Dari Analisa Puing, Ukraina Pelajari Kemampuan Rudal Hipersonik 3M22 Tsirkon (Zircon)
Sebagai rudal jelajah hipersonik, penggelaran 3M22 Tsirkon (Zircon) dipublikasi dengan bangga oleh Rusia, maklum pihak lawan dengan dukungan Amerika Serikat dan Barat tidak mempunyai kualifikasi rudal ‘sehebat’ Tsirkon. Dengan dinamika peperangan, Tsirkon kini telah digunakan Rusia untuk menyerang sasaran terpilih di Ukraina. Meski begitu, sejak uji coba Tsirkon pada tahun 2021, sampai saat ini Rusia belum pernah memperlihatkan secara resmi penampakan Tsirkon.
Namun, dengan beberapa kali serangan Tsirkon (kode NATO SS-N-33) yang gagal, militer Ukraina mulai menganalisa kemampuan Tsirkon, yakni dengan mempelajari puing-puingnya. Dalam perkembangan, Tsirkon tidak hanya diluncurkan dari kapal perang permukaan, melainkan rudal hipersonik ini juga diluncurkan dari platform di darat, yang artinya digunakan oleh Angkatan Darat Rusia.
Rudal Hipersonik Zircon 3M22, salah satu rudal terbaru dan rahasia Angkatan Darat Rusia, ditembak jatuh di wilayah udara Kiev hari ini dan jatuh ke tangan Angkatan Darat Ukraina dalam keadaan rusak.
Menurut pers Ukraina, dua unit rudal Tsirkon yang menyasar Kiev pada 25 Maret 2024, berhasil dihantam oleh sistem pertahanan udara Ukraina. Puing-puing rudal yang rusak parah jatuh ke tangan Angkatan Darat Ukraina. Ini adalah penggunaan rudal kedua yang diketahui publik, menyusul serangan lain di Kiev pada 7 Februari. Masih belum jelas apakah rudal Tsirkon yang jatuh berasal dari kapal perang permukaan, yang juga dikenal sebagai Object-100, atau Bastion Mobile Coastal Defense System yang dimodernisasi.
Dikutip Defense Express, dengan beberapa puing besar Tsirkon, memungkinkan Ukraina untuk melakukan analisis lebih dalam, termasuk menganalisis jenis mesin, bahan yang digunakan, sampai sistem pemandu yang digunakan.
Masih dari sumber yang sama, dari analisa puing, dapat diduga skema peluncuran Tsirkon, Setelah “mortir” memulai dan keluarnya roket dari peluncur, tahap percepatan mulai bekerja, yang memastikan bahwa Tsirkon dibawa ke ketinggian yang signifikan dan percepatan utamanya ke kecepatan yang setara dengan jet aliran langsung hipersonik dan mesin dapat mulai beroperasi.
Tsirkon yang terbang pada ketinggian beberapa puluh kilometer, mencapai kecepatan konstan hingga Mach 5,5. Penerbangan pada bagian ini dilakukan dalam suasana yang dijernihkan, sehingga mengurangi beban panas akibat gesekan dengan udara.
Namun kecepatan Mach 5,5 untuk Tsikon belum maksimal, karena pada fase terminal rudal ini mulai menukik dan berakselerasi hingga Mach 7,5 dalam waktu singkat. Pada saat ini, badan roket memanas hingga suhu maksimum yang dapat ditahan oleh lapisan insulasi panas khusus. Pada saat yang sama, sudah lebih dekat ke tanah, kecepatan rudal ini tidak lagi hipersonik, meskipun sangat tinggi, yakni Mach 4,5.
Namun kemungkinan nyata Tsirkon jauh lebih kecil daripada yang diumumkan oleh Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin, pernah membanggakan kecepatan motor roket Tsirkon hingga sampai Mach 9, yang pada kenyataannya belum dapat dicapai. (Gilang Perdana)
Itu menunjukkan bahwa kebanyakan Alutsista Rusia tidak sesuai dg Brosur yg tersedia, bahkan untuk varian yg dipakai oleh Rusia sendiri apalagi varian ekspornya.
Yg lebih parah, terlalu banyaknya Rusia bergantung pada rudal hipersonik yg sangat mahal hanya untuk menembus pertahanan udara Ukraina jelas bahwa Rusia tak punya kemampuan Superioritas udara bahkan jika pespur mereka lebih banyak dari punya Ukraina. Jika F-16 datang pada musim Panas nanti maka itu jelas akan menjadi pengubah keseimbangan dan bahkan mengubah Superioritas Udara yg diperebutkan menjadi milik Ukraina.
waaooo…serius nih Ukraina dapat menembak jatuh tsirkon dg rudal pertahanan udara? bukan nya menangkis Ama gedung GUR wkwkwkwk