Dari Jarak Dekat, Sukhoi Su-35 Rusia ‘Potong’ Jalur Terbang F-16 AS di Alaska
Ketegangan militer Rusia dan Amerika kembali memanas setelah pesawat tempur multirole Rusia, Sukhoi Su-35 melakukan manuver headbutt terhadap burung besi milik Angkatan Udara AS (USAF), F-16 pada 23 September 2024 silam di daerah Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Alaska. Tentu saja, manuver ini dinilai sangat membahayakan baik untuk pihak Rusia dengan Su-35-nya dan pihak Amerika dengan F-16-nya.
Baca Juga: Hari Ini 36 Tahun Lalu, Terbang Perdana Su-27M, Cikal Bakal Sukhoi Su-35
Melansir dari beberapa sumber, manuver dari Su-35 dilakukan dari jarak yang sangat dekat. Jika dilihat dari video yang diambil dari kokpit pesawat F-16 saja, terlihat pilot tampak kaget dan langsung membanting kemudi ke arah kanan sebagai respon atas manuver menanduk tersebut.
Pada saat itu, pihak AS mengaku tengah melakukan pencegatan terhadap pembom strategis Rusia Tu-95 di atas langit Alaska. Namun secara tiba-tiba, Su-35 datang dari arah sebelah kiri F-16 dan jaraknya hanya terpaut beberapa kaki saja. Tak lama setelah “menyalip”, SU-35 tampak langsung memotong jalur penerbangan F-16.
Terkait peristiwa ini, Komandan North American Aerospace Defense Command (NORAD), Jenderal Gregory Guillot menilai apa yang telah dilakukan oleh pihak Rusia pada video tersebut tidaklah professional dan membahayakan. “Pesawat NORAD melakukan intersepsi yang aman dan disiplin terhadap pesawat militer Rusia di ADIZ Alaska,” tambahnya di media sosial.
Kendati termasuk ke dalam manuver yang membahayakan, dalam rilis resmi yang diluncurkan, pihak AS menilai aktivitas Rusia di ADIZ ini terjadi secara teratur dan tidak dianggap sebagai ancaman.
Nekat Terbang Hanya 3 Meter dari Pembom B-52, Inilah Profil Jet Tempur Cina Shenyang J-11
Bagi yang belum mengetahui, ADIZ merupakan sebuah zona di udara di mana setiap pesawat yang melintas harus memberikan identifikasi kepada otoritas pertahanan udara yang berwenang. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan keamanan dan menjalankan fungsi pengawasan terhadap aktivitas penerbangan di wilayah tersebut.
Jika dilihat dari pesawat yang digunakan, Su-35 merupakan pesawat yang dikembangkan oleh Biro Desain Sukhoi untuk menandingi F-15 dan F-16 “karya” Lockheed Martin dan General Dynamics. Mengacu pada deskripsinya, pesawat multirole Su-35 biasanya digunakan untuk sejumlah aktivitas, seperti misi pengintaian, melakukan serangan darat, operasi asimetris hingga Latihan militer.
Terkait insiden ini, mengingatkan kita terhadap insiden yang hampir serupa yang melibatkan 2 negara yang juga sama – AS dan Rusia. Pada akhir Agustus 2020 silam, Washington menuding jet tempur milik Rusia melintas di depan bomber B-52 dalam jarak yang sangat dekat, mungkin jaraknya hanya terpaut sekitar 100 kaki.
Dampak dari insiden ini, B-52 tersapu turbulensi dan membuatnya sempat kesulitan untuk bermanuver. Seorang perwira tinggi USAF yang kalao itu masih menjabat sebagai Komandan Angkatan Udara AS di Eropa, Jenderal Jeff Harrigian menyebutkan bahwa tindakan seperti ini (melakukan manuver berbahaya) dapat meningkatkan potensi tabrakan di udara. (Nurhalim)