De Zeven Provincien Class, Frigat Rasa Destroyer Untuk Satuan Kapal Eskorta TNI AL
Meski usia pengabdiannya telah diperpanjang, pada akhirnya frigat legendaris Van Speijk TNI AL bekal memasuki masa purna tugas. Setelah beberapa kali dilakukan upgrade dan repowering, toh usia senja frigat buatan Belanda yang dirilis pada tahun 60-an ini tak bisa dilawan. Untuk menggantikan enam frigat Van Speijk (aka – Ahmad Yani Class), komposisinya kelak akan digantikan oleh enam unit PKR (Perusak Kawal Rudal) 10514 (aka – RE Martadinata Class), yang dua unit diantaranya kini telah dioperasikan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) TNI AL.
Dalam wawancara dengan media nasional, KSAL Laksamana Ade Supandi seperti termuat dalam video yang di upload oleh CNN-Indonesia pada 16 Januari 2018 mengatakan, “Nanti ada kemungkinan untuk 2 frigat itu kita harapkan kelasnya dinaikkan, mungkin sekelas destroyer, supaya lebih besar supaya gagah kita itu. Lihat negara sekeliling kita India sudah memiliki sekitar 40 kapal frigat, kemudian Malaysia, Singapura sudah punya dan Vietnam sedang membangun.”
Mengenai keinginan KSAL agar kelas frigat “dinaikkan” tentu wajar adanya, mengingat PKR RE Martadinata Class sejatinya baru masuk kelas frigat ringan. Dan yang diharapkan adalah frigat kelas berat, yang notabene spesifikasinya di pasaran saat ini rata-rata punya taji sekelas destroyer, tak hanya dari bobot tonase dan kelengkapan persenjataan, endurance kapal jenis ini dapat beroperasi jauh di luar negeri secara mandiri, plus endurance yang panjang.
Dan bicara tentang frigat rasa destroyer yang diidamkan TNI AL, beberapa nama sudah mulai unnjuk penampilan, sebut saja yang paling banyak dikupas adalah Iver Huitfeldt Class dari Denmark, De Zeven Provincien Class dari Belanda dan Bergamini Class FREMM (Frégate Européenne Multi-Mission) dari Italia, adalah calon-calon terkuat untuk menjadi flagship TNI AL di masa depan.
Baca juga: Denmark Tawarkan Pembangunan Frigat ‘Plug and Play’ Iver Huitfeldt Class di Indonesia
Iver Huitfeldt Class yang secara spesifikasi lebih perkasa dari Formidable Class milik Singapura, bahkan telah dikunjungi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Denmark. Namun, belum tentu juga bahwa Iver Huitfeldt Class yang akhirnya akan dipinang. Di kubu lain, teknologi Belanda faktanya lebih akrab bagi TNI AL, maklum hampir sebagian besar kapal kombatan utama TNI AL merupakan produksi Belanda sejak tiga dekade silam.
Bila Iver Huitfeldt Class dan Bergamini Class FREMM telah kami kupas di artikel terdahulu, kini giliran kita intip sekilas siapa sosok De Zeven Provincien (DZP) Class.
DZP Class dibuat oleh galangan Royal Schelde di Vlissingen. Kapal kombatan ini mendapat label sebagai highly advanced air defence and command frigates. Sejak meluncur dalam kedinasan AL Kerajaan Belanda (Koninklijke Marine) pada April 2000, total ada empat unit DZP Class yang telah dibuat. Keempatnya adalah HNLMS De Zeven Provincien (F802), HNLMS Tromp (F803), HNLMS De Ruyter (F804) dan HNLMS Evertsen (F805). Yang terakhir HNLMS Evertsen mulai dioperasikan pada 2005.
Merujuk dari sejarahnya, frigat ini merupakan program dari tiga negara (tripartite), yakni Belanda, Jerman (Sachsen Class) dan Spanyol( Alvaro de Bazan class). Desain kapal ini mengadopsi incorporates stealth features, dimana efek dari radar, thermal, akustik, electrical and magnetic signature dapat diminimalkan. Ciri khas lain dari kapal berbobot 6.050 ton ini adalah kabin dan kompartemennya sudah dilengkapi fitur anti radiasi NBK.
Inti kapabilitas tempur DZP Class bertumpu pada combat data system SEWACO XI yang dipasok Thales Naval Nederland. Sementara sistem hanud jarak menengah mengandalkan rudal Evolved Sea Sparrow Missile (ESSM) dari Raytheon Missile Systems dengan panduan radar semi aktif dan vektor dorongan motor roket untuk kecepatan dan manuver lebih baik.
Seperti halnya penempatan peluncur rudal hanud pada PKR Martadinata Class dan korvet Bung Tomo Clas, deretan tabung peluncur rudal hanud ditanam di haluan (bekalang kanon). Selain rudal Sparrow, masih dari Raytheon juga ditawarkan rudal SM-2MR Block IIIA dengan jarak tembak 70 km, kecepatan Mach 2.5 dan panduan radar semi aktif. Baik ESSM dan SM-2MR diluncurkan dari Sistem Peluncuran Vertikal 40-sel Mk 41 (VLS).
Tampil lebih kuat, kanon ada di haluan adalah Oto Melara 127 mm L/54. Sementara untuk menahan serangan dari rudal dan pesawat udara, selain ada SRBOC (Super Rapid Blooming off-board Countermeasures) decoy system buatan Lockheed Martin, di DZP Class juga terdapat satu pucuk kanon CIWS (Close In Weapon System) Goal Keeper kaliber 30 mm yang ada di atas hanggar. Bicara tentang rudal anti kapal, pilihan Belanda adalah rudal Harpoon Block II.
Untuk peran anti kapal selam, khususnya dalam menghadapi sasaran jarak pendek ditangani oleh dua peluncur torpedo MK32 yang ada di setiap sisi kapal. Tak semuanya serba otomatis, ada juga senjata yang dioperasikan manual, sebut saja dua kanon Oerlikon 20 mm dan mounting untuk pemasangan senapan mesin berat. Kinerja misi anti kapal selam disokong sistem sonar DSQS-24C dari STN Atlas Elektronik.
Yang tak kalah canggih, DZP Class dilengkapi radar SMART-L yang disematkan di atas hanggar. Radar buatan Thales Naval Nederland yang masuk golongan APAR (Active Phased Array Radar) menyediakan informasi 3D untuk sasaran udara, yang akan diteruskan guna mendukung fungsi kendali penembakan pada rudal hanud.
Sebagai dapur pacu, DZP Class mengusung teknologi Combined diesel or gas (CODOG), artinya ada dua elemen yang independen sebagai sumber penggerak. Untuk tenaga turbin gas menggunakan dua unit Rolls-Royce Spey SM1C, sementara ada juga dua unit mesin diesel Stork-Wartsila 16V 26ST. Kecepatan maksimum DZP Class mencapai 30 knot dan kecepatan jelajah 18 knot. Jarak jelajah tanpa bekal ulang bisa sampai 7.400 km.
DZP Class dengan 30 perwira dan 202 anak buah kapal juga dilengkapi deck helikopter yang cukup besar, setidaknya helikopter ukuran medium sekelas Seahawk dapat mendarat disini. Belanda sendiri sejak 2007 menempatkan helikopter NH-90 untuk misi anti kapal selam dan SAR. (Gilang Perdana)
Spesifikasi De Zeven Provincien Class
– Type: Air-defense and command frigate
– Displacement: 6.050 tonnes (full load)
– Length: 144,24 meter
– Beam: 18.80 meter
– Draught: 5,18 meter
– Speed: 30 knots
– Range: 7.400 km
Cieeee cieeee yang dah mandiri tapi kurang dana cieee cieee?????
Wah, nama de zeven provincien pnya sejarah tersendiri bagi indonesia dmn pada saat itu tahun 1993 awak kapal de zeven provincien yg sebagian besar pribumi berhasil memberontak dan mengambil alih kapal walaupun pd akhirnya kapal tsb ditenggelamkan dgn torpedo.. klo al pilih ini kapal wah ada rasa bangga tersendiri mungkin yaa hehe
1993….wah baru kemarin dong
1939 mungkin
mungkin ceritanya perlu diperbaiki sedikit. pemberontakan di kapal de zeven provincien oleh warga pribumi utk menuntut gaji yg lebih baik terjadi tahun 1933, pemberontakan dapat dipadamkan setelah kapal ini dibom oleh pesawat belanda. tahun 1936 kapal ini berganti nama menjadi HNLMS Soerabaja, pada februari 1942 ditenggelamkan oleh pesawat jepang, setelah itu diangkat lagi utk digunakan meriam apung jepang, kemudian ditenggelamkan lagi oleh sekutu tahun 1943.
Aduh iya salah ketik hrs nya 1933 bkn 1993 hehe trims buat koreksinya bung budiman..
