Dari Ranpur Norinco QSL-92, Cina Uji Tembak Rudal Anti Tank HJ-9 di Dataran Tinggi Xinjiang
Serupa tapi tidak sama, Norinco (China North Industries Corporation) rupanya juga memproduksi ranpur lapis baja angkut personel berpeggerak 4×4 yang sepintas pandang mirip dengan VAB 4×4 buatan Perancis. Yang dimaksud adalah WZ550 4×4 (dalam versi ekspor disebut VN-4), yang salah satu varian canggihnya adalah Norinco QSL-92, berupa ranpur peluncur rudal anti tank HJ-9 “Red Arrow” yang merupakan generasi ketiga rudal anti tank produksi Cina.
Baca juga: Norinco WMZ-551 – Ranpur APC Tontaipur Kostrad dari Negeri Tirai Bambu
Meski bukan platform baru dalam arsenal militer Cina (sudah dioperasikan sejak dekade 90-an), namun, belum lama ini, Angkata Darat Cina menjalankan latihan yang melibatkan Norinco QSL-92 di wilayah dataran tinggi Xinjiang, persisnya QSL-92 dengan rudal anti tank HJ-9 (HongJian-9) melakukan uji peluncuran rudal di ketinggian 5.200 meter di atas permukaan laut.
Uji coba rudal di dataran tinggi sangat penting karena dataran tinggi mempengaruhi kinerja dan karakteristik rudal. Dataran tinggi memiliki tekanan atmosfer yang lebih rendah dan udara yang lebih tipis dibandingkan dataran rendah. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja mesin roket atau propulsi rudal. Dengan menguji rudal di dataran tinggi, operator dapat memastikan bahwa rudal dapat beroperasi secara efektif dalam berbagai kondisi atmosfer.
Lain dari itu, pengujian rudal di dataran tinggi juga dapat memberikan informasi tentang jarak tempuh yang dapat dicapai oleh rudal. Udara yang lebih tipis di dataran tinggi dapat mengurangi hambatan dan memungkinkan rudal mencapai jarak yang lebih jauh. Pengujian ini penting untuk menentukan kemampuan jangkauan dan akurasi rudal.
Dari ranpur Norinco QSL-92, sistem rudal anti tank HJ-9 ditempatkan pada dudukan 360 derajat di bagian belakang. Rudal diatur dalam peluncur ganda di antara konsol kelompok optik (2 binoculars). HJ-9 disokong motor roket berbahan bakar padat dengan jarak tembak efektif 5.500 meter dan jarak tembak minimum 100 meter.
1/2
4×4 WZ550 🇨🇳PLAGF vehicle with HJ-9/AFT-9 3rd-gen vehicle-mounted Anti-Tank guided missile system during an AT missile live ammunition shooting assessment at 5,200m above sea level.For the first time, the WZ550 vehicle’s HJ-9 fire control console was seen… pic.twitter.com/YGakjeesgX
— Jesus Roman (@jesusfroman) July 15, 2023
2/2
Vehicle ID# LJ51 4401 & 4406 (Xinjiang Military Region, unit unknown).Great shots of the manual loading process with its vehicle crane and the internal mechanism to lift the AT to fire positions were shown pic.twitter.com/XHtYwEas2j
— Jesus Roman (@jesusfroman) July 15, 2023
HJ-9 mengadopsi pemandu berupa semi-automatic command line of sight laser beam riding, yang artinya operter rudal ini membutuhkan garis pandang untuk mengarahkan sinar laser pada sasaran. Sepintas mirip dengan pola penembakan rudal hanud MANPADS RBS-70 buatan Saab. Mesti tidak berlaku pola fire and forget, model laser beam riding dapat menghindari modus jamming pada rudal yang diluncurkan.
Baca juga: Norinco Red Arrow 12 – Rudal Anti Tank ‘Jiplakan’ FGM-148 Javelin
HJ-9 dilengkapi dengan hulu ledak HEAT (High Explosive Anti-Tank) tandem yang mampu menembus 1.100 hingga 1.200 mm Rolled homogeneous armour (RHA). Detonasi dilakukan melalui contact fuze dan dapat memberi efek menghancurkan pada Main Battle Tank (MBT) sekalipun. (Bayu Pamungkas)
Setiap baca negara lain produksi rudal seperti home industri tempe tahu, mendidih rasanya hati ini. Mutlak pemerintah bentuk badan khusus percepatan penguasaan teknologi rudal yg tugas utamanya buat rudal sampai jadi dan diproduksi utk pertahanan negeri.