Dari 628 Unit F-35 yang Dikirim untuk Militer AS, Hanya 51 Persen yang Punya “Combat Coded”
|Dari 1.000 unit yang telah diproduksi, Lockheed Martin telah menuntaskan pengiriman 628 unit jet tempur stealth F-35 Lightning II, khusus ke semua matra di militer Amerika Serikat. Namun, ada laporan mengejutkan datang dari Director of Operational Test and Evaluation (DOT&E) di Pentagon, yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 51 persen dari F-35 yang dikirimkan dalam kondisi siap untuk misi tempur.
Baca juga: Lockheed Martin Mulai Rakit Unit Ke-1000 Jet Tempur Stealth F-35 Lightning II
Faktanya, hanya 320 unit unit F-35 yang dapat diklasifikasikan dengan menyandang “combat-coded.” Data ini memprihatinkan, mengingat tolok ukur kemampuan operasional Pentagon ditetapkan minimal 65 persen pada armada F-35.
Seperti dikutip Bulgarianmilitary.com, yang lebih mengkhawatirkan adalah penurunan kemampuan operasional, sebagaimana dibuktikan oleh statistik bulan Maret tahun sebelumnya. Saat itu, laporan DOT&E menunjukkan bahwa 55 persen pesawat F-35 “siap tempur” yang mencerminkan penurunan kesiapan operasional sebesar 4 persen selama hampir setahun.
Namun ada lebih banyak masalah daripada yang terlihat, menurut laporan terbaru DOT&E. Dicatat bahwa hanya 51 persen dari pesawat F-35 yang dikirimkan dapat berhasil menyelesaikan setidaknya satu misi. Angka tersebut turun tajam ketika menangani dua atau lebih misi, yang merupakan atribut utama pesawat tempur siluman, dengan kesiapan anjlok hingga 30 persen.
Semakin memperkeruh gambaran tersebut, ada indikasi beberapa bulan yang lalu bahwa antara tahun 2022 dan 2023, 27 persen armada F-35 AS dilarang terbang, menunggu suku cadang pengganti.
Tahun lalu, program F-35 mengalami reaksi negatif, dipicu ketika F-35B milik Angkatan Laut AS menghilang secara misterius selama lebih dari sehari. Pejabat Departemen Pertahanan mengakui bahwa biaya besar yang dikeluarkan membuat pemeliharaan program F-35 yang dipimpin kontraktor tidak dapat dipertahankan.
Ada gelombang ketidakpuasan yang meningkat di antara faksi-faksi yang terlibat dalam program F-35. Tampaknya dinas militer mempunyai rekam jejak yang konsisten dalam hal kegagalan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas depot yang memadai.
Kesenjangan dalam operasional depo telah menyebabkan berbagai masalah, seperti lambatnya jadwal perbaikan, bertambahnya tumpukan komponen yang memerlukan perbaikan, dan menurunnya ketersediaan pesawat. Kapasitas depot yang tidak mencukupi ini berarti penurunan kemampuan misi F-35 sebesar 10 persen. (Gilang Perdana)
Lockheed Martin Telah Kirim 800 Unit F-35 Lightning II, Masalah Cacat Produksi Belum Teratasi
Pesawat baru terbit langsung digeber dipersiapkan buat perang jadi banyak masalah, repotnya lagi belum satupun yg dikirim buat perang sungguhan mampu pegang supremasi udara atau tidak belum terbukti sama sekali semua masih teori di atas kertas. Mending pespur Rusia sama2 baru langsung kirim buat perang, perkara ketembak jatuh atau apapun mereka bisa langsung evaluasi tanpa perlu malu dan gengsi.
indo beli ini? ajur cak ajur, mending beli rafale atau su-35, atau jf-17 untuk light combat (mumpung katanya ditawari produksi lokal juga) f-15 itu juga batalin aja dah mending tambahin pesanan rafale siapa tau didiskon
Wajarlah teknologinya masih baru gak kaya Flanker series paling banyak ditembak jatuh di Ukraina gara2 SAM
Menganggap pesawat Rusia jatuh hal yang wajar karena perang itu sama aja kalian membanggakan alutsista yang reputasi hancur dari awal
Bisa beli tapi juga mesti pikirin perawatan