi juga harus mampu dioperasikan secara maksimal. (Gilang Perdana)
mungkin geser ke PAK FA
Tak mungkin PAK-FA. Pastinya Su35id alias Su30 SM3/MK3 dgn avionik kustom. Aplg pabriknx Irkut yg soal kustom mengkustom bisa nego cincai drpd KNAAPO yg mbulet
Pokoknx
1. Punya efek deteren krn range gede & bawaan banyak
2. Soal datalink no problemo. Sdh kustom gitchu lhoo!!
3. Demi poros maritime sdh pasti punya maritime strike capanility. Bisa dijadiin platform MPA
4. Jelas bisa supermanouverability krn punya TVC
5. Barang Rusia githu lho!! Strong & bebas embargo (klaim lalat2 alumnus forum sampah JKGR)
Su-35 itu buatan KNAPOO bung
Nglantur sampean itu
jangan menyebarkan aliran sesat disini
@ayam jago
Ooh ini biang keroknya yang suka PHP warga sebelah…
Abang disono nick namenya apa…xixixi
@Nakedangel, maksudnya yg akhirnya dibeli RI itu SU-30 SM3-nya Irkut. Tapi Nyebutnya ke publik SU-35id. Kayak F-16 52id kita.
Yg penting kan namanya SU-35. Entah itu SU-30 ato dari upgrade Sukhoinya era Mega, tongkrongannya kan mirip2.
Yg penting klaim2nya yg perlu terus digembar-gemborkan. Entah nanti kenyataannya nggak demikian ato di hangar melulu itu lain soal. Ini namanya psy war… 😀
Hehehe, entah mengapa saya merasa bahwa kalau di Indonesia produk Russia kayaknya digembar-gembor terbaik dalam perang. Pada kenyataannya menurut saya produk Russia tidak sehebat apa yg disampaikan ini itulah. Saya juga bingung dengan S-300 dan SU-35 seakan udah menjadi dewa diranahnya masing2 aja padahal sepanjang pengetahuan saya dua ALUTSISTA tersebut belum pernah menjalani tes lapangan yg sebenarnya yaitu perang, Beda dengan patriot dan F-16 yg udh battleprove. Jgn bilang di saat perang suriah SU-35 dan S-300 menjadi deteran untuk AS dan NATO agar tidak intervensi kalau orang politik internasional yg membuat AS tidak melakukan intervensi secara langsung adalahbtaku terjadinya perang dunia 3 yang pasti kedua negara tersebut hancur dan bukan karena ALUTSISTA tersebut atau dengan kata lain kehadiran RUSSIA di Suriah yg membuat hal tersebut terjadi. Coba kalau seandainya Suriah punya SU-35 dan S-300 sekalipun datau tetek bengek yg lain tanpa ada kehadiran atau dukungan Russia Amerika masih bisa masuk kapan pun.
@tukang ngibul
Saya dulu veteran & kontribitor grup militer facebook thedefenceasia yg sblm 2010 kerap jadi rujukan formil lain ttg bocoran alutsista yg akan diakuisisi TNI. Tp sejak masuknx para ex topix yg mayoritas fanboy ruskie malah bikin rusuh shg kita veteran & kontributor membuat grup yg lbh serius dgn aturan super ketat yaitu aseandefence yg skrg kerap bikin leaks ttg alutsista sprt perkembangan sigma, robot anti ranjau bozena, drone aerostar & skrg leo 2 revo yg sudah siap dikapalkan serta kisruh Su-35 Selain pake fb kita jg pake wa yg justru lbh rame dibandingkan fbnx.
Duh jd kangen kembali kumpul bareng sprt di IDAM 2012
@ayam jago
Ooh yang itu…saya malah sering baca AMR.
Bang, gimana kelanjutan pembicaraan BNPB/TNI AU dg Coulson group ttg kemungkinan instalasi alat penyembur api yang bisa dipasang pd pesawat NC-295 dan C-130…?
@tukang ngibul
Itu alat penyembur air bikinan Coulson Kanada.
Yg uji coba itu kan dari Airbus kl tdk salah februari tahun ini
Justru yg lg heboh disitu saat ini adlh keluarnya bocoran suat proposal dari Pindad untuk lisensi gatling gun 7,62mm & 12,7mm ke Dillon
@ayam jago
Jelas2 ada alternatif yang efektif an efisien gitu kok pak agus lebih seneng sama Beriev…?
Tinggal nunggu pensiun aja nih pak marsekal
@ayam jago
Saya lebih suka SU-30 SM3 yg bisa custom. Toh kemampuan sebanding SU-35. Kalo ditandemkan dng F16 Viper makin mantap.
@ayam jago
Bang, 4 cn-235 mpa pesenan tni al menggunakan 2 jenis radar (2 search master&2 telephonics)….pertimbangannya apa ya?
Kesannya aspek perencanaannya kurang mateng….
Menurut polling lembaga survey, jagoan kalo sudah mengalami anti klimaxs biasanya kecil kemungkinan untuk bisa rebound kembali….!!!
Farewell sukhoi, kapan-kapan mampir lagi ya, tapi gak janji lho….
Menyedihkan memang .
Saya nyimak komentar2 di forum militer fesbuk soal berita antiklimaks SU-35 ini. Bukan main ternyata rame & pedes banget ya komen2 kekesalannya. Sampe segitunya orang2 Indonesia ngefans ama segala hal bikinan Rusia (kecuali komunis :D). Entah bagaimana dengan forum JKG GMTR sarangnya fansboy Rusia. Pasti lebih heboh.
Saya pikir pernyataan Mentri Luhut bener bahwa pemerintah Indonesia itu masih dalam taraf merencanakan & menimbang mana yg terbaik buat kepentingan nasional. Jadi masih jauh untuk teken kontrak. Menlu juga bilang demikian bahwa yg lebih penting itu soal kerjasama yg komprehensif & berkelanjutan.
Jadi masih jauh kata final untuk pengganti F-5 Tiger. Yg bikin rame sebetulnya adalah pernyataan2 petinggi TNI & menhan yg sembrono soal suatu produk. Saya sempet mikir itu awalnya trik pemerintah kita agar kompetitor2 pengganti F-5 bener2 jor2an nawarin proposal sehingga dengan duit cekak banget kita bisa dapet tawaran paling menguntungkan.
Yg paling menarik memang tawaran dari SAAB. Mereka jor2an banget dengan tetap bermain ‘bersih’. Marketing & branding mereka saya nilai berhasil. Lembaga2 kita (universitas, riset, industri) mulai lebih familiar dengan mereka melalui kerjasama2 yg digulirkan, termasuk beasiswa, meski kita nggak ngejagoin produk mereka.
Saya nggak heran lagi kalo pada akhirnya kita beli Gripen & AEW&C-nya mereka. Dan saya bilang kepentingan nasional kita bakal diuntungkan dalam jangka panjang, selain tentu juga mereka punya basis di negara terbesar Asia Tenggara.
Padahal dulu saya mikir Gripen & Swedia ini nggak menarik. Dulu saya fans sukhoi apalagi pas zaman Bu Mega ketika kita sulit beli senjata macem2.
Wah rupanya mas errick habis dapat hidayah…selamat ya mas
Sependapat mas..
Saya awalnya sangat suka dengan SU35.., tp setelah membaca tawaran SAAB saya pikir “bukan otot lengan yg besaar yg bikin takut lawan, tapi tubuh yg berisi gaya L-M☆N juga bisa bikin takut lawan…”
HEJheheheheh
Kemampuan jangka panjang dalam riset dan pengembangan yg kita perlukan..
Serta sistem pertahanan yg terintegrasi yg kita butuhkan.
kalau data link gak cocok… lah…..selama ini pada ngapain para pilot sudah seperti memiliki SU-35 tiba2 mentah….ternyata ada masalah di sistem data link yg NATO punya ….padahal kmrn calon user bilang biar tinggal nyambung dgn semua sistem dan sop yang sudah biasa dgn SU-27 dan SU-30 yg sudah dimiliki….tapi…ini urusan rumit mungkin memang ada yang tidak ingin kita kuat dan mandiri….supaya bisa buat bahan diskusi ilmiah di tempat mereka…..ndak tahu lah ….
Terlalu aneh bung bila Indonesia hanya menggantungkan pada jet f16 lawas dan 1skuadron sukhoi namun keadaan yg masih aman” saja tanpa black flight spt f18 raaf dulu. Sementara lautan malaysia diserbu kapal asing, sedang di natuna kemarin, kapal CG cina justru kabur sambil nyeret bangkai kapal nelayan, padahal katanya kapal kkp jauh lebih kecil. Sadarlah kawan, TNI hanya akting utk menyembunyikan otot-otot nya, semata” agar kawasan tidak tegang.
You know what I mean ?
Baca proyek kereta cepat dgn dana ngutang koo lancar terus, giliran utk hankam malah maju mundur, entah akal”an pemerintah agar para military fanboy jd pesimis. Ingat su-35 ketika hadir, otomatis bisa menyetarai f35 yg penuh masalah milik jiran kita, sepertinya pemerintah memilih cara diam drpada memicu polemik di kawasan 🙂 . Ingat bung sekali lagi, ini ranah militer & hankam, bukan sipil, tp
ya terserah “kepercayaan” masing” lagi
Salam
makanya dubes rusia untuk indonesia kalo tidak salah pernah ngomong jika ingin tahu kekuatan TNI yang sebenarnya ajaklah berperang.
Mungkin salah satu caranya bung omega… Hehehe
Boleh diingat, saat blackflight f-18 raaf waktu itu, kekuatan Alutsista salah satunya interceptor di Indonesia masih cukup lemah, namun berbekal ilmu militer dari presiden ke 6 kita (tanpa mengurangi rasa hormat pada presiden RI lainnya), sedikit demi sedikit kita membangun kekuatan di balik layar, bisa dilihat, pelanggaran wilayah oleh militer tetangga jauh berkurang, sekarang pelanggaran hanya dalam bentuk ranah sipil, sperti helikopter sipil malaysia yg salah landasan di Kalimantan, pesawat sipil, atau coast guard dan kkp kemarin bung.
Terlalu naif juga jika bilang bahwa amerika tidak mengembangkan senjata biologi dan kimia, jika Israel sendiri melakukan hal laknat dengan penyebaran fosfor putih di gaza, saya yakin induknya, yaitu AS pasti memiliki senjata kimia yg lebih canggih dan kejam, walau mereka membantah ribuan kali. Seperti itulah gambaran suatu kekuatan militer tersembunyi, sungguh naif jika menganggap yg dipublikasikan itu seluruhnya sesuai dgn kenyataan lapangan.
Lalu kenapa ahmad yani class masih dipertahankan beserta sesepuh alutsista TNI lainnya ? Ya agar tetangga fokus ke isi kandang kita yg itu, sementara kandang kita lainnya disembunyikan biar ga memicu instabilitas kawasan.
Mau tanya soal uangnya darimana ? Coba lihat waktu periode keemasan TNI pada th 60 an.. Alutsista segahar itu bisa didatangkan, padahal kekuatan ekonomi Indonesia jauh dbawah perekonomian kita saat ini. Masih berpikir tidak mungkin ???
Lha terus kenapa India dan China justru nunjukin otot”nya ke media, ya itu trserah strategi mereka bung, kita punya strategi sendiri, hehe
Silahkan dianalisis dan dilogika lg para pembaca sekalian… Hehe
bung @Omega, Maksud kata dubes rusia itu di SKILL (KEMAMPUAN), jadi tidak ada hubungannya dengan hal hal GHOIB
bung@tedjo
Uang itu diperoleh dengan HUTANG dari Uni Soviet
hutang itu baru lunas pada tahun 1980-an
sama seperti sekarang ini, Rusia memberikan PINJAMAN untuk pembelian Alutsista, Entah lunasnya kapan
WARISAN BUAT ANAK CUCU KITA
Bung @errik
Maaf bung, sepertinya anda dan bung jangkrik terlalu berlebihan mengartikan pernyataan saya, kenapa anda justru membawa” nama soviet , seolah” saya seorang military fanboy Rusia… Haha santai bung. Janganlah terlalu merendahkan reader lain di forum ini seolah2 semua org yg percaya tentang adanya ” alutsista yg tdk dipublikasikan ” itu rusia fanboy semua haha…
Orang yg masih percaya pada bahwa “rusia di belakang semuanya” itu adalah anggapan kuno dr org jg berpikiran kuno bung !
Karena dari permukaan saja kita sudah tahu bahwa TNI sudah berubah, semua negara dr blok manapun diajak kejasama. Dan itulah kelebihan kita sbg non blok bung ! NON BLOK
Saya yakin TNI sudah belajar dr masa orla dan orba dmn kita tak perlu bergantung sepenuhnya pada salah satu blok,
Intinya selama kita masih bisa bekerja dengan tenang, tidur nyenyak dan bangun dengan matahari cerah tanpa tertutup asap mesiu, bersyukurlah ! Karena saat itulah TNI telah menjalankan tugasnya dgn baik ! Kita bahkan tidak tahu, apa yg sedang TNI lakukan di perbatasan, mgkin saja saat ini mereka sedang bertempur menghalau militer asing yg mencoba melanggar teritori kita, walau mgkin hal tersebut tdk pernah dipublikasikan.
Hindarilah perasaan sumir ke TNI, bisa jadi TNI bersikap tenang di depan media semata” agar tdk memicu perselisihan di kawasan. Ingat kita hanya duduk membaca forum militer, sedang disana mereka berpatroli dgn taruhan jiwa dan raga !
Salam
@jangkrik
kekuatan di sini bukan hanya skill prajurit kita yang buat saya sudah tidak di ragukan lagi tapi meliputi alutsista dan sistem lainnya yang salign berkaitan dan menunjang tugasTNI sebagai punggawa NKRI kita.
mundur beberapa waktu yang lalu kenapa kapal coast guard cina malah mundur dari kapal milik kkp padahal secara dimensi dan kelengkapannya di atas kapal milik kkp. (mari berikan analisisnya)
@tedjo
mengenai dari mana pendanaan buat pembelian alutsistanya tidak perlu di beri tahu ke publik meski rakyatlah punya hak untuk tahu dananya di apakan dan digunakan buat apa. ranah militer tentunya memiliki batas2 tersendiri di mana semuanya tidak perlu di beri tahu ke publik. Amrik saja punya beragam dana untuk membiayai alutsista mereka dan itu tidak tercantum di anggaran mereka. Gimana dengan Indonesia? secara pribadi pasti ada anggaran yang berhubungan dengan alutsista TNI di luar pos anggaran kemenhan.
Dan apakah menganggu pos anggaran lain? Pastinya tidak krn presiden sebelumnya sudah meletakkan dasar2 pembiayaan alutsista TNI dan sumbernya tidak harus dari apbn. apakah dari pinjaman? ya, namun pinjaman itu tidak mesti dipublikasi ke publik. meski ada di publikasikan juga.
tidak bermaksud apakah TNI memiliki alutsista ghoib dan sebagainya biar ubek2 dan tanya ke user pasti jawabnya sesuai dengan yg di tentukan tapi setuju dengan pendapat bung tedjo TNI tidak memiliki alasan untuk membeberkan semua persenjataan mereka ke publik,,
Hahaha… bener Bung Jangkrik. Alutsista2 zaman Sukarno itu ya ngutang juga. Hutangnya gede banget tapi alutsista2 gaharnya efektif nggak nyampe 10 tahun (kalo kata temen2 di atas gara2 tentara2 & orang2 pemerintah yg nggak tau diri sama Soviet yg selalu baik hati XD).
Bung Jangkrik saya ralat. Hutangnya bukan lunas tahun 1980-an. Tapi pertengahan 1990-an. Sumbernya dari Rusia —> http://indonesia.rbth.com/politics/2015/02/24/kisah_persahabatan_jakarta_dan_moskow_65_tahun_pasang-surut_relasi_d_26899
“Tentu saja semua itu tidak gratis. Pemberian tersebut merupakan bagian dari kredit sebesar satu miliar dolar AS. Namun, Indonesia telah membayar lunas semuanya pinjaman tersebut pada pertengahan 1990-an.”
*(kredit USD 1 milyar pertengahan awal tahun 1960-an. Ada yg bisa bantu itung nilainya berapa besar untuk kurs zaman sekarang??)
http://defense-studies.blogspot.co.id/2016/05/pembelian-sukhoi-su-35-negoisasi-jalan.html
Erick senengnya f 16 bekas , herkules bekas , …. bekas , …..bekas
Memang yg nikmat itu yg bekas apalagi bekas o….g
@Godam.
Enggaklah. Saya senengnya Indonesia bisa seperti pesan Bung Karno:
“Bangsa Indonesia harus MENGUASAI TEKNOLOGI udara dan maritim. Apalagi Indonesia bangsa yang besar.”
————————————————————–
Saya dukung semua langkah pemerintah yg menuju ke situ yg dilakukan secara arif & bijaksana. Saya ingin melihat bangsa Indonesia berdiri sejajar dengan bangsa2 kampiun teknologi dunia. Dan saya tidak pake nama anonim untuk komentar2 dukungan ini 🙂
Hayoo, yg mau nyerang pribadi lagi karena nggak bisa argumen?
XD
Yg saya tekankan bukan dr apa cara pendanaannya bung jangkrik. Saya yakin soal itu kita punya ahli strategi yg jauh lebih ahli, apalagi kita sudah masuk jajaran G-20
Juga bukan bermaksud memaksakan rasa percaya berlebihan pada produk asing, tapi kita harus bersyukur, pada kemampuan fisik dan non fisik, salah satunya diplomatik. Tidak semua negara punya akses hub. Utk memperoleh alutsista asing, walaupun punya uang. Sebut saja malaysia yg tdk ditawari su-35 , atau mistral prancis yg dblokir utk russia. Kalaupun beli, belum tentu dpt ToT, contoh saja changbogo, kita diberikan akses ke teknologi dgn harga yh cukup bersaing (walau kita tdk tahu pasti skema ToTnya)
Demi mendorong kemandirian, negara kita cukup luwes dalam bekerjasama. Russia, korsel, belanda, saab. Dll.. Tanpa harus kehilangan kepercayaan salah satu pihak.
Itu yg ada di permukaan, belum yg tdk disebut, sperti bocoran ttg produksi dalam negeri pesawat j-10BD dr WikiLeaks yg sempat hangat di dunia maya.
Tdk perlu jauh”, cukup kita lihat yg terjadi di permukaan, ketika filipina malaysia kocar kacir dgn serbuan kapal asing cina. Kita masih adem ayem leluasa menangkapi kapal asing. Peristiwa coast guard cina justru menunjukkan cina segan ke kita. Jika memang cina sekuat itu, sudah tentu mereka menyelamatkan WN mereka yg diringkus kkp, dan yg terjadi justru mereka kabur sambil seret bangkai kapal rusak bekas ditabrak, dan cuma berani protes lewat kedubesnya.
Padahal katanya TNI lg tdk ada disitu, “katanya”. Hehe
@tedjo
mengenai malaysia tidak di tawari su-35 selain kondisi keuangan mereka yang sedang krisis dan pengadaan alutsista yang baru hingga sekarang masih sebatas wacana dari pihak Rusia enggan memberikan persenjataan mereka yang bersifat strategis ke malaysia karena belajar dari latgab Amrik dan Malaysia ternyata pihak RMAF mengijinkan Amrik untuk membongkar sistem jamming sukhoi mereka untuk di pelajari.
Salam kenal admin
Menurut saya indonesia baiknya tetap beli su 35, sebab utk mengimbangi kekuatan kawasan yg banyak menggunakan pasokan dari amrik dan konco2 nya.
Memang ada minus di biaya perawatan..
Tapi apakan rela pertahanan udara kita ke embargo lagi? Terus walaupun murah dr sisi perawatan kalau imbang dg lawan kita harus banyak mikir kemungkinan persenjataan atau pertahanan lawan yg kita belum tau.
Atau mungkin pemerintah sedang ditekan agar tdk jadi beli su 35 dan ini menariknya point pertama diatas…
Ngimbangi apanya bung, Su-35 hanya Generasi 4
banyak kemampuan Su-35 terbuang percuma karena tidak kompatibel dengan yang kita punya
Rusia juga pernah meng embargo kita bung ditahun 1960-70 an jadi sama saja bung
Hanya mandiri yang bisa anti embargo
mandiri hanya bisa didapat dengan ToT
Pantes lah kalo Sovyet sakit hati & mengembargo Indonesia thn 70-an… krn sekian banyak alutsista yg d beli dr sovyet d berangus d belah & sebagian ada yg d angkut k luar negeri oleh pemerintah pengganti Bung Karno… TU-16 yg hanya Indonesia yg d kasih oleh Sovyet wkt itu hanya tersisa 1 d Musium Dirgantara Jogjakarta… sementara yg laen menurut cerita d belah… melihat kenyataan itu pasti lah Sovyet merasa tdk d hargai kemudian mengembargo Indonesia… to jelas Embargo yg d berikan bkn krn pesanan sutrali ato pesanan sing ngapur spt embargo si mami rika pd Indonesia yg berkali²…
@Adi
Ngomong opo pak, kalau mabuk menyan jangan disini
Setau saya…bukan diembargo bung, semua alutsista yg kita beli dari soviet di grounded pemerintah atas suruhan asu , cth tu16 kita digrounded sbg syarat agar pemerintah bisa dpet hibah f86 sabre…koplak gak tuh ? Mengorbankan tu16 utk dpet f86 hibah wkwkwkwk
@Asal ngucap
Aduh orang JKGR lagi, bahasanya sangat kasar sekali
Jangan menyebarkan Fitnah pak, baca sejarah yang betul
benci amerika tapi memakai barang-barang amerika
duh sangat munafik sekali
@Nakedangel
Jng berupaya mengkotak-kotak, Yg beginian yg sering memicu perpecahan. Apa karena anda sdh lama disini trus boleh mengklaim anda paling benar.? Admin saja tidak pernah mengkota-kotakkan siapapun yg berkunjung ke blog beliau. Jng karenacwawasan anda yg sempit dan kalah berargumen lalu menyerang lawan dng simpatisan blog sebelah.Itu diskusi tidak sehat
Pelajari lagi pergolakan politik pasca G30S/PKI. Apa benar Uni soviet mengembargo kita pada waktu itu.? Apa bukan karena kita menceraikan (kawin kalee..) Uni Soviet sebagai penyebabnya. Ini sejarah lho. Mohon jangan asal njeplak.
Salam Damai
Setuju bung ruskie
Alasan AS dan Soviet mengembargo RI memang berbeda.
Jika AS mengembargo karena alasan yg dibuat”, semisal isu HAM , dia hanya ingin menunjukkan imej sebagai sang pembawa keadilan bagi dunia. Apalagi saat itu (orba) Indonesia bukan sekutu dekat Amerika.
Lain halnya dengan Soviet, Indonesia sangat dekat dengan Kremlin saat itu, bahkan Putin pun mengakui jika Bung Karno teman sejati Soviet saat menerima kunjungan Presiden Jokowi. Alasan mengembargo saat mgkin lebih dikarenakan “sakit hati” , karena selepas jasa soviet yg begitu besar pada perkuatan TNI pada masa pembebasan Papua barat, setelah berakhirnya Orla justru ditinggalkan, Orba cenderung dekat dengan barat. Itu salah kita yg menciderai hubungan erat dgn Soviet.
Masih awam bung , Maaf jika ada salah kata
Salam
hanya meluruskan saja…………….
Setelah G30SPKI dan KESAKTIAN PANCASILA
Faham KOMUNIS di Indonesia benar benar di HABISI
itulah yang membuat Uni Soviet (Rusia) MARAH BESAR
dan memutus jalur penjualan SUKU CADANG alutsista ke Indonesia
Jadi sejak tahun 1970 dengan amat terpaksa dilakukan kanibalisme semua alutsista produksi Uni Soviet
bisa anda baca dibuku dari Mantan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono
Akhirnya Indonesia berpaling ke BARAT, untuk memenuhi kebutuhan Alutsistanya.
Tapi karena Indonesia pada saat itu sedang Porak Poranda dan jatuh MISKIN, segala hal dilakukan, termasuk BARTER
Terima kasih, salam…………..
Saya copas komentar yg pernah saya tulis terkait embargo Soviet & RRC ==>
===================================================
“Embargo alutsista kali ini bukan yang pertama kali. Mantan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mencatat embargo pernah diberlakukan tahun 1965-1967. Indonesia juga pernah diembargo oleh Rusia dalam hal suplai suku cadang kapal-kapal perang Angkatan Laut, hanya karena banyak orang Partai Komunis Indonesia (PKI) terbunuh.”
https://www.library.ohiou.edu/indopubs/2000/10/04/0035.html
——————————————————–
Itu juga kata Menhan lho tahun 2000 yg dimuat di koran Kompas (menhan yg berjasa besar bikin perencanaan MEF untuk pegangan jangka panjang). Pernyataan itu diperkuat arsip rahasia yg udah bisa dipublikasikan:
“Pemeliharaan peralatan dari Rusia menjadi masalah besar. Kami tidak lagi memiliki suku cadang. Kesulitan-kesulitan ini paling parah dirasakan oleh TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara,”
Itu kata Presiden Suharto tahun 1970 pas bertemu Presiden Nixon. Soeharto juga bilang dengan mengimpor senjata dari Rusia dan China, kedua negara itu menjadi tahu kelemahan Indonesia. Sementara Rusia dan China saat itu menjadi ancaman yang mengkhawatirkan.
“Mereka (China) sekarang memiliki rudal dengan jangkauan 1.100 mil. …Angkatan Laut Rusia aktif di laut India dan mungkin kegiatan ini akan diperpanjang di kawasan Pasifik”
http://news.detik.com/berita/1524551/di-as-soeharto-sebut-senjata-asal-rusia-bebani-tni
———————————————————-
“Red Eagles, America’s Secret MiGs” karangan Steve Davies juga ada pernyataan begini:
“Setelah pemerintahan mantan presiden Soekarno jatuh, yang diikuti hubungan Indonesia dan Uni Soviet yang memburuk dan pemerintahan mantan presiden Soeharto yang condong ke arah Amerika Serikat. Maka Uni Soviet kemudian menarik maintenance support untuk pesawat buatan Uni Soviet yang berada di Indonesia. Sehingga dengan “terpaksa” Indonesia mempensiunkan 30 Mig-17, 10 Mig-19 dan 20 Mig-21 yang dimilikinya diakibatkan kekurangan suku cadang.
https://books.google.co.id/books?id=6yJ8gfVAm2YC&pg=PT1&redir_esc=y&hl=id#v=onepage&q&f=false
———————————————————
Artinya embargo bisa dilakukan negara manapun. Beli dari Rusia & RRC pas awal2 reformasi karena saat itu Indonesia tidak punya pilihan sama sekali. Memang Rusia & RRC juga udah nggak permasalahin peristiwa 65, pembantaian orang2 PKI, & peristiwa ‘penjualan’ jet Mig-21 ke AS yg waktu itu termasuk jet yg sangat merepotkan AS di Perang Vietnam. Tapi jika kepentingan Rusia & RRC di sini suatu saat terganggu lagi, ya peristiwa dulu bisa terulang.
Makanya Andi Alisjahbana, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, bilang:
“Mencapai kemandirian menjadi kata kunci. Jika hanya membeli persenjataan dari negara lain, sudah pasti Indonesia akan tergantung pada negara itu. Terlebih jika menyangkut alat utama sistem senjata (alutsista) berteknologi tinggi.”
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160301150059-20-114600/kisah-embargo-as-dan-sukhoi-rusia-di-balik-jet-tempur-ri/
———————————————————–
Dan ingat pesan Bung Karno:
“Bangsa Indonesia harus MENGUASAI TEKNOLOGI udara dan maritim. Apalagi Indonesia bangsa yang besar.”
Menguasai, bukan sekadar MEMBELI dan MEMAKAI. Saya dukung Indonesia untuk menguasai teknologi agar kita bisa berdiri sejajar dengan Rusia, RRC, Korsel, AS, Eropa, & negara maju lainnya.
=====================================================
Nakedangel…admin saja tdk masalah mau org jkgr, mau org formil manapun bebas berdiskusi disini asal punya quota internet buat akses, admin makin seneng kok…saya hanya sampaikan apa yg ada di web nya TNI AU…Bahkan disitu disebutkan klo pemilihan tu16 malah akibat dr embargo barat ,
http://tni-au.mil.id/pustaka/tu-16-pesawat-pembom-super-yang-pernah-dimiliki-indonesia
jadi Rusia dan Amerika sama sama bisa Mengembargo
Gitu aja kok Repot !!!
Anti Embargo harus MANDIRI
mandiri agar cepat harus ToT
ToT dari Rusia = 0 (zero)
ToT dari Barat = SS1, Anoa, LPD, PKR, KCR, dst………………
Buat yg meragukan bahwa Rusia tidak pernah mengembargo Indonesia, ini catatan sejarah skuadron2 yg dibuat TNI-AU –> http://tni-au.mil.id/content/perkembangan-skadron-skadron-tni-angkatan-udara –>
“2. Skadron 14 berkedudukan di Kemayoran dengan pesawat MIG 21, yang kemudian pada tahun 1965 dipindahkan ke Madiun dan di non aktifkan pada 1967 karena EMBARGO DARI RUSIA, dan pada 1973 diaktifkan kembali dengan pesawat F-86 Sabre, dan pada 1980 diganti dengan pesawat F-5E Tiger.”
——————————————————————————–
Selebihnya nggak disebut embargo, tapi suplainya suku cadangnya nggak lancar & kualitasnya nggak bagus:
“Namun Tu-16 bukan tanpa cacat. Konyol sekali, beberapa bagian pesawat bisa tidak cocok dengan spare pengganti. Bahkan dengan spare yang diambil secara kanibal sekalipun. “Kita terpaksa memakai sistem kerajinan tangan, agar sama dan pas dengan kedudukannya. Seperti blister (kubah kaca-Red), mesti diamplas dulu,” kenang Bagio lagi.”
(dari link yg dikasih Bung Asa Ngucap di atas)
——————————————————————————-
Oia, ternyata F-4 Phantom Iran masih bisa terbang & sempet dipake cegat drone AS sebelum akhirnya diusir F-22 Raptor. Itu baca dari majalah Angkasa. Hebat juga Iran meskipun diembargo gila2an oleh Barat tapi masih bisa operasionalkan aset2nya yg dari Barat.
Hheehehee..
Saya memang awam maslah plus minus nya.
Cuma secara awamnya aja lah bukan ngedewa betul ilmunya, si austr… udah pusing kll 7 x ama f 18 nya gara2 su 27 tni au dan ngaduh ame abngnye biar di kasih yg lebih ok. Saking takutnya sampe nyadap tlp RI 1 lagi.. Dan benar rupanya kita pilih su 35… ape ngak getir tuh termasuk saudare tua si ausiii.. Terus maslah usa di suria bukan krn takut ww3 klo menurut ane. Itu krn emang tu usa penakut alias takut mati. Di cuma berani ame keroyokan doang itu pun kalo lawannye udah kagak punya apa2… coba tengok ulah tangan kotor dia di negri2 yg udah diobok2… tapi kalo lawan dia sedikit imbang aje pasti kecut tuh nyali usa..
Dari analisa awam dangkal ane tu su 35 bungkus aje tapi gripen tempat asah ilmu jg biar buat buck up.. TNI pasti punya strategi tempur ok lah enggak bakal ngandlin 1 jenis paspur aja. Gua yakin itu sbb dg f5 aja kita ndak gentar bahkan bisa ngimbangin usa.. Apalagi ada varian yg bukan aliansi dia pasti bikin usa mikir 10x..cuma yg ane takut penghianat ama penjilat yg mau ngekor telunjuk cia… .itu aja sih….
betul sekali, anda memang awam
Nakedangel@ iya om, tendensi anda persis ama kayak amrik yg lg nawarin f 16v. Terlalu PD atu maksa gitu… kayaknya sama aja kalo org awam yg menilai ma…. alias maksa sambil ngancem
Tapi TNI pasti inget ame yg kebakar tempo hari.. wkwkwwkkkk…. dan tni tu pasti nggak mencak2
, woles tapi ada point yg di simpan. Contoh nya t 50 yg jatoh kmrn, ya cukup phk2 yg berkompeten lah… kalo diceritain semua kejadian pasti black record cia yg rate 1 nya heheeeee…
Kita pilih produc rusia bkn berarti kita suka ama palu arit die… tni itu dewasa, dia tau apa yg bisa di ambil dr pihak adi daya…
Intinya perimbangan dan detern thp pihak lawan. Bukti dan caranya sprt yg dirintis mantan pres BJ hbb.. Yakni bangun BPIS, buat alat sendiri sembari tot dan pengembangan sprti ss 1 dan ss 2, anoa dan badak dan. Masih banyak lagi efek dari bpis tsb.. kerenkan..
Nunggu kalo ada negara lain yg baik hati buat hibah kan pesawat tempur bekas pakai…….!!!! Lebih murah meriah…hahahahahah
Nunggu ada yg hibahin az …..lebih irit dan hemat…..dana buat beli yg baru di pakai az buat bayar utang
Ternyata bukan masalah data link seperti yg digembar-gemborkan sales gripen, Tapi masalah harga belom CUCOK boo..
http://www.jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/76668/Pembelian-Sukhoi-SU-35-Terhambat-Masalah-Harga
@mbah moel
Memang bukan mbah…itu cuma karangannya @ayam jago aja. Pabrik knaapo khususon membuat sukhoi versi standart…kalo mau pesen yang custom ke irkut sono.
Selain soal harga yang belum ketemu, ada lagi satu masalah pelik yang belum ketemu jalan keluarnya: “user menginginkan sukhoi-35 diberi KLAKSON TOLELOT…tapi terbentur dg aturan ambang batas kebisingan yang berlaku diseluruh eropa”.
kelihatan ngaconya dan opininya bikin sesat
isu sukhoi memang selalu memunculkan komentar yg bombastis, bernada sinis dan paling jago dibandingkan dengan menhan dan TNI selaku user,
kelihatan dominan orang2 sipil berlagak sebagai user yg sibuk bolak balik cari data di google dll untuk memuaskan hasrat nafsunya.
kalo merasa paling jago langsung sj gabung ke TNI atau gantikan menhan.
kata teman gw sebelum bikin statement alutsista itu hrs belajar geopolitik asia tenggara, pengertian perang proxi dan asimetris.
drpd komentar yg gk jelas dan merasa paling jago seharusnya tuh bersyukur kalo sampe skrg masih aman2 bisa saja para punggawa kita sedang mempertaruhkan nyawa mereka demi NKRI.
Situ duluan deh….yang punya ide@omega
@omega
Cita-citanya waktu sma dulu emang bgt mas@om….tapi gimana lagi, sekarang terlanjur jadi direktur…
Repot ngatur waktunya…
@tukang ngibul
phd nya dr mana dapatnya? bikin ngaco sj
direktur apa? perusahaan tukang ngibul?
komentar sy buat yg merasa paing jago dan paling pintar, kalo untuk sy gk tepat, msh newbie
@omega
Direktur Pusat Studi Ngibulmologi kawasan Asia-Pasifik…konsentrasi alutsista penggentar kawasan
Lho, bahkan Pak Presiden Joko Widodo saja menyimak anak2 muda & warga kampung demi membuat pemerintahan lebih baik & negara kita lebih maju.
Orang2 sipil sibuk bolak balik cari data di google dll (termasuk buku) untuk memuaskan hasrat nafsunya itu kan justru baik. Artinya selalu ingin tahu & cek & ricek serta kritis. Dengan demikian jika ada yg janggal dalam pembelian2 senjata maka bisa melaporkan ke pihak2 berwenang ato minimal membentuk wacana sebagai pembelajaran publik seperti kasus heli VVIP kemaren (dan akhirnya pemerintah beli dari PT.DI!).
Kan jangan sampai terulang misal beli tank Scorpion tapi anggaran belinya seharga MBT ato upgrade F-5 Tiger tapi semahal beli F-16. Apa Bung puas dengan cara pembelian 16 sukhoi kita yg ditotal lebih mahal daripada pembelian 18 Sukhoi Malaysia yg terbilang MASIH paling canggih sampai saat ini di kawasan plus bonus menempatkan warga negara mereka sebagai orang Asia Tenggara pertama di luar angkasa (sekaligus Muslim pertama)? Itu fakta lho.
Berkat ulasan dari Bung Melektech, Ayam Jago, dan lain2 (termasuk yg kontroversial GI) justru kita kan banyak belajar soal alutsista & pertahanan itu nggak segampang main game.
Tuh Bung Ayam Jago mengulas seputar perkembangan network centric warfare di TNI khususnya TNI AD. NCW ini kan cukup penting tapi dikit banget beritanya (kalah pamor dari berita sukhoi & kilo). Padahal kalo belajar geopolitik Asia Tenggara, pengertian perang proxi dan asimetris serta menimbang karakter geografis, maka NCW ini yg paling relevan untuk segera digarap Indonesia. Apalagi untuk perang asimetris yg sebetulnya amat bertumpu pada informasi & koordinasi kekuatan agar efisien tepat kena sasaran dengan dampak minimal (alias presisi). Dengan keterpaduan berbagai matra tempur maka negara yg sebetulnya militernya kecil jadi punya kekuatan pukul yang besar. Militer besar tapi kalo jalan sendiri2 maka efek pukulnya kecil ato malah pukul2an antar tim sendiri (enggak SMART banget).
Tentu Bung kalo bisa memilah informasi yg tepat bisa merepon secara tepat pula. Termasuk memilah mana komentar bermutu & mana yg tidak. Saya sih nilai komentar2 di sini umumnya bagus. Kecuali kalo isu Kilo & sukhoi kayak gini. Seperti yg Bung bilang: “selalu memunculkan komentar yg bombastis, bernada sinis dan paling jago” (paling jagoin produk Rusia sambil menyebar ancaman embargo serta nyebut yg lain sales :D).
@errick
Dari tutur bahasanya yang santun, sistematis dan tertata rapi serta kelihatan banget sangat memahami dunia kemiliteran….saya curiga…curiga sebenarnya @errick ini adalah Pak SBY…???
@errick :
terkadang mereka yg dari sipil yg seolah2 lebih paham di bandingkan dengan user sendiri isi opininya sangat jago bung.
mengenai ncw pada TNI AD agar bisa berkomunikasi dengan alutsista lainnya terlalu dini bisa mengatasi perang proxi krn perang proxi pun bisa di lakukan tanpa alutsista atau perangkat lainnya.
perang pun bukan masalah angkat senjata dan dor dor dor.
mengenai komentar bung GI sy salut krn bisa menyajikan data dengan baik namun terkadang terkesan lebay dan memaksakan.
maaf bung komentar di sini memang ada yg berbobot tp sebagian besar isinya gk jelas dan bernada sinis
@Omega
Bukankan yang mendisain dan memproduksi Alutsista itu orang sipil bung (professor, insinyur, pegawai….)
TNI hanya pemakai saja
sama dengan driver pada mobil
bahkan maintenance saja mereka tidak bisa, hanya basicnya saja
jadi urusan Alutsista JAUH LEBIH JAGO orang SIPIL
TNI hanya jago memakai saja
Maaf, saya hanya meluruskan saja
@jangkrik
konteks sipil yang saya maksud itu orang2 yang tidak ada sangkut pautnya dengan TNI maupun kemenhan tapi mereka bercuap2, merasa paling benar, paling jago dan memberikan tuduhan2 yg tidak memiliki dasar.
jika anda katakan sipil paling jago untuk urusan alutsista maaf saya katakan tidak benar 100%.
okelah mereka yang menghasilkan beragam alutsista yang ada tapi alutsista yang ada baik dalam proses pengembangan dan pembuatan bukan murni 100% hasil dari sipil. Dari pihak terkait yaitu user sendiri dari awal terlibat mengenai pembuatannya dan alutsista yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan dan strategi yang diemban. Buat apa bikin senjata tapi malah gagal dan tidak dipergunakan karena tidak sesuai apa yang dibutuhkan oleh user sendiri.
@Omega: “mengenai ncw pada TNI AD agar bisa berkomunikasi dengan alutsista lainnya terlalu dini bisa mengatasi perang proxi krn perang proxi pun bisa di lakukan TANPA ALUTSISTA atau perangkat lainnya.”
————————————————————
Dengan demikian, maka kehadiran SU-35 kalo dari logika Bung jadi kurang relevan dong karena biayanya yg mahal sementara yg kita hadapi adalah remeh temeh yg nggak butuh alutsista tapi menyedot dana lumayan juga 😀
Padahal negara2 sekitar sudah mulai dan bahkan mempercanggih yg namanya NCW (Network Centric Warfare) dan ini justru yg paling relevan dengan yg namanya perang asimetris dan proxy war abad terkini. Pada dasarnya NCW itu perang berbasis informasi dan sekarang abad informasi. Lebih jelasnya bisa baca paper program studi ‘Asymmetric Warfare’ Fakultas ‘Defense Strategy’ Universitas Pertahanan Indonesia —> http://www.academia.edu/7079931/Sistem_Pertahanan_Negara_Berbasis_Teknologi_Informasi
Ini ulasan pentingnya NCW terkait cyber warfare yg bagian dari asymmetric warfare —> http://www.negeribadri.com/2013/11/tni-dan-pertahanan-cyber.html
Kalo kurang percaya sama yg sipil2, ini paper dari Brigjen TNI —> http://tni-au.mil.id/pustaka/sistem-informasi-pertahanan-negara-yang-terintegrasi-dalam-menghadapi-perang-informasi
Bung kalo belum yakin bahwa TNI masih bermasalah terkait koordinasi, manajemen tempur, komunikasi (yg akhirnya semua jalan sendiri2 & nggak efektif), silakan baca paper Mayor Chb Mohamad Nazar, Kasirenlat Subditbindiklat Dithubad —> http://www.tandef.net/c4isr-tni-ulasan-dan-konsep-yang-akan-datang
Hehehe… Itu semua informasi valid dengan menyertakan referensi ilmiah. Kalo mau yg lebih mudah dipahami bisa baca di analisis ini —> http://analisismiliter.com/artikel/part/94/Masalah_Integrasi_Alutsista_Angkatan_Udara_Indonesia
😀
———————————————————————————–
FYI, Juwono Sudarsono adalah Mentri Pertahanan pertama dari kalangan sipil sejak Indonesia merdeka. Dan dia adalah orang di saat2 pertahanan Indonesia sangat kritis. Dia juga adalah peletak dasar perencanaan pembangunan postur pertahanan Indonesia untuk jangka menengah dan panjang yg dikenal sebagai Minimum Essential Force. Dengan demikian modernisasi TNI punya dasar pijakan & pegangan (visi) agar kebijakan2 pertahanan nggak dimain-mainin mafia senjata sebagaimana masa2 sebelumnya yg ‘militer di mana2’.
Bung@Omega, DARI MANA ANDA TAHU SEMUA ORANG DISINI ?
Mohon jangan LEBAY lah
kita tidak tahu siapa pun disini, entah dia Insinyur, Professor, tukang becak…..,yang penting bahasanya sopan
HILANGKAN kata kata kasar : asu, malingsia, singaporno….dst…..
100% itu hanya milik tuhan bung, lebay sekali ahhh
User itu hanya meminta, tetap yang berperan paling banyak adalah PABRIK (orang orang sipil)
yang kita bicarakan disini adalah TEKNOLOGI ALUTSISTA
jadi arahnya ke OBYEK (barang)
kalau bicara taktik USER, bisa dicari forum lain saja yang membicarakan taktik dan strategi
@jangkrik
santai saja mas, gk usah teriak2, caps lockny gk tertekan kan..
saya gk lebay dan hanya beropini sesuai dengan apa yg ada.
di pabrik2 alutsista memang 100% berasal dari sipil yang mengerjakan alutsista nya? mustahil tidak ada satupun dari pihak user ikut terlibat dalam pembuatannya. memangnya kerjanya TNI cm dor dor dor saja? tidak kan?
@errick
perang proxy jika menggunakan persenjataan tentunya NCW dari alutsista yang ada sangat dibutuhkan. jika bung berkata su-35 tidak relevan hadapai musuh yg miliki senjata ala kadarnya pespur lain seperti f-16 tidak relevan hadapi musuh tersebut meski dari segi biaya f-16 lebih murah dibandingkan dengan su-35.
jangan seperti si malaysia hadapi pemberontakan sulu pakai f-18 bombardir posisi mereka.
tiap persenjataan yang sudah dimiliki sudah di memiliki fungsinya masing2 seperti super tucano yang memang dipersiapkan untuk hadapi posisi musuh yang memiliki senjata ala kadarnya. dalam hal ini saya tidak menyinggung NCW dan sebagainya.
salahkah jika saya menyebutkan isu2 ham, isu2 agama yang sering di hembuskan itu semua termasuk perang proxy?
mengenai su-35 Indonesia awalnya meminta pesawatnya memiliki modif tersendiri agar bisa “ngobrol” dengan alutsista lainnya.
@Omega
makanya jangan ngaco dan memprovokasi
akibatnya menjadi debat kusir gaya JKGR
Omega:
“perang proxy jika menggunakan persenjataan tentunya NCW dari alutsista yang ada sangat dibutuhkan.”
———————————————
Bener Bung. Dan sebetulnya nggak hanya ketika perangnya pake persenjataan. NCW pada dasarnya sistem koordinasi agara mata, telinga, pikiran, tangan kaki, dsb agar sinkron dalam merespon aksi2/rangsangan2 hingga jangan sampe reaksinya overkill seperti yg Bung bilang, ‘jangan seperti si malaysia hadapi pemberontakan sulu pakai f-18 bombardir posisi mereka’.
Cyber War non senjata di masa damai pun relevan dengan isu NCW ini (seperti yg disebut di link2 di atas).
Tidak ada yg menyalahkan Bung jika Bung menyebutkan isu2 ham, isu2 agama yang sering di hembuskan itu semua termasuk perang proxy (keliatannya nggak komentar yg nyanggah itu deh dari komentator2 di sini :D). Jika main isu, sebetulnya ini main informasi & pikiran. Penyesatan info & penumpulan daya pikir (mental dsb). Nah, ini udah luas & kompleks banget. Justru di sinilah perlunya namanya strategi yg komprehensif yg membutuhkan keterpaduan antar disiplin, sektor, pelaku dsb (nggak jalan sendiri2 & nggak saling bantah kayak kasus deal sukhoi ini).
Artinya proxy war dalam konteks yg Bung bilang nggak hanya kerjaannya tentara/militer. Dan nggak hanya bidangnya Kemenhan. Pendidikan & pembangunan manusia jadi salah satu yg strategis (banyak kementrian yg ngurusi ini). Keminfo juga strategis karena sekarang abad informasi.
Udah out of topic banget nih diskusinya. Tapi saya nangkep Bung Omega mulai paham relevansi NCW dibanding sekedar beli 8 SU-35 (yg gembar-gembor betul) meskipun Bung belum baca paper & artikel yg saya kasih 😀
——————————————
Bung Admin, gimana kalo untuk meredakan demam SU-35 & menghindari ‘proxy war’ maka mulai angkat artikel seputar kedatangan Leopard R1 & APC hibah Belgia. Keliatannya ada hal2 baru yg belum terbahas di artikel2 lalu. Bung Ayam Jago yg deket ama TNI-AD pasti bisa kasih info2 segar.
@jangkrik
yang ngaco siapa? tolong deh jgn sama ratakan sy dgn jkgr, memang sy sering nongkrongin di jkgr? cape deh mas 🙂
@errick
mengenai ncw dan sumber yang telah di disodori sudah cukup lama saya membaca artikelnya dan memang dari dulu isu NCW untuk ketiga matra TNI selalu di perbincangkan dan tentunya kedepan alutsista dari tiga matra TNI dan sistem hanud serta radar mampu terintegrasi dan bisa saling “ngobrol” 🙂
Mengenai isu pembelian su-35 biarlah jadi urusan pemerintah, toh tetap berharap yang terbaik untuk kedepannya. Jika su-35 dipastikan sudah deal disyukuri, gk deal santai saja, masih banyak pespur yang bisa di jadikan pilihan TNI AU untuk mengisi tempat f-5 di madiun 🙂
@admin
Om mampir ke malmo nggak….nglihat pabrik kapal penyapu ranjau?
Oya di saab, diliatin auv sea wasp?
GIMANA KABAR ANDA PAK RR HABIS PHP WARGA MILITER FUNBOY KOK GAK MUNCUL LAGI KABAR BERITANYA, LAGI LIBURAN KE PULAU BALI ATAU NYUNGSEP HABIS TERIMA SURAT OJO LAMIS DARI PAK JOKO