Bung @ayamjago itu gimana tentang wacana 6 PKR 10514 sama 2 fregat berat AAW. sebenrnya berapa sih target PKR sama real frigate ? sama selain ESSM itu SM-2 sekalian enggak ?
target mef 20 pkr
rencananya
2009-2014 4 pkr
2014-2019 4 pkr
2019-2024 6 pkr
2024-2029 6 pkr
tapi dlm perjalanannya
2009-2014 3 bto class & 2 pkr
kini tersisa 15 kapal
dari mef perubahaan 15 slot tersisa hingga 2030 akan diisi
6 real frigate
3-4 opv
5-6 pkr
Maaf ikut koment ini,kalo 6 real fregat,diperingkas jadi 3 fregat KDX3,kan benar2 mumpuni,untuk AAWnya..kan ada beritanya harganya USD 900 jt@ unitnya,yah mungkin kalo kita yg beli akan lebih murah,hehhehe..setahu saya adalah aegis yg paling murah ini,setahu saya lho..pkr nya digenepin 12-15 unit saja..untuk MEF ini saja,..
Mending iver saja.. 6 unit. 2 dibangun di Denmark 4 di Indonesia. Ayoo.. ayooo.. cepatlah pak menhan..!! jngan sampai indonesia tertinggal dari negara2 kawasan yg sudah memperkuat AL nya.. Australia sudah punya 3 destroyer, Singapura 4 KS U-218, Thailand fregat dari Korea selatan, Malaysia 6 fregat Gowind, Filiphina 2 fregat dari korsel dan akan menambah 2 fregat dan 2 kasel. Sudah semestinya mulai tahun depan anggaran dinaikkan 1,5% dari GDP.
ane harep Van Speijk dijadikan Fregat Cadangan atau jadi Museum, karena ane suka banget sama Kapal itu, entah kenapa rasanya susah ngucapin sampai jumpa buat yang satu ini
Daripada pakai goalkeeper saya lebih suka pakai oerlikon millenium gun 35 mm.
Supaya ada commonality logistik dengan oerlikonnya PKR Sigma dan oerlikon skyshield punya AU.
DestroYer kok missile SSM masih maen klas Harpoon-Exocet Ya?..kira in sY pake Tomhawk- Yakont dll- jadi tdk beda dg senjata yg ada di korvet frigate
Mas odie,
Arleigh Burke class sampai sekarang juga masih pakai Harpoon untuk anti ship missile.
Kalau dari segi harga yang paling murah, Iver Huitfeld yang bakal menang.
2 DZP bisa dapat 3 Iver.
4 DZP bisa dapat 6 Iver.
8 DZP bisa dapat 12 Iver.
Kalau bikin sendiri bisa lebih murah lagi.
Sistem plug and play dan standflex container yang bisa dipelajari dari Iver bisa diterapkan pada kapal2 KRI kita dengan fitur fit but not with asal ada :
1. power yang cukup
2. colokan kabel power dan data tersedia
3. disediakan tempat untuk sistem komputer control senjata dan sensor.
Misal walau saat kapal dibangun tidak ada hull mounted sonar tapi ada tempat untuk meluncurkan towed array sonar atau variable depth sonar.
Cm aku kok lebih sreg FREMM malah ya, secara prancis urusan teknologi militer paling canggih di eropa. contohnya bikin seperangkat kapal induk nuklir beserta pesawatnya scr mandiri
Itu nama kapal yang dinaiki laksamana terkenal belanda michiel de ruyter waktu perang lawan british
Ada banyak “Real frigate” dipasaran, mulai dari yg berbobot 5000-7000 ton : Iver, LCF aka De Zeven, Fremm, fridtjof nansen class, F-124 sampai yg berbobot lebih ringan, 3000-5000 ton spt formidable class (mosifikasi Lafayette), FTI aka Belharra dan M Class Replacement (pengganti M class belanda dan belgia).
Tampaknya pilihan “Real Frigate” dg bobot 3000-5000 ton lebih sesuai dg kebutuhan dan kantong kita
Apa pun pilihannya… Semoga REAL FRIGATE dapat segera terlaksana…
Dng ini berarti blm ada kandidat yg pasti ya @admin???
Secara head to head (full paket) manakah yg lebih unggul dari ketiga kandidat tsb???..
Brp harga DZP class???
Jika di kalkulasikan 1 DZP Full combat sama dengan 2 Iver Kosongan.
atau sekitar 1,5 DZP Full combat jika Iver Full Combat juga.
mungkin segitu kira2 harganya. yang bisa kasih detail mungkin lebih baik. dari spec, dll supaya bisa lebih di compare mana yang lebih baik